Advertorial
Intisari-Online.com -Sebuah peristiwa tak terduga sekaligus brutal terjadi pada seorang pejabat Korea Selatan yang hendak membelot ke Korea Utara.
Peristiwa tersebut disebut benar-benar tidak terduga sebab sang pembelot justru dihabisi oleh negara yang menjadi tujuannya.
Ya, tentara Korea Utara menghabisi sang pembelot tepat saat kakinya baru saja menginjakan kakinya di negeri yang berada di bawah kekuasaan Kim Jong-Un tersebut.
Bahkan cara menghabisi nyawa sang pembelot pun terbilang sangat keji, bahkan disebut brutal oleh pihak Korea Selatan.
Tubuh korban disebut 'dibakar di dalam air' setelah sebelumnya ditembak mati nyaris tanpa peringatan sama sekali.
Sebuah situasi yang aneh mengingat fakta justru menguatkan dugaan bahwa korban hendak membelot ke Korea Utara.
Hal ini diperkuat oleh kesaksian kapal patroli di dekat perbatasan.
Lalu, kalau memang sang pejabat hendak berkhianat dan bergabung dengan Korea Utara, mengapa tentara Kim Jong-Un malah menghabisinya?
Berdasarkan pernyataan Seoul, pria itu disebut menghilang dari kapal patroli dekat perbatasan, dan ditemukan di perairan Utara.
Berdasarkan intelijen yang diterima Korea Selatan, militer Korea Utara menembak lelaki itu dan kemudian menyiramkan bensin sebelum membakarnya.
Kabar itu muncul setelah Pyongyang dilaporkan menerapkan perintah "tembak mati" di perbatasan demi mencegah masuknya virus corona.
Apa yang dikatakan Korea Selatan?
Dilansir BBC Kamis (24/9/2020), Seoul menerangkan pria yang ditembak mati dan dibakar itu merupakan pejabat di departemen perikanan.
Saat kejadian, dia mengendarai kapal patroli dan berada sekitar 10 km di perbatasan, dekat dengan Yeonpyeong pada Senin (21/9/2020).
Korban yang diidentifikasi berusia 47 tahun itu meninggalkan sepatu ke kapal, sehingga diyakini dia hendak membelot ke Korut.
Kementerian pertahanan menjelaskan, kapal patroli dari Utara kemudian menemukan laki-laki itu pada Selasa sekitar pukul 15.30 waktu setempat (22/9/2020).
Mereka mengenakan masker ketika menanyai pria itu, sebelum kemudian mendapat perintah dari "otoritas tertinggi" agar lelaki itu ditembak mati.
Tentara Korut kemudian membakar jenazahnya di dalam air, di mana langkah tersebut merupakan bentuk pencegahan Pyongyang terhadap virus corona.
Seperti apa reaksi yang muncul?
Pemerintah "Negeri Ginseng" menyatakan, mereka "mengecam aksi brutal tersebut dan mendesak Utara untuk memberi penjelasan dan menghukum pelakunya".
Dewan Keamanan Nasional Korsel mengatakan, seharusnya negara tetangganya itu tidak bisa membunuh dan membakar begitu saja warga sipil.
"Aksi militer semacam ini jelas merupakan pelanggaran hukum internasional," ujar sekretaris jenderal dewan keamanan nasional, Suh Choo-suk.
Dia menegaskan pemerintah Korsel tidak akan segan-segan melontarkan balasan jika Korut sampai mengancam dan menyakiti warga mereka.
Insiden pada Selasa itu merupakan yang kedua pasukan Korea Utara menembak mati warga sipil Korsel, di mana yang pertama terjadi pada 2008 di Gunung Kumgang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pejabat Korea Selatan Ditembak Mati dan Dibakar Korea Utara Saat Hendak Membelot".Penulis : Ardi Priyatno UtomoEditor : Ardi Priyatno Utomo