Advertorial
Intisari-online.com - Saat ini China mungkin adalah dominasi terbesar yang lahir dari benua Asia, semua itu berawal ketika China masuk Organisasi Perdagangan Dunia awal tahun 2000-an.
Tidak ada yang menyangka, bahwa negara berkembang itu kini telah berubah menjadi negara perkasa seperti yang dilihat saat ini.
China tumbuh sebagai negara berkembang tahun 1970-an, dan perlahan membuka diri ke Barat.
Perubahan terjadi secara bertahap, tahun 1990-an China secara serius ingin membawa negara itu ke arah dunia modern.
Menurut Forbes pada tahun 1980, PDB China berada di bawah 90 miliar dollar AS, tetapi saat ini jumlahnya lebih dari 12 triliun.
Dunia bahkan belum pernah melihat pertumbuhan ekonomi sebesar itu, dalam waktu sesingkat itu.
Tetapi hal itu tampaknya tak cukup untuk meredam ambisi China yang ternyata lebih besar daripada itu.
Menurut Japan Times, sebuah kiasan lama dalam debat AS, tentang masalah itu adalah bahwa China sendiri tidak tahu apa yang ingin dicapai.
Para pemimpinnya juga belum menentukan seberapa jauh pengaruh Beijing yang harus di jangkau.
Namun, semakin banyak bukti yang dikumpulkan dan ditafsirkan oleh para ahli, pemerintah Tiongkok memang mengincar untuk memiliki kekuatan global.
Meski mungkin keunggulan global pada generasi berikutnya, membalikan sistem internasional yang dipimpin Amerika dan setidaknya tatanan dunia.
Banyak media internasional, seperti Bloomberg, Japan Times, New York Times, hingga Forbes, mengungkap rencana China untuk menguasai dunia tahun 2049.
Menurut Forbes, dalam The Hundred-Year Marathon, Milchael Pillsbury China memiliki strategi terperinci untuk mengalahkan AS sebagai kekuatan dunia.
Mereka menargetkan tahun 2049, bertepatan dengan seratus tahun revolusi komunis di China.
Strategi itu telah didokuentasikan dengan baik dalam literatur Tiongkok, diterbitkan dan disetujui organisasi Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok, selama 50 tahun.
Dalam pidato Xi Jinping di Kongres Partai ke-19 pada Oktober 2017, Pada tahun 2049, Xi berjanji akan membawa China menjadi pemimpin global dalam hal kekuatan dan pengaruh internasional.
Michael Pillsbury mengatakan Xi Jinping benar-benar melihat ini sudah menjadi takdir China, dan dirinya sebagai pemimpin yang mewujudkannya.
Selama 20-30 tahun China hampir memiliki semua yang dibutuhkan, secara teknologi dan lainnya dengan Barat.
Para rezim Tiongkok menyadari kebangkitan ekonomi dan militer diperlukan, setelah melihat semua itu telah dilakukan Washington dan sekutunya.
Aliansi Amerika dipandang tidak menjaga perdamaian dan stabilitas, mereka dianggap menghalangi potensi China dan mencegah negara Asia memberikan haknya pada Beijing.
Visi Xi Jinping tentang Partai Komunis Tiongkok bukan lagi untuk mengendalikan negaranya.
Pada akhirnya itu telah memengaruhi, dan bahkan mengendalikan seluruh dunia, dan ini merupakan intruksi seluruh anggota partai.
Maka tak heran ambisi China dengan menebar pengaruhnya ke seluruh dunia, konfrontasi di Laut China Selatan, hingga proyek jalur sutera, Belt and Road Initiative hingga diplomasi jebakan utang dilakukan oleh China.