Advertorial

Sungguh Mencurigakan Perilaku Malaysia, Saat Negera Lain Kebakaran Jenggot Soal Aksi China di Laut China Selatan, Mengapa Negara itu Justru Diam Saja?

Tatik Ariyani

Editor

Sungguh Mencurigakan Perilaku Malaysia, Saat Negera Lain Kebakaran Jenggot Soal Aksi China di Laut China Selatan, Mengapa Negara itu Justru Diam Saja?

Intisari-Online.com -Konflik antara China dengan berbagai negara di Laut China Selatan soal kepemilikan wilayah telah lama menjadi perhatian banyak pihak.

Bukan hanya dikhawatirkan akan memicu lahirnya perang senjata, tapi juga mengancam keamanan di kawasan yang sangat vital bagi lalulintas perdagangan dan transportasi dunia itu.

Namun, di saat banyak negara menentang aksi China di Laut China Selatan, Malaysia justru seperti 'adem ayem' tanpa melakukan protes.

Kebijakan Malaysia soal Laut China Selatan yang sedang memanas makin disorot.

Baca Juga: Ketika Indonesia Ada Ribuan Kasus Covid-19 Setiap Harinya, di Thailand Belum Ada Kasus Penularan Lokal Selama 7 Minggu, Diduga Kebiasaan Ini Jadi Penyebabnya

Mantan Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman sampai harus menegur Menlu Malaysia saat ini Hishammuddin Hussein soal hal tersebut.

Terlebih Amerika Serikat kian mengeraskan posisinya melawan China atas jalur perairan yang disengketakan tersebut.

Anifah, yang adalah menteri luar negeri selama sembilan tahun hingga jatuhnya pemerintahan mantan pemimpin Malaysia Najib Razak dalam pemilihan Mei 2018, memperingatkan Hishammuddin pada hari Kamis karena mengatakan kapal-kapal China tidak menyusup ke perairan Malaysia selama 100 hari terakhir.

Padahal gambar dan penampakan satelit sudah jelas menunjukkan hal yang sebaliknya.

Baca Juga: Covid Hari Ini 18 Juli 2020: Punya 83.130 Kasus Hanya dalam 4 Bulan, Indonesia Hampir Salip China, serta Surabaya Nyaris Tembus 18.000 Kasus Positif

“Saya terkejut dengan pernyataan menteri. Dia bisa menyangkal atau tidak mengetahui fakta. Lebih buruk lagi, ia bermain politik dengan kepentingan maritim dan strategis Malaysia,” kata Anifah.

Hishammuddin sendiri menjadi Menlu Malaysia sejak bulan Maret.

Sebelumnya ia adalah Menteri Pertahanan saat pemerintahan Najib.

Baca Juga: Maju dalam Pemilihan Wali Kota Solo,Gibran Rakabuming Berpotensi Jadi Calon Tunggal, Apa yang Akan Terjadi Jika Pilkada Hanya Diikuti Calon Tunggal?

Dia mengatakan pada hari Rabu bahwa dalam 100 hari pertamanya di kantor, "kapal Tiongkok belum terlihat di perairan kita".

“Jadi bagaimana kita mengatur ini? Ini adalah antara kami dan kepemimpinan China. Pendirian saya sangat jelas, kami tidak akan berkompromi dengan kedaulatan kami," kata dia seperti dikutip kantor berita nasional Bernama.

Malaysia dan Brunei adalah dua dari empat negara Asia Tenggara yang menentang klaim ekspansif Beijing di Laut China Selatan yang tiap tahunnya dilewati arus perdagangan senilai US$ 3,4 triliun setiap tahun.

Tetapi tidak seperti Vietnam dan Filipina, mereka telah membuat beberapa pernyataan publik tentang masalah ini, bahkan ketika Beijing membangun pulau buatan dan mengirim penjaga pantai dan kapal penelitian ke daerah yang kaya sumber daya untuk memperkuat klaimnya.

Sebuah laporan pemerintah Malaysia pekan lalu menyatakan bahwa penyerbuan ke zona ekonomi eksklusif Malaysia oleh kapal-kapal China telah terjadi 89 kali antara 2016 dan 2019.

Baca Juga: India vs China: Inilah 4 Alasan Mengapa India Mustahil Mengalahkan Perang Melawan China, Meski Sudah Mulai Boikot Barang-barang China dan Perkuat Persenjataan

Liew Chin Tong, mantan Wakil Menteri Pertahanan di bawah Pakatan Harapan, mengatakan pernyataan Hishammuddin mungkin dibuat dengan maksud menghilangkan masalah tanpa terekspos.

"Saya berharap dia dan kementerian luar negeri terus terang," kata Liew.

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Negara lain naik pitam soal aksi China di Laut China Selatan, kok Malaysia diam saja?"

Artikel Terkait