Advertorial
Intisari-Online.com- Baru pertama kali terjadi dalam sejarah,Api Abadi Mrapen di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, mati total.
Api abadi Mrapen dilaporkan padam total pada Jumat (25/9) lalu. Dulu, Api Abadi Mrapen pernah meredup tapi tak sampai padam.
"Api padam total baru terjadi kali ini. Di tahun 1990-an atau kalau tidak salah ingat di tahun 1996, Api Abadi Mrapen pernah berkurang Intensitas debit gasnya, tapi tidak sampai membuat padam," kata Kasi Energi ESDM Wilayah Kendeng Selatan Sinung Sugeng Arianto saat saat meninjau lokasi,Jumat (2/10).
Sinung menyebut pada 1996 itu, upaya memulihkan api abadi dilakukan dengan pengeboran sehingga gas kembali keluar.
Pengeboran itu dilakukan hingga kedalaman 20 meter.
"Setelah dibor ternyata keluar gasnya, intensitas nyala api kembali berkobar. Di tahun itu tidak sampai padam, padam total baru terjadi kali ini," jelas Sinung.
Kepala Desa Manggarmas Ahmad Mufid menyebut api sempat meredup hingga padam total.
"Sudah sepekan ini apinya padam dan belum menunjukkan tanda-tanda nyala api," kata Mufid.
Di sisi lain, Sinung Sugeng Arianto, mengungkap dugaan penyebabnya. "Adapun dari pengecekan awal itu memang apinya padam karena tidak ada suplai gasnya. Laporan yang kami terima," ujar Sinung.
Dia mendapat laporan Api Abadi Mrapen padam sejak 25 September 2020.
Dia menyebut terdapat aktivitas pengeboran untuk mencari sumber mata air di dekat lokasi sebelum api abadi ini padam total. Jarak lokasi keduanya sekitar 200 meter.
"Sebelumnya pada tanggal 12 September ada aktivitas pengeboran pencarian sumber mata air di dekat lokasi api abadi ini," jelasnya.
Sinung menjelaskan aktivitas pengeboran tersebut menyebabkan semburan air setinggi 50 meter.
Selain itu, lanjut Sinung, terdengar pula suara gemuruh dari dalam tanah dan tercium bau gas hidrokarbon saat pengeboran itu berlangsung.
"Tapi itu belum bisa dikatakan penyebab utamanya, masih indikasi atau dugaan awal ya," terangnya.
Bisa Dipulihkan
Menurut Sinung, ada beberapa opsi untuk memulihkan sumber api abadi.
Tapi memerlukan kajian teknis yang matang.
Salah satunya dengan mencari sumber gas baru di dekat lokasi saat ini.
Terpisah, Pejabat sementara (Pjs) Bupati Grobogan, Haerudin, menambahkan akan ada upaya percepatan agar api abadi kembali menyala.
Dia mengungkap perlu kajian mendalam terkait upaya tersebut.
"Tadi saya sudah ke sana meninjau lokasi. Yang paling logis yakni mencari sumber gas baru yang kemudian nanti disalurkan ke titik lokasi Api Abadi Mrapen. Tapi itu teknis banget, perlu kajian dan perhitungan yang matang," kata Haerudin.
Untuk diketahui, Api Abadi Mrapen ini kerap menjadi sumber api obor beberapa acara nasional dan internasional.
Misalnya saja, pesta olahraga internasional Ganefo pada 1 November 1963, dengan jumlah peserta 2.700 atlet dari 51 negara di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin.
Kemudian Pekan Olahraga Nasional (PON) XVI 23 Agustus 1996. Setiap tahun, api abadi dari Mrapen ini juga digunakan untuk obor upacara Hari Raya Waisak bagi umat Buddha.
Lokasi api abadi Mrapen ini pun sudah menjadi destinasi wisata, namun selama pandemi virus COVID-19 objek wisata ini ditutup.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Baru Pertama dalam Sejarah Api Abadi Mrapen Padam, Ini Dugaan Penyebabnya