Intisari-Online.com - Awal bulan ini, mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan, ia mengundurkan diri sebagai Ketua Bersatu pada Februari lalu karena ia menentang keputusan partai untuk meninggalkan koalisi Pakatan Harapan (PH) dan bergabung dengan Barisan Nasional (BN) juga Parti Islam Se-Malaysia (PAS) untuk membentuk pemerintahan baru.
Mahathir mengatakan, Bersatu seharusnya menunggu dan meluangkan waktu untuk berpikir dengan hati-hati.
Sebab, telah bekerja dengan pihak lain di PH, termasuk DAP, untuk menjatuhkan BN dan memenangkan Pemilihan Umum bersejarah Malaysia pada 2018.
Kamis malam (28/5/2020), Mahathir dipecat dari Partai Bersatu, yang ia dirikan bersama dan membawanya ke kemenangan pemilu 2018.
Beberapa jam setelah dikeluarkannya surat pelengseran pada Kamis malam (28/5/2020), Mahathir dan empat sekutu kunci dari Parti Pribumi Bersatu Malaysia (selanjutnya: Bersatu) merilis pernyataan yang tidak mengakui pemecatan mereka.
Sebaliknya, mereka menuntut dipecatnya sekretaris partai karena telah mengirim surat pemberhentian.
Saga larut malam ini terjadi di tengah spekulasi Mahathir telah mendapat cukup dukungan dari parlemen Malaysia yang berisi 222 kursi untuk membuatnya naik kembali jadi perdana menteri ketiga kalinya.
Dalam surat yang dikirim ke Mahathir tertanggal Kamis, 28 Mei 2020, Bersatu mengatakan keputusannya untuk duduk di samping oposisi pekan lalu adalah alasan keanggotaan partainya "segera dicabut."
Baca Juga: Mengkaji Patutkah New Normal Diterapkan Mulai Juni, Ini Kata Pakar Epidemiologi
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR