Advertorial
Intisari-Online.com - Di tengah krisis akibat wabah virus corona, ribuan warga di sejumlah negara bagian AS menggelar demonstrasi akhir pekan kemarin.
Setelah beberapa bulan sejak AS mengalami kasus pertama Covid-19, Negeri "Uncle Sam" kini menjadi pusat penyebaran wabah terbesar dunia.
Otoritas kesehatan setempat mencatatkan lebih dari 765.000 kasus penularan virus corona, dengan hampir 41.000 di antaranya meninggal.
Seperti video yang diunggah Now This News, terlihat banyak demonstran yang memenuhi jalanan lengkap dengan banner dan papan masing-masing.
Kerumunan itu terdiri dari anak kecil, remaja, dewasa, hingga orang tua.
Seakan tak takut akan virus corona, mereka memperjuangkan apa yang disebut kebebasan.
Dalam rekaman terlihat seorang wanita yang dengan tegas mengatakan:
"Lockdown adalah Perbudakan."
Seorang laki-laki dan kemudian diikuti seluruh kerumunan juga terlihat mengepalkan tangannya ke udara sambil meneriakkan kata 'freedom!' berulang-ulang.
"Kita adalah orang Amerika, orang Amerika terlahir bebas!" teriak seorang wanita dari dalam mobil menggunakan spekaer.
Banyak orang yang tidak percaya akan angka kematian yang disebabkan oleh virus corona dan memilih mengambil risiko keluar rumah daripada harus tunduk pada aturan lockdown sehingga perputaran ekonomi terhenti dan lumpuh.
Semangat Amerika sepertinya mengajarkan orang-orang ini untuk lebih takut miskin daripada mati.
Beberapa orang juga terlihat memuja-muja Donald Trump yang nampaknya mendukung demonstrasi itu.
Itu terlihat dari unggahanya agar pendemo membebaskan Michigan, Minnesota, dan Virginia, yang diperintah gubernur dari Partai Demokrat.
Di negara bagian yang dikuasai Demokrat, yang penduduknya perkotaannya padat, seperti Detroit dan Seattle, dampak pandemi sangat terasa.
Sementara di negara bagian yang banyak penduduknya tinggal di kawasan pertanian, dikuasai Partai Republik, jumlah kasus corona lebih sedikit.
Namun unjuk rasa juga tetap terjadi di negara bagian yang dikuasai Partai Republik, termasuk di Texas dan di depan rumah Gubernur Indiana.
Warga Texas meneriakkan kata-kata "izinkan kami bekerja", di saat lebih dari 1 juta orang sudah melaporkan diri berstatus pengangguran, sejak krisis terjadi.
Jadi kapan pemulihan ekonomi akan dimulai?
Belum ada kejelasan, Sebabnya, masing-masing negara bagian akan memberlakukan kelonggaran bergantung seberapa aman situasi yang mereka hadapi.
Menurut Kementerian Tenaga Kerja AS, 22 juta warga sudah mengajukan permintaan tunjangan sosial dalam empat minggu terakhir sampai 11 April.
Banyak pengamat ekonomi menyebut Negeri "Uncle Sam" bakal memasuki resesi.
Karena itu, Trump ingin membuka negaranya sesegera mungkin.
Bahkan, presiden dari Republik tersebut telah meluncurkan apa yang disebut sebagai Opening Up America Again, dan dibagi dalam tiga tahap.
Ia mengatakan negara bagian seperti Montana, Wyoming dan North Dakota akan bisa melakukan pembukaan tahap pertama "segera mungkin karena mereka memenuhi semua kriteria".
Para pakar kesehatan mendukung langkah itu.
Nantinya, putri dan menantu Trump, Ivanka beserta Jared Kushner, akan masuk ke dalam dewan pemulihan.
"Ketika seseorang menjadi Presiden AS, otoritasnya total," kata Trump sebelumnya, merujuk pada otoritasnya untuk mengambil keputusan terkait membuka kembali negara.
Namun para pakar hukum mempertanyakannya, karena sistem federal yang dianut AS, di mana gubernur negara bagian yang berhak menentukan keputusan di wilayah masing-masing.
Presiden Trump kemudian mengakui hal tersebut dan mengatakan "terserah kepada gubernur negara bagian", kapan akan melonggarkan pembatasan.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari