Seharusnya Kebal Covid-19, Seorang Petugas Medis di Meksiko Justru Hrus Menerima Perawatan Intensif Setelah Disuntik dengan Vaksin Pfizer Sampai Alami Gejala Ini

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Illustrasi Vaksin Covid-19
Illustrasi Vaksin Covid-19

Intisari-online.com - Kasus mengenai efek dari suntikan dari vaksin Covid-19 seringkali dilaporkan.

Kali ini menurut 24h.com.vn, pada Minggu (3/1/21), seorang petugas medis di Meksiko mengalami efek tak biasa dari vaksin Covid-19.

Otoritas Meksiko mengumumkan bahwa mereka sedang menyelidiki kasus seorang dokter wanita berusia 32 tahun yang mendapatan perawatan intensif.

Dia harus mendapatkan perawatan intensif, setelah menrima suntikan Pfizer BioNTech Covid-19.

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Ternyata Taj Mahal India Diincar Oleh kelompok Teroris Seperti ISIS hingga Tentara Militer Dikerahkan untuk Menjaga Tempat yang Simpan Misteri Bertahun-tahun Ini

Dokter wanita yang tidak disebutkan namanya, yang harus dirawat secara aktif di sebuah rumah sakit di negara bagian utara Nuevo Leon.

Dia dirawat setelah menunjukkan gejala kejang, sesak napas, dan ruam pada kulit.

"Diagnosis awal adalah ensefalitis," kata Kementerian Kesehatan Meksiko.

Meningitis adalah infeksi otak dan sumsum tulang belakang.

Baca Juga: Dikenal Jadi Satu-satunya Negara Maju di Asia Tenggara, Ternyata Singapura Hadapi Resesi Ekonomi Terburuk dengan -5,8%, Sementara Indonesia Hanya -3,49%

Tidak jelas mengapa satu suntikan vaksin Covid-19 dapat menyebabkan penyakit serius seperti dokter ini.

Kementerian Kesehatan Meksiko menambahkan bahwa dokter wanita tersebut memiliki riwayat reaksi alergi.

Dokter wanita tersebut menunjukkan gejala ensefalitis saat masih dalam follow up setelah vaksinasi.

Kasus tersebut saat ini sedang diselidiki oleh otoritas Meksiko.

"Kami memberikan pengobatan dengan obat anti inflamasi dan antikonvulsan untuk membantu mengurangi komplikasi," Kementerian Kesehatan Meksiko mengumumkan.

Saat ini tidak ada bukti bahwa orang yang mendapatkan vaksin Covid-19 dapat mengembangkan ensefalitis, tambah Kementerian Kesehatan Meksiko.

Vaksin di atas merupakan hasil kerja sama antara perusahaan farmasi AS Pfizer dan mitra Jerman BioNTech.

Vaksin ini telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) AS untuk penggunaan darurat.

Baca Juga: Bukannya Kebal 240 Orang Israel yang Disuntik Vaksin Pfizer Malah Positif Covid-19, Terkuak Ternyata Begini Cara Kerja dan Pembuatan Vaksin Pfizer yang Harus Disuntika 2 Kali ke Dalam Tubuh

Sementara Pfizer dan BioNTech belum memberikan komentar.

Lebih dari 126.500 orang telah meninggal karena Covid-19 di Meksiko, negara tetangganya.

Negara itu telah memberikan vaksin gelombang pertamanya kepada petugas kesehatan, sejak 24 Desember.

Sementara itu, Israel juga telah menggunakan vaksin ini untuk disuntikan pada seluruh rakyatnya, namun menurut Times of Israel sebanyak 240 orang justru positif Covid-19.

Vaksin Pfizer tidak dibuat dengan virus corona itu sendiri, artinya tidak ada kemungkinan siapa pun dapat tertular dari suntikan.

Sebaliknya, vaksin tersebut berisi potongan kode genetik yang melatih sistem kekebalan untuk mengenali protein berduri di permukaan virus itu.

Dengan demikian hal itu membuat antibodi untuk menyerang jika bertemu dengan yang asli.

Tetapi proses ini membutuhkan waktu, dan penelitian tentang vaksin sejauh ini menunjukkan kekebalan terhadap virus hanya meningkat sekitar 8-10 harisetelah suntikan pertama.

Baca Juga: Tahun 2020 DikenalJadi Tahun Terburuk dalam Sejarah Amerika, Ternyata Amerika Pernah Berulang Kali Alami Bencana Besar di Negaranya, Ini Dia Daftarnya

Kemudian hanya memiliki keefektifan sekitar 50 persen.

Inilah sebabnya mengapa dosis kedua dari vaksin, yang diberikan 21 hari setelah yang pertama, sangat penting.

Karena mampu memperkuat respons sistem kekebalan terhadap virus, membuatnya menjadi 95% efektif dan memastikan bahwa kekebalan bertahan.

Tingkat kekebalan ini hanya dicapai sekitar satu minggu setelah dosis kedua atau 28 hari setelah yang pertama.

Siapapun yang terinfeksi beberapa hari sebelum mendapatkan dosis pertama vaksin atau dalam minggu-minggu sebelum efektivitas penuh tercapai masih dalam bahaya mengembangkan gejala.

Artikel Terkait