Advertorial

Negara Superior Sudah Kirim Pasukan Tempurnya, Wilayah yang Amat Dekat dengan Indonesia Ini Diprediksi Jadi Lokasi Perang Dunia III, Ahli Ungkap Prediksinya

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Tokoh utamanya adalah China, negeri panda ini menjadi poros utama gejolak negara-negara di dunia saat ini.
Tokoh utamanya adalah China, negeri panda ini menjadi poros utama gejolak negara-negara di dunia saat ini.

Intisari-online.com -Negara Superior Sudah Kirim Pasukan Tempurnya, Wilayah yang Amat Dekat dengan Indonesia Ini Diprediksi Jadi Lokasi Perang Dunia III, Ahli Ungkap Prediksinya.

Mendengar istilah perang mungkin akan membuat pikiran kita bergejolak, karena jelas dampaknya sugguh luar biasa.

Tentu masih terbesit dalam pikiran kita bagaimana bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki berimbas pada hancurnya Jepang.

Banyak jiwa digambarkan hidup dalam kondisi mengerikan usai bom tersebut dijatuhkan.

Meskipun era perang telah berakhir, faktanya situasi dunia saat ini sedikt bergejolak.

Baca Juga: Indonesia Juga Masuk Daftar, Inilah 18 Negara yang Kisruh Soal Sengketa Wilayah dengan China, Korea Utara yang Sobat Dekat Pun Juga Bermasalah dengan China

Tokoh utamanya adalah China, negeri panda ini menjadi poros utama gejolak negara-negara di dunia saat ini.

Klaim atas Laut China Selatan yang dilakukan China membuat beberapa negara meradang, terlebih Amerika yang terang-terangan menyatakan permusuhan pada China.

Melansir The Sun, pada pekan lalu kapal induk Amerika berlayar melalui Laut China Selatan, setelah menuduh China mengkampanyekan bullying.

Tak terima dengan pernyataan itu, Tiongkok mengadakan latihan langsung di lokasi rahasia di kawasan itu.

Baca Juga: Memang Sering Bikin Ulah, Tapi Polah Tiongkok Ini Benar-benar Keterlaluan Sampai Negara Sesuci Vatikan Jadi Korbannya, Rupanya Karena Permasalahan Sensitif Ini China Berani Nakal

Dari latihan itu ada 3.000 rudal yang sasaran tembaknya diarahkan ke laut.

Hal itu menandakan bahwa China bersiap untuk melakukan perlawanan pada musuh yang berada di laut.

Sementara itu, negara seperti China, Taiwan, Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam mengklaim memiliki hak yang sama atas wilayah maritim itu,

Negara lain pun turut tertarik mempertahankan akses jalur laut di daerah itu karena memang sangat strategis.

Diperkirakan perdagangan yang melintasi jalur tersebut mencapai 3,4 triliun dollar AS setiap tahunnya.

Selain itu, kawasan itu diyakini menyimpan kekayaan alam yang tak terhitung jumlahnya, seperti Ikan serta cadangan minyak dan gas.

Baca Juga: Tak Disangka, Indonesia Pernah Nyaris Menyulut Perang Dunia III Berawal dari Amukan Presiden Soekarno Pada Negeri Jiran, Malaysia Sampai Minta Bantuan Inggris, Australia dan Selandia Baru

Menurut South China Morning Post, Michael Austin seorang rekan di Haanover Institution Universitas Stamford mengatakan.

"Anda memiliki pulau yang diperebutkan, Anda memiliki intimidasi ini akan membuat hubungan memburuk," katanya.

"Baik Beijing maupun Washington keduanya mungkin tidak akan terlibat perang, tetapi situasinya bisa berubah sewaktu-waktu," tandasnya.

Sebagai bagian dari rencana strategis China untuk membangun banyak pulau di Laut China Selatan, wilayah ini bisa menjadi medan pertempuran.

Langkah ini merupakan taktik yang dibenci oleh Amerika, Prancis dan Inggris.

Menurut Menteri Luar Negeri Amerika, Mike Pompeo, menuduh China melakukan pengejaran yang melanggar hukum

Baca Juga: Gejolak Perang Mulai Terasa, Negara Sekelas Vietnam Saja Sampai Rela Ngutang Rp36 Miliar untuk Rombak Kekuatan Militernya, Tak Sudi Dipecundangi China

David Ochmanek, seorang peneliti mensimulasikan bagaimana konflik 15 tahun antara China dan AS.

"Katakanlah pada 2005, jika kita menjalankan skenarion tahun 2010, kemampuan China tidak akan matang sepenuhnya," katanya.

"Apa yang Anda lihat bukanlah kebuntuan, bukan kemenangan atau kekalahan yang jelas dari kedua belah pihak, tetapi jumlah korban mengejutkan AS," katanya.

"Kematian pasukan China juga bertambah secara dramatis," imbuhnya.

"Ketika kami memajukan waktu di masa depan dan melihat keseimbangan tahun 2020, 2025, dan 2030, jelas kemenangan direngkuh China," jelasnya.

"Karena peralatan tempur China dirancang khusus untuk beroperasi di Laut China Selatan," tutupnya.

Untuk diketahui, wilayah ini berada di Utara wilayah Indonesia, dekat dengan kepulauan Natuna.

Saat ini negara besar seperti Inggris, Australia dan Amerika sudah kirim armada tempurnya untuk beroperasi diwilayah inidan menekan pergerakan China.

Namun, China yang merasa kawasan ini adalah miliknya percaya diri beroperasi di Laut China Selatan bahkan mengabaikan hukum internasional.

Artikel Terkait