Advertorial
Intisari-Online.com - Korea Utara dikenal sebagai salah satu negara dengan kekuatan militer terbaik di dunia.
Bahkan negara ini disebut mempunyai senjata nuklir yang sangat berbahaya.
Tak heran militer Amerika Serikat (AS) dan Rusia selalu waspada pada negara Kim Jong Un ini.
Nah, berbeda dengan Korea Utara, Korea Selatan tidak memiliki nuklir.
Militer Korea Selatan pun disebut selalu berada di bawah militer Korea Utara.
Melihat hal ini, militer Korea Selatan pun bekerja keras untuk bisa menyaingi militer Korea Utara.
Apalagi KoreaSelatan semakin menyadari ancaman yang datang dari Korea Utara.
Oleh karenanya, saat ini Negeri Ginseng disebut sedang mengembangkan sistem pertahanan ala Iron Dome milik Israel demi menangkal artileri jarak jauh Korea Utara.
MelansirYonhap, sistem pertahanan baru ini akan disiapkan dalam lima tahun ke depan agar siap mempertahankan infrastruktur inti negara di kawasan ibu kota.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Kementerian Pertahanan saat meluncurkan cetak biru pertahanan hari ini, Senin (10/8/2020).
Korea Selatan yang baru saja meluncurkan cetak biru pertahanan untuk 2021-2025 juga menjelaskan secara resmi akan memulai prosedur untuk memperoleh kapal induk ringan tahun depan dan memulai produksi jet tempur lokal yang saat ini sedang dalam proses pengembangan.
Dalam pedoman pertahanan baru tersebut, Korea Selatan menganggarkan pengeluaran sebesar 300,7 triliun Won atau sekitar US$ 253 miliar.
Jumlah ini mengalami kenaikan rata-rata 6,1% selama lima tahun ke depan.
Dari total anggaran tersebut, 100 triliun Won dialokasikan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan.
Sedangkan 200 triliun Won sisanya untuk manajemen kekuatan.
Khusus untuk teknologi Iron Dome versi Korea Selatan, diharapkan mulai berlaku pada akhir 2020-an atau awal era 2030-an.
Bukan cuma itu, sistem peluru kendali jarak jauh untuk jet tempur juga akan disiapkan.
Kementerian Pertahanan juga akan berfokus pada produksi pesawat tempur dalam negeri yang jika selesai nanti akan menjadikan Korea Selatan sebagai negara ke-13 di dunia yang memiliki pesawat tempur buatan sendiri.
Melalui proyek KF-X dengan nilai hingga 8,8 triliun Won pada tahun 2016 silam, Korea Selatan berniat menggantikan armada pesawat F-4 dan F-5 dengan pesawat tempur buatan anak bangsa.
Bulan lalu Korea Selatan mengumumkan bahwa mereka telah mampu mengembangkan roket luar angkasa berbahan bakar padat di bawah pedoman rudal baru dari Amerika Serikat.
Roket ini nantinya diharapkan mampu meningkatkan kemampuan intelijen, pengawasan, dan pengintaian militer.
Tujuan berikutnya dari proyek ini adalah untuk mengoperasikan satelit pengintai militer dan pesawat pengintai tanpa awak pada tahun 2025.
Satelit pengintai kecil juga akan dikembangkan untuk memantau wilayah Semenanjung Korea dengan aktual.
Angkatan Laut juga tidak luput dari perhatian pemerintah.
Pasukan yang akan sibuk di Laut China Selatan ini akan segera mendapatkan dua kapal selam baru selama periode tersebut, masing-masing berukuran 3.600 ton dan 4.000 ton.
Pedoman pertahanan dan keamanan Korea Selatan di periode ke depan terlihat sangat menonjolkan pengadaan armada militer baru.
Tentunya hal ini dalam rangka mempersiapkan kemungkinan terburuk akibat panasnya tensi di Laut China Selatan.
(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Hadapi ancaman Korea Utara, Korea Selatan siapkan ini")