Advertorial
Intisari-online.com - Isu warga Timor Leste yang ingin kembali bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mencuat.
Pasalnya, negara yang baru merdeka 21 Tahun lalu itu termasuk ke dalam negara termiskin di dunia.
Masih jelas dalam ingatan ketika warga Timor Leste ngotot ingin pisah dari Indonesia.
Bahkan Timor Leste menilai Indonesia sebagai negara penjajah.
Melalui refrendum yang dimotori Australia dan Portugal, tepat tanggal 30 Agustus 1999 Timor Leste resmi berpisah dari Indonesia.
Serambinews.com pada tanggal 1 September 2020 lalu, menebitkan sebuah artikel berita yang berjudul, “Dulu Ngotot Pisah, Kini Warga Timor Leste Ingin Kembali Bergabung dengan Indonesia, Ini Alasannya,”.
Pegiat media sosial dan penulis, Denny Siregar, turut berkomentar soal keinginan warga Timor Leste yang ingin kembali bergabung dengan NKRI.
Melalui akun Twitternya, @DennySiregar7 pada Kamis (3/9/2020) me-repost berita Serambinews.com dan turut berkomentar soal Timor Leste.
“Menjadi salah satu negara termiskin di dunia, Timor Leste nyesal pisah dari Indonesia. Kalian sih percaya gombalan Australi. Makan tuh, mereka habis manis sepah dibuang,” tulisnya.
Sementara itu, politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean juga turut berkomentar persoalan Timor Leste yang ingin kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.
Dalam akun Twitternya @FerdinandHaean3, ternyata ia sejutu jika Indonesia menerima kembali Timor Leste menjadi bagian dari NKRI.
“Timor Leste ini sebuah wilayah tak punya sumber daya alam memadai, tanah tak begitu subur bahkan kering. Inilah akibat dari nasionalisme sempit yg tak melihat realita akhirnya kesulitan. Secara pribadi sy mendukung Timor Leste kembali ke Indonesia,” tulisnya.
Isu soal warga Timor Laste belakangan ini memang mencuat dan menyita perhatian masyarakat luas, meski telah dikonfirasi Kominfo sebagai Hoaks.
Bagaimana tidak, sudah 21 tahun Timor Leste berdiri sendiri sebagai negara merdeka.
Namun bukannya makmur, Timor Leste malah terpuruk menjadi negara termiskin di dunia.
Meski telah menjadi provinsi ke-27 kala itu, gejolak yang terjadi selama 25 tahun di kawasan tersebut membuat mereka ingin menjadi negara merdeka.
Meski telah mejadi negara merdeka dan terlepas dari Indonesia, Timor Leste baru mendapatkan pengakuan dunia 3 tahun kemudian.
Atau tepatnya pada tahun 2002, selepas referendum diadakan di wilayah yang dulunya bernama Timor Timur tersebut.
Ternyata meski telah menjadi sebuah negara sendiri selama 21 tahun, fakta menarik terungkap akhir-akhir ini.
Banyak isu mengenai warga negara Timor Leste memilih untuk bergabung dengan Indonesia kembali bila diberi kesempatan kedua.
Hal tersebut pun menggemparkan banyak pihak lantaran getolnya warga Timor Leste pada akhir abad ke 20 lalu yang menginginkan kemerdekaan sebagai sebuah negara.
Namun ternyata fakta yang diungkap oleh bank dunia ini menjadi bukti kuat alasan banyak warga Timor Leste ingin kembali ke pelukan Ibu Pertiwi.
Mengutip dari Kompas.com yang melansir dari laporan United National Development Programme (UNDP), Timor Leste berada di peringkat 152 negara sebagai negara termiskin di dunia dari 162 negara.
Hal itu sangat jomplang dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Laman Heritage bahkan menyebutkan skor kebebasan ekonomi Timor Leste adalah 45,9.
Skor tersebut menjadikan negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia tersebut menduduki peringkat 171 negara di dunia dalam indeks 2020.
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di Timor Leste diungkap sebagai sebabnya, lantaran lemah meski ada peningkatan sejak tahun 2009.
Tak hanya itu saja, perekonomian negara tersebut hanya bergantung pada pengeluaran pemerintah.
Sedang dana masuknya hanya diperoleh dari Dana Perminyakan saja.
Dengan kata lain seperti apa yang diungkap dari laporan resmi Bank Dunia tahun 2020, menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Timor Leste paling lambat dibanding dengan negara Asia Tenggara lainnya.
Oleh sebab itu, negara dengan nama resmi Republica Democratica de Timor Leste masuk dalam daftar negara paling miskin di dunia.
Angka PDB per kapita Timor Leste diperkirakan akan mencapai 2.356 dollar AS atau sekitar Rp 34,23 juta (kurs Rp 14.532) pada Desember 2020.
Capaian itu masih di bawah pendapatan per kapita Indonesia pada tahun 2019 lalu sebesar 4.174,9 dollar AS atau sekitar Rp 60 juta.
Sejumlah sektor ekonomi Timor Leste sebenarnya masih sangat bergantung pada Australia dan Indonesia, terutama barang-barang impor.
Timor Leste sendiri masih mengandalkan pemasukan dari hasil minyak.
Pada tahun 2019 lalu, produksi minyak Timor Leste mencapai 38 juta barel setara minyak (BOE) yang banyak dikerjasamakan dengan Australia.
Sementara itu, mengutip data Timor Leste Economic Report yang dirilis Bank Dunia pada April 2020, ekonomi Timor Leste bakal semakin terpuruk di 2020 karena pandemi virus corona (Covid-19) dan kondisi politik yang belum stabil.
Pemerintah Timor Leste sudah mencairkan dana sebesar 250 juta dari Petroleum Fund di mana 60 persennya digunakan untuk penanganan Covid-19.
Hambatan lain untuk kebebasan ekonominya adalah korupsi yang merajalela dan tidak efektifnya peradilan, sehingga melemahkan integritas pemerintah. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Artikel ini pernah tayang di Serambi News dengan judulIsu Timor Leste Ingin Gabung dengan Indonesia, Denny Siregar: Percaya Gombalan Australia, Makan Tuh!