Advertorial

Jika Kim Jong-Un Benar-Benar Mati, Peristiwa Besar yang Mengancam Keseimbangan Dunia Diperkirakan Akan Terjadi, Hal Ini Pemicunya

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Intisari-online.com - Rumor tentang kematian Kim Jong-Un tampaknya semakin ramai dibicarakan, dan hingga kini belum ada kepastian dari Korea Utara.

Media Korea Utara serta pemerintah negara Komunis itu bungkam, dan tidak memberitahukan apapun terkait situasi dan kondisi Kim Jong-Un.

Spekulasi tentang kondisi kesehatan Kim muncul sejak ketidakhadirannya pada peringataan ulang tahun kakeknya Kim Il-Sung pada 15 April lalu.

Sementara media Korea Utara melaporkan keberadaan terakhir Kim Jong-Un pada 11 April lalu.

Baca Juga: Jadi 'Biang Keladi' Belanda Menjajah Indonesia, Rupanya Rempah-rempah Yang Satu Ini Memang Memiliki Fungsi 'Ajaib' Bagi Kesehatan, Apa Saja?

Kondisi ini membuat China mengirim tim khusus ke Korea Utara, termasuk para ahli medis untuk membatu Kim Jong-Un.

Kim Jong-Un Sendiri telah berkuasa di Korea Utara sejak kematian ayahnya pada tahun 2011 silam.

Saat ini Kim Jong-Un tidak memiliki penerus yang jelas di negara nuklir tersebut, hal itu ternyata akan membawa dampak besar bagi internasional.

Melansir Daily Express pada Senin (27/4/20), Rumor tentang kematian Kim Jong-Un, bisa menyebabkan peristiwa besar seperti konflik global baru, saat dunia dilanda virus corona.

Baca Juga: Jarang Dibahas Padahal Dibutuhkan Orang Lain, Apakah Aman Donor Darah di Tengah Pandemi Virus Corona Seperti Ini? Ini Jawabannya

Jean Lee direktur program Korea di Wilson Center mengatakan, kepada PBS News, bahwa kesehatan pemimpin Korea Utara itu tetap dirahasiakan selama berminggu-minggu.

Lee menjelaskan jika desa-desus kematian Kim benar, ketidakstabilan di Korea Utara dapat mengancam stabilitas seluruh dunia.

Mengingat negara tersebut terus mengembangkan senjata nuklir.

Dia mengatakan, "Ini adalah spekulasi yang sangat ramai dibicarakan, kita masih belum tahu. Keadaan kesehatan pemimpin Korea Utara masih menjadi rahasia yang dijaga ketat."

"Meskipun dia dalam kondisi sakit, ini menjadi sesuatu yang masih terus dipertahankan,"tambahnya.

"Saya tidak pernah tahu sampai kapan waktunya, ini mengingkatkan kembali pada tahun 2008 ketika ayah Kim Jong-Un, yaitu Kim Jong-Il menderita stroke dan koma," jelasnya.

Baca Juga: Keuangan Menipis di Tengah Pandemi? Inilah 3 Makanan Buka Puasa yang Sehat dan Hemat, Mudah Juga Dibuat Loh!

"Butuh beberapa minggu sebelum dunia mengetahui bahwa dia sakit dan koma," tandasnya.

Sama seperti kasus Kim, waktu itu Kim Jong-Il tidak muncul di parade militer besar. Karena negara itu memiliki aliran informasi yang sangat minim.

Lee menambahkan, "Saya pikir, itu mencerminkan keprihatinan tidak hanya dalam negeri tetapi luar negeri, kesehatannya yang disembunyikan adalah faktor yang menyebabkan pertanyaan tentang stabilitas dalam negeri."

"Ketidakstabilan Korea Utara selama pandemi, ketika mereka mengembangkan senjata nuklir, adalah sesuatu yang tidak diinginkan negara manapun," katanya.

Kematian Kim Jong-Un bisa menggoyahkan stabilitas di Korea Utara, sementara negara itu memiliki senjata nuklir yang cukup besar, ini bisa mengancam dunia.

Saat ini Kim diyakini berusia 36 tahun, diyakini ini bukan pertama kalinya dia menghilang dari publik.

Baca Juga: Tak Pernah Disinggung Oleh Ilmuwan, Apakah Berhubungan Intim Bisa Menularkan Virus Corona? Ternyata Beginilah Jawabannya!

Pada 2014, dia menghilang selama lebih daru sebulan, dan TV Pemerintah Korea Utara menunjukkan dia berjalan dengan pincang.

Spekulasi tentang kesehatannya diduga karena kebiasaanya merokok berat, kenaikan berat badan dan riwayat penyakit kardiovaskular yang dibawa oleh keluarga Kim.

Artikel Terkait