Advertorial
Intisari-online.com -Hal tak terduga terjadi pada sekelompok peneliti yang melakukan studi pada penguin raja dan pencairan gletser di Antartika.
Saat sedang bekerja di antara kotoran penguin tersebut, seorang peneliti tiba-tiba tertawa cekikikan, mengalami pusing dan mulai merasa sakit kepala.
Ternyata apa yang dialami peneliti tersebut merupakan efek dari dinitrogen oksida (nitrous oxide) alias gas tawa yang memang dihasilkan dari kotoran penguin, salah satunya penguin Guano.
Para peneliti tengah mempelajari koloni penguin raja di pulau Atlantik Georgia Selatan antara Amerika Selatan dan Antartika, beberapa lama melakukan penelitian mereka tampak tertawa-tawa di sekitar kotoran penguin.
"Kotoran penguin menghasilkan dinitrogen oksida tingkat tinggi di sekitar koloni mereka," ungkap Professor Bo Elberling, peneiti dari University of Copenhagen, melansir Science Alert, Sabtu (16/5/2020).
Gas tawa berasal dari makanan penguin
Dinitrogen oksida yang dihasilkan itu berasal dari makanan penguin yang selama ini dikonsumsi, seperti krill dan berbagai jenis ikan yang mengandung kadar nitrogen tinggi.
Setelah buang air besar, nitrogen yang dilepaskan ke tanah kemudian diubah menjadi dinitrogen oksida oleh bakteri-bakteri.
Selain mencemari lingkungan, dinitrogen oksida sendiri merupakan gas penenang yang digunakan untuk keperluan medis.
"Temuan kami berkontribusi pada pengetahuan baru tentang bagaimana koloni penguin memengaruhi lingkungan di sekitar mereka," tambah Elberling.
Sebab, menurut peneliti, kontribusi dinitrogen oksida terhadap pencemaran lingkungan, memiliki efek 300 kali lebih banyak dibandingkan karbon dioksida.
Studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Science of the Total Environment ini menunjukkan bagaimana dampak gas tawa yang dilepaskan dari kotoran penguin ini terhadap lingkungan di sekitarnya.
Selain itu, seperti dilansir dari Ifl Science, studi ini juga mempelajari dampak dari output dinitrogen oksida terhadap pencairan gletser pada tingkat polutan udara di Georgia Selatan.
Dinitrogen oksida juga banyak digunakan sebagai gas penenang untuk ruang praktik para dokter gigi.
Efek samping dari obat penenang, yang juga dikenal sebagai gas tawa, bagi orang yang menghirup akan memberikan perasaan euforia, relaksasi, ketenangan, tertawa, kebingungan, sakit kepala, dan mual.
Studi yang dilakukan para peneliti ini memberi kontribusi pengetahuan baru tentang bagaimana koloni penguin di Antartika dalam memberikan pengaruh terhadap lingkungan mereka.
Baca Juga: Ini Akibat Fatal Dari Kebocoran Password, Jangan Anggap Remeh!
"Menariknya, pada umumnya koloni (penguin) akan menjadi semakin luas," kata Elberling.
(Monika Novena)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Unik, Penguin Antartika Keluarkan Gas Tawa Peneliti Dibikin Mabuk"
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini