Advertorial
Intisari-Online.com - Militer Israel dibuat terkejut dengan jatuhnya satu jet temput F-16 miliknya setelah tertembak di perbatasan dataran Tinggo Golan-Israel pada Februari 2018 lalu.
Pasalnya, jet temput F-16 Sufa Israel itu terkenal canggih karena sudah dimodifikasi.
Selain itu, setelah kekuatan udaranya malang melintang selama 36 tahun di kawasan udara Timur Tengah, jet tempur itu akhirnya tertembak juga.
Jet tempur F-16 Sufa Israel berhasil ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Suriah ketika sedang dalam perjalanan pulang usai menggempur pangkalan-pangakalan militer Iran yang berada di Suriah.
Sistem pertahanan udara Suriah yang selama ini digelar di Dataran Tinggi Golan merupakan rudal-rudal buatan Rusia, Buk-MK3.
Rudal jenis Buk-MK3 ini memang dikenal canggih dan mematikan karena rudal yang merupakan generasi sebelumnya, yakni S-125 Neva saja pernah menjatuhkan pesawat siluman AS F-117 A di atas udara Serbia pada 1999.
Akibat tertembak jatuhnya jet tempur F-16 Sufa-nya, pamor AU Israel yang selama ini merupakan yang terunggul di kawasan udara Timur Tengah pun langsung pudar.
Setelah insiden jatuhnya F-16 Sufa akibat dihajar Suriah, AU Israel menjadi makin berhati-hati ketika bermaksud membombardir pangkalan-pangkalan militer Iran di Suriah.
Israel pun berupaya kembali meraih keunggulan udara (air superiority) di kawasan udara Timur Tengah dengan cara mempercepat penggunaan jet-jet tempur siluman F-35 Lightning II yang telah dibeli dari AS.
Pada 22 Maret 2018 sebanyak 4 unit F-35 Israel untuk pertama kalinya digunakan dalam peperangan dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa keunggulan udara telah pulih kembali.
Meski AU Israel menggunakan jet-jet tempur siluman canggih itu hanya untuk menggempur posisi para pejuang Hizbullah sehingga langsung mendapat kecaman dari dunia internasional.
Penggunaan jet tempur F-35 Israel hanya untuk melawan musuh yang tidak sepadan itu sesungguhnya menunjukkan bahwa Israel tidak berani lagi ‘bermain-main’ dengan sistem pertahanan udara buatan Rusia yang digelar baik oleh Suriah maupun oleh negara-negara lainnya.
Demi menghindari sergapan rudal-rudal pertahanan udara buatan Rusia, Israel juga telah menciptakan rudal-rudal supersonik jarak jauh untuk menghantam sasaran di darat, yakni Rampage.
Rudal yang bisa menghantam sasaran pada jarak 150 km secara presisi dan dilengkapi teknologi GPS itu memang dikhususkan untuk mempersenjatai jet-jet tempur F-16 Sufa Israel.
Dengan cara menghantam sasaran secara presisi dari jarak 150 km, kemungkinan jet-jet tempur Israel disergap rudal-rudal Buk –MK3 memang menjadi lebih sulit.
Tapi jika sistem pertahanan udara Suriah menggelar rudal-rudal S-400 yang bisa menghantam sasaran pada jarak 400 km, jet-jet tempur Israel, termasuk F-35, tetap bisa dirontokkan dan menjadi tidak berdaya (useless). (Agustinus Winardi)