Advertorial
Intisari-Online.com - Pada awal tahun 2020, MenteriKoordinator Kemaritiman dan Investasi IndonesiaLuhut Binsar Panjaitan membuat pernyataan yang mengejutkan.
Menurutnya,Indonesia harus memiliki nuklir agar bisa diperhitungkan negara lain.
"Kita tidak dianggap (karena tidak punya senjata nukulir)," kata Luhut padaSelasa (4/2/2020) seperti dikutip dari wartakota.tribunnews.com.
Bahkan keinginan Luhut itu sudah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo.
"Saya juga sebagai jenderal sudah terpikir itu, pengin juga (Indonesia) punya nuclear power," kata Luhut.
Nyatanya jauh sebelum keinginan Luhut ini terucap, Indonesia hampir pernah menguji coba bom Atom ciptaannya dan buat dunia merinding.
Awalnya pada tahun 1960, presiden pertama Indonesia, Soekarno sadar jika sebuah negara haruslah mempunyai kapabilitas dalam pengayaan uranium.
Maka pada tahun itu juga ia berhasil menjalin kerjasama dengan AS untuk pengembangan nuklir.
AS setuju membantu dalam hal pengayaan uranium.
Karena awalnya Indonesia hanya ingin menggunakan nuklirnya demi tujuan damai.
Tapi di tengah jalan kerjasama itu terganggu lantarantewasnya John F Kennedy yang dikenal akrab dengan Soekarno.
Kebijakan AS setelah tewasnya Kennedy berubah, termasuk menyoal pengayaan uranium Indonesia.
Soekarno geram, ia kemudian mengalihkan haluan tujuan nuklir Indonesia untuk dijadikan bom atom!
Secara rahasia, Soekarno kemudian menyuruh para ilmuwan Lembaga Tenaga Atom (LTA) Indonesia berguru ke China.
Ini karena negeri Tirai Bambu itu berhasil mengujicoba bom nuklirnya tahun 1964.
Hingga tiba saatnya November 1964.
Direktur Pengadaan Senjata Angkatan Darat, Brigjen Hartono mengumumkan Indonesia akan melakukan uji coba peledakkan bom nuklir miliknya pada tahun 1969 mendatang.
Dikutip dari nonproliferation.org, pengumuman itu kemudian dilanjutkan dengan pernyataan Soekarno pada tahun 1965 yang mengatakan "Sudah takdir Tuhan, Indonesia dapat membuat bom atomnya sendiri".
Soekarno menambahkan jika Indonesia membutuhkan bom nuklir untuk menjaga kedaulatan dan tanah air dari gangguan negara lain.
Pernyataan itu membuat negara-negara di dunia terhenyak seketika.
Dunia menjadi 'panas dingin', geger karena mengetahui hal itu.
Apalagi negara-negara Barat dan sekutunya.
Dalam benak mereka bergumam bagaimana bisa Indonesia negara yang merdeka kemarin sore sudah mampu membuat bom nuklir yang maha dahsyat itu.
Menteri Pertahanan Australia saat itu, Shane Paltridge berujar jika pernyataan Brigjen Hartono tak boleh dianggap enteng dan sepele.
Yang lebih pusing lagi tentunya Perdana Menteri Malaysia Tun Abdul Razak.
Ia merasa gelisah, terancam dan ketakutan karena bisa sajauji cobaledakkan nuklirIndonesia nanti dapat berdampak mengerikan bagi Malaysia.
AS yang tak mau uji cobaitu dilakukan langsung mendekati kembali Indonesia.
Melalu macam manuver politik, AS kemudian mendapat kesimpulannya sendiri jika Indonesia belum mampu untuk memproduksi bom nuklirnya sendiri.
Melihat celah itu maka pada September 1965, AS mau melanjutkan kerjasama pengayaan uraniumnya kembali dengan Indonesia.
Tapi dengan catatan, Indonesia harus mengizinkan jika badan atom internasional (IAEA) menginspeksi reaktor nuklirnya.
Hal itu bertujuan agar Indonesia tak jadi berusaha membuat bom nuklir.
Namun berakhirnya kekuasaanSoekarnokarena G30S/PKI tahun 1965 membuat semuanya buyar.
Suksesi kekuasaan pada Soeharto membuat program bom nuklirIndonesia mandek.
Sebabrezim Orde Baru sama sekali tak tertarik membuat nuklirmenjadi senjata.
Akan tetapi di era Soeharto, nuklir Indonesia digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, agrikultura, dan pembangunan ekonomi negara.
(Seto Aji/Sosok.ID)
(Artikel ini sudah tayang di Sosok.ID dengan judul "Menyoal Pernyataan Luhut Agar Indonesia Punya Senjata Nuklir, Siapa Sangka Negeri Ini Hampir Pernah Uji Coba Meledakkan Bom Atom Hingga Buat Dunia Bergidik")