Advertorial
Intisari-Online.com - Ketegangan antara India dan Chinamemuncak.
Ini dikarenakan setidaknya 20 tentara India tewas dalam pertarungan brutal tanpa senjata api dengan pasukan China di daerah perbatasan yang disengketakan.
China mengaku tentaranya juga menjadi korban tanpa menyebut jumlahnya.
Sejak itu, kedua militer dua negara saling bermusuhan dan melemparkan ancaman mematikan.
Bahkan ada menyebutkan bahwa bisa saja dua negara berperang di area perbatasan.
Di mana dua tetangga Asia yang bersenjata nuklir itu mengerahkan puluhan ribu pasukan di perbatasan antara wilayah Ladakh India dan dataran tinggi Tibet China, meningkatkan risiko konfrontasi lebih lanjut sambil mencari cara untuk mengurangi ketegangan.
Setelah berbulan-bulan mengalami kemajuan yang tidak menentu, kedua belah pihak sedang membahas penarikan militer dari gurun dataran tinggi di mana suhu telah turun hingga 18 derajat di bawah Celcius.
Hal itu menurut tiga pejabat Pemerintah India.
Dan kini akhirnya dua negara berusaha untuk mengakhiri kebuntuan militer di Himalaya Barat.
Baik India dan China sedang merumuskan rencana pembuatan zona tanpa patroli, menarik tank dan artileri, dan menggunakan drone untuk memverifikasi penarikan itu.
"Kami memiliki rencana tegas untuk penarikan (pasukan)."
"Hal itu sedang dibahas secara internal di kedua sisi," kata salah satu pejabat Pemerintah India, yang berbicara tanpa menyebut nama karena sensitivitas situasi, kepadaReuters, Jumat (13/11/2020).
Berdasarkan rencana yang tertuang dalam pertemuan para komandan tertinggi India dan China pada Jumat (6/11/2020) pekan lalu, kedua belah pihak akan mundur dari kawasan Danau Pangong Tso yang diperebutkan dan membentuk zona penyangga.
Tentara China akan membongkar struktur pertahanan di beberapa tanjakan berbukit yang menghadap ke Danau Pangong Tso dan mundur, para pejabat Pemerintah India menjelaskan tentang isi pertemuan tersebut.
Pasukan India, yang telah menempati posisi di ketinggian di tepi Selatan Danau Pangong Tso, juga akan mundur.
Selain itu, kedua belah pihak akan berhenti melakukan patroli di bagian tertentu.
Perbatasan India-China sepanjang 3.800 km dalam posisi sengketa, dan kedua negara berperang pada 1962.
Meskipun terjadi insiden berulang selama bertahun-tahun, pasukan dari kedua pihak sebagian besar mematuhi protokol lama untuk menghindari penembakan senjata di perbatasan.
Tapi, beberapa tembakan peringatan terjadi pada September lalu.
Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan India menolak mengomentari secara spesifik negosiasi terbaru dengan China.
"Ketika kami memiliki sesuatu untuk dibagikan."
"Kami akan berbagi."
"Pembahasan sedang berlangsung," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri India Anurag Srivastava kepadaReuters.
Ketiga pejabat Pemerintah India mengatakan, komandan militer dari kedua belah pihak dapat bertemu dalam waktu seminggu ke depan untuk diskusi lebih lanjut tentang penarikan pasukan.
Tidak hanya pasukan, tank dan artileri yang telah dikerahkan oleh kedua pihak setelah bentrokan pada Juni lalu akan dipindahkan dari garis depan.
China dan India juga membahas cara untuk memverifikasi penarikan pasukan termasuk penggunaan drone di wilayah sengketa pada waktu tertentu setiap hari..
"Jika Anda akan membangun zona penyangga, verifikasi adalah kuncinya," kata pejabat Pemerintah India.
(S.S. Kurniawan)
(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Akhiri kebuntuan, India dan China siap tarik pasukan dari perbatasan sengketa")