Advertorial
Intisari-online.com -Beberapa hewan di dunia ini mungkin terancam punah akibat ulah manusia.
Karena itu sebagian dilindungi di hutan lindung supaya terjaga dengan baik.
Selain itu ada juga hewan yang sangat berharga, dan bahkan dijaga sangat ketat.
Karena terlalu berharga, hewan ini dijaga selama 24 jam oleh pasukan militer khusus dengan senjata api.
MengutipThe Guardian,pemanasan global, iklim dan lingkungan semakin kotor.
Emisi berbahaya limbah gas dan sampah dari banyak industri sekarang memiliki dampak yang sangat serius terhadap laut dan atmosfer.
Sedangkan kesadaran masyarakat tentang perlindungan lingkungan belum membaik.
Hal itu menyebabkanbanyak hewan mulai punah, dan hewan langka yang berharga sekarang hanya tersisa sekitar 1.600 spesies di dunia dan diambang kepunahan.
Hingga ada hewan paling berharga di dunia, hanya ada satu yang tersisa di dunia, dan pasukan khusus melindunginya dengan senjata 24 jam sehari.
Sampai dijaga seketat itu memang spesies apakah itu?
Dikatakan lebih berharga daripada panda raksasa Tiongkok, hewan ini adalah badak putih jantan dari Afrika.
Konon dagingnya yang sangat lezat, serta memiliki kepala dan tanduk sangat berharga.
Hewan ini adalah salah satu yang sangat diburu di masa lalu.
Tanduknya juga dikatakan bisa menjadi obat, maka banyak pemburu meracuninya dan mengambil tanduknya secara diam-diam.
Saat ini spesies ini hanya tertinggal satu di dunia.
Badak putih ini juga tidak bisa bereproduksi secepat unggas.
Jadi karena hanya tersisa satu-satunya di dunia, hewan ini dijaga sangat ketat oleh pasukan milter khusus.
Selama 24 jam hewan ini terus dijaga ketat oleh prajurit.
Mereka juga merawatnya dengan sungguh-sungguh dan sangat baik.
Bahkan, jika sampai hewan ini terluka pasukan ini pun akan dihukum berat.
Baca Juga: Ketika Tak Kunjung Pergi Ini Obat Biduran Ampuh Selain Antihistamin
Di bawah komando pasukan khusus, kini badak putih hidup dengan tenang.
Hewan ini kini mampu bertahan hidup selama bertahun-tahun berkat pasukan khusus.
Namun, hewan ini juga semakin tua, dan banyak orang khawatir jika hewan ini akan benar-benar musnah dari dunia.
Banyak ahli bekerja keras untuk mengembangkan teknik yang bisa membuatnya berkembang biak.
Sayang, kondisi sang badak semakin rapuh seiring usianya yang semakin menua pada awal 2018.
Dalam usianya yang sudah mencapai 45 tahun, badak ini mengalami berbagai komplikasi penyakit.
Tim dokter hewan yang tergabung dalam OI Pejeta pada akhirnya mengambil keputusan menyedihkan, yaitu menyuntik mati Sudan pada Senin (19/3/2018).