Advertorial
Intisai-online.com - Saat ini banyak negara di dunia, yang tidak melakukan ritual pemakaman sesuai dengan agama melakukan kremasi untuk menghemat lahan pemakaman.
Apa lagi pada masa pandemi ini, cukup banyak korban yang meninggal sehingga membuat lahan pemakaman juga semakin sempit.
Temasuk kisah rumah kremasi di Meksiko baru-baru ini yang membuat semua orang terkejut.
Sebuah rekaman mengejutkan menunjukkan bahwa asap hitam tebal mengepul tanpa henti, dari sebuah rumah kremasi, di Meksiko.
Menurut Daily Star pada Kamis (14/5/2020) hal itu terjadi di tengah pandemi Covid-19 membanjiri negara tersebut.
Dalam laporan Sky News rekaman mengerikan menunjukkan, peti mati terlihat menumpuk di luar ruang duka.
Artinya bahwa, jumlah mayat yang dikremasi di rumah kremasi itu melebihi kapasitas.
Karena biasanya, peti mati dan kantong mayat sebelum dikremasi akan disimpan di ruang penyimpanan, yang berisi pendingin.
Bahkan, dalam laporan itu mengatakan, ada pula daftar tunggu hingga tiga hari sebelum jenazah dibawa ke krematorium tersebut.
Pekerja krematorium disebutkan menggunakan pakaian APD lengkap, saat membongkar peti mati tersebut.
Di luar krematorium, peti mati terlihat menumpuk, dari pagi hingga malam hari sementara aktivitasnya juga terlihat sangat sibuk.
Ketika pagi hari antrian yang membawa peti mati datang untuk anjarkan jenazah ke rumah kremasi itu.
Sementara ruang penyimpanan dengan pendingin sudah dipenuhi dengan kantong mayat yang menumpuk, lapor Sky News.
Menurut laporan, mayat-mayat itu sebagian meninggal dalam kasus virus corona.
Sejauh ini, Meksiko melaporkan ada 36.327 orang terinfeksi Covid-19, dan 3.573 kematian yang terjadi terkait dengan Covid-19.
Presiden Andreas Manuel Lopez Obrador, berjanji akan membuka kembali perekonomian Meksiko pada minggu depan.
"Apa yang dunia tahu tentang Meksiko, adalah bahwa kita menjinakkan pandemi, dan kita melakukan ini karena orang Meksiko melakukan upaya sadar," kata Obrador dalam sebuah konferensi pers.
Namun rekaman mengganggu ini menimbulkan spekulasi bahwa ada banyak kematian terjadi di Meksiko, dari pada yang dilaporkan oleh negara Amerika Selatan itu.
Menurut Sky News, data dari 30 krematorium di Meksiko menunjukkan, ada sekitar 600 mayat dibakar setiap harinya dengan tumpukan di tiga kota.
Saat ini Amerika Serikat juga masih dalam lonjakan karena kasus Covid-19, namun mereka sudah menegaskan akan melonggarkan kembali lockdown.
Baca Juga: Hadapi Corona: Tidak Bisa Masak? Ini Tips Belajar Memasak, Mau Coba?
Sementara itu negara-negara lain di dunia sebagian besar sudah mulai melonggarkan lockdown termasuk di Indonesia pun demikian, namun China justri dikabarkan akan memulai kembali lockdown.
Ada kekhawatiran bahwa China akan mengalami gelombang kedua Covid-19.