Dia menunjukkan minat khusus pada burung lokal yang dikenal sebagai maleo yang hanya ada di Sulawesi.
Wallace menyadari betapa besar adaptasi yang telah dicapai spesies burung maleo di pulau itu.
Burung ini bahkan memanfaatkan energi panas bumi Sulawesi untuk menetaskan anak ayam baru.
Maleo tidak pernah duduk di atas telurnya. Sebaliknya, mereka menggunakan panas bumi untuk mengerami keturunannya.
Setelah menentukan tempat di pulau mana yang memiliki suhu optimal, burung-burung menggali tanah dan menyimpan telur yang akan menetas dalam waktu sekitar dua bulan.
Saat anak maleo keluar dari tanah, mereka sudah bisa terbang, memungkinkan mereka untuk tetap aman dari perburuan kadal.
Pertanyaan paling signifikan yang ingin dijawab Wallace di sini adalah mengapa hewan tertentu berasal dari tempat tertentu?
Itu adalah pertanyaan tentang korelasi.
Begitu pula dengan bagaimana spesies hewan dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka tinggal, wilayah geografis juga dipengaruhi oleh jenis hewan yang ada di sana, ujarnya.
Tidak satu pun burung yang mirip dengan maleo dapat ditemukan di Kalimantan, kata Wallace, hanya beberapa mil di sebelah barat Sulawesi.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR