Intisari-Online.com - Sebagai salah satu bagian penting dari Program Konektivitas Digital 2021, pemerintah Indonesia tengah menyiapkan satelit multifungsi bernama Satelit Indonesia Raya (SATRIA-1).
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menyebut, proyek pembangunan satelit yang telah direncanakan sejak 2015 tersebut saat ini sedang dalam tahap pembiayaan.
“Satelit Multifungsi SATRIA-1 yang dilakukan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) telah memasuki tahap pemenuhan pembiayaan proyek,” ujarnya dalam Peluncuran Program Konektivitas Digital 2021 melalui keterangan tertulis, Sabtu (27/2/2021).
Proyek kerja sama dengan PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) itu menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) yang diproduksi oleh Thales Alenia Space (TAS) di Prancis.
Baca Juga: Kemenkominfo Siap Lakukan Akselerasi Digital untuk Pemulihan Ekonomi
Selain HTS,digunakan juga teknologi rocket launcherFalcon 9-5500. Rocket launcher tersebut diproduksi oleh perusahaan transportasi luar angkasa asal Amerika Serikat (AS),Space-X.
Menurut Johnny, capital expenditure proyek ini sebesar 545 juta dollar AS atau setara dengan Rp 7,68 triliun.
Adapun nilai dari proyek tersebut terdiri dari porsi ekuitas sebesar 114 juta dollar AS atau setara dengan Rp 1,61 triliun, serta porsi pinjaman sebesar 431 juta dollar AS atau setara dengan Rp 6,07 triliun.
“Pinjaman ini didanai oleh sindikasi Bank Kredit Ekspor Perancis (BPI France) dan didukung oleh Banco Santander, HSBC Continental Europe, dan The Korea Development Bank (KDB). Porsi pinjaman komersial didanai oleh KDB dan bersama dengan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB),” jelas Johnny.
Baca Juga: Kemenkominfo: Satelit Satria Siap Jadi Tol Langit Penghubung Nusantara
Penandatangan dokumen pembiayaan atas proyek Satelit SATRIA-1 ini telah dilakukan pada Rabu, (24/2/2021).
Johnny menegaskan, dengan tersedianya pembiayaan atau financial closing atas SATRIA-1, diharapkan dapat memberikan gambaran akan kepercayaan institusi keuangan global kepada pemerintah dan iklim investasi di Indonesia.
MenghubungkanNusantara
SATRIA-1 yang digadang siap mengorbit pada Kuartal III tahun 2023 tersebut diharapkan mampu menjangkau hingga 150.000 dari total 501.112 titik layanan publik di Indonesia.
“Fasilitas internet pada 150.000 titik layanan publik tersebut terdiri dari 3.700 fasilitas kesehatan, 93.900 sekolah dan pesantren, 47.900 kantor desa dan kelurahan, dan 4.500 titik layanan publik lainnya,” jelas Johnny.
Total keseluruhan dari kapasitas transmisi satelit sebesar 150 Gbps, sehingga setiap titik akan mendapatkan kapasitas dengan kecepatan sebesar 1 Mbps.
Baca Juga: Menkominfo Temui Dubes Prancis Bahas Perkembangan Tiga Proyek Strategis
Selagi menunggu peluncuran SATRIA-1,BadanAksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfojuga menyediakan kapasitas satelit telekomunikasi dan layanan internet melalui kontrak pengadaan barang dan jasa dengan menetapkan enam pemenang tender pada 13 Januari 2021.
Enam pemenang tender proyek penyediaan kapasitas satelit telekomunikasi dan layanan internet tersebut menggunakan teknologi HTSdengan frekuensiKa-bandmaupunKu-Band.
Berdasarkan hasil tender, total kapasitas satelit tersebut sebesar 9 Gbps dan akan menyediakan akses layanan internet terhadap 4.574 lokasi di Indonesia.
Layanan kapasitas satelit yang telah beroperasi sejak September 2019 tersebut mendukung layanan transmisi dari proyek akses internet dan layanan base transceiver station (BTS)last-mile.
Sampai dengan Januari 2021, penyediaan kapasitas satelit telekomunikasi tahap I telah melayani sebanyak 5.224 lokasi akses internet dan 1.682 lokasi BTSlast-mile.
Penerima manfaat dari proyek penyediaan kapasitas satelit telekomunikasi dan layanan internet tersebut adalah instansi pemerintah daerah khususnya kantor desa, sekolah, puskesmas, layanan publik, serta masyarakat di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).