Advertorial
Intisari-Online.com - Apa penyebab dan gejala radang usus buntu?
Penyakit usus buntu atau tepatnya radang usus buntu tentu merupakan penyakit yang tak asing bukan? Pasalnya, banyak orang yang mengalami gangguan kesehatan ini.
Bahkan, mungkin sejak kecil Anda sudah sering mendengar berbagai mitos tentang penyakit usus buntu.
Mitos yang terbilang paling populer yaitu bahwa makan jambu biji dengan bijinya bisa menyebabkan penyakit ini, begitu juga biji cabai.
Baca Juga: Bagi Penderita Usus Buntu, 6 Buah-buahan Ini Bagus Dikonsumsi!
Lalu, apa sebenarnya penyebab penyakit usus buntu?
Melansir Kompas.com, penyebab penyakit ini tidak selalu jelas, tapi terkadang disebabkan karena infeksi virus, bakteri, atau jamur yang telah menyebar ke usus buntu.
Radang usus buntu paling sering disebabkan oleh obstruksi atau penyumbatan di area dalam usus buntu yang disebut lumen usus buntu.
Ada beberapa penyebab yang membuat area tersebut tersumbat, misalnya, batu usus buntu, cacing usus atau parasit, iritasi akibat penyakit kronik, adanya benda asing, serta cedera abdomen.
Baca Juga: Ini Manfaat Masker Lemon untuk Wajah, Hati-hati Pula Efek Sampingnya
Terkait mitos jambu biji dan cabai, dikutip dari Kompas.com, Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr Johanes Chadrawinata, SpGK, mengatakan, biji jambu batu atau biji cabai membuat radang usus buntu adalah mitos.
Hal itu diperkuat riset dari Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine. Potensi biji jambu, biji cabai, dan biji-bijian lain sebagai penyebab gangguan usus buntu sangat kecil.
Dari 2.000 kasus yang diteliti dari riset tersebut, hanya satu radang usus buntu yang disebabkan oleh biji buah. Persentasenya hanya 0,05%.
Meski begitu, hal itu tidak bisa membuat kita bernapas lega, karena bagaimana pun penyakit usus buntu merupakan penyakit yang perlu diwaspadai.
Jika tidak diobati, peradangan usus buntu akan semakin buruk dan menyebabkan komplikasi lebih lanjut.
Tekanan dalam usus buntu akan meningkat, dan menurunkan jumlah darah yang mengalir melalui dinding usus buntu, lalu tubuh kekurangan darah dan meninggal.
Usus buntu adalah kondisi yang membutuhkan tindakan segera.
Dalam kasus tertentu, usus buntu yang pecah dapat menyebabkan infeksi berat pada rongga perut.
Komplikasi serius ini kemudian dapat menyebabkan infeksi darah yang berpotensi fatal yang disebut sepsis.
Prosedur standar penyakit ini adalah mengangkat radang usus buntu melalui pembedahan.
Ada kalanya ini bisa dilakukan dengan tindakan pembedahan yang tidak terlalu invasif yang dikenal dengan laparoskopi.
Lalu, bagaiamana mengetahui kita menderita radang usus buntu atau tidak?
Ternyata, bukan hanya sakit perut di sebelah kanan saja, seperti yang biasanya banyak diketahui orang-orang.
Selain sakit perut sebelah kanan, ada beberapa gejala lainnya yang biasanya akan terjadi kepada pasien, apa saja?
Berikut gejala penyakit usus buntu dikutip dari Kompas.com yang melansir Boldsky:
1. Sakit perut sebelah kanan, tapi apa khasnya?
Usus buntu terletak di sisi kanan bawah perut kita. Saat meradang, Anda akan merasakan sakit di area tersebut.
Tak pelak banyak orang yang saat mengalami sakit perut di sebelah kanan menduga dirinya sedang sakit usus buntu.
Namun, Anda perlu cermat. Berbeda dari sakit perut biasa, nyeri pada penyakit usus buntu biasanya dimulai dari bagian sekitar pusat.
Lantas, rasa sakit tersebut menjalar ke sisi kanan perut penderitanya.
Terkadang, nyerinya juga terasa sampai ke perut sebelah kiri.
Nyeri pada usus buntu cenderung terasa saat digunakan untuk jalan, menggerakkan perut, tertawa, batuk, bersin, bahkan saat naik kendaraan melintasi jalanan bergelombang.
Rasa sakit tersebut bisa intens dalam rentang beberapa jam. Saking sakitnya, terkadang sampai membangunkan penderita yang sedang tidur nyenyak.
Baca Juga: Hadapi Corona: Ini 15 Tips Jaga Bahan Makanan Segar Lebih Tahan Lama
2. Demam dan menggigil
Saat infeksi yang menyerang usus buntu kondisinya sudah parah, suhu tubuh akan meningkat.
Selain demam, terkadang beberapa penderitanya sampai menggigil.
3. Mual dan muntah
Mual dan muntah bukan hanya gejala klasik gangguan lambung.
Saat usus buntu seseorang meradang, timbul gejala mual disertai muntah.
Berbeda dengan gejala gangguan lambung, mual dan muntah pada penderita penyakit usus buntu bisa berlangsung lebih dari 12 jam.
4. Tidak nafsu makan
Kehilangan nafsu makan, bersamaan dengan sakit perut yang parah dan muntah bisa jadi tanda utama usus buntu meradang.
Penderita usus buntu kerap tidak nafsu makan karena perutnya terasa begah dan kembung.
Umumnya, kembung atau begah yang dirasakan penderita usus buntu bisa berlangsung lama, bahkan setelah digunakan beristirahat pada malah hari.
Hal itu disebabkan tubuh kesulitan mengeluarkan gas, penanda ada masalah di usus.
5. Kebingungan dan disorientasi
Radang usus buntu juga dapat menyebabkan seseorang mengalami bingung dan disorientasi.
Hal itu menjadi pertanda, infeksi di tubuh Anda semakin memburuk.
Pasalnya, infeksi menguras banyak energi di tubuh, termasuk oksigen.
Dalam kondisi seperti itu, otak jadi kekurangan pasokan oksigen. Fungsi otak jadi terganggu.
6. Diare dan sembelit
Diare dan sembelit mungkin jadi salah satu penyakit yang cukup banyak menyerang kita.
Namun, jika diare dan sembelit dibarengi dengan sakit perut yang parah selama dua sampai tiga hari, Anda perlu curiga itu gejala radang usus buntu.
Tak kalah penting, pantau jika ada lendir di tinja Anda disertai sakit perut di sebelah kanan.
Bisa jadi, usus buntu Anda sudah pecah.
7. Tes darah
Penyakit radang usus buntu juga bisa dilihat dari tes darah.
Jika hasil pemeriksaan darah menunjukkan sel darah putih tinggi, bisa jadi tubuh Anda mengalami infeksi.
Tingginya sel darah putih dalam rubuh menunjukkan sistem kekebalan tubuh sedang berupaya melawan infeksi penyakit.
Jika Anda mengalami satu atau beberapa gejala di atas, segera konsultasikan ke dokter.