Advertorial

Kunyit, Tanaman Tahan Banting dengan Segudang Manfaat yang Bibitnya Jadi Buruan

Intisari Online
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Intisari-Online.com - Tanaman herbal tetap tak kehilangan pamornya. Kunyit salah satunya. Banyaknya manfaat yang terkandung dalam rimpang akar ini membuatnya banyak dicari oleh masyarakat.

Sekedar informasi, kunyit merupakan tanaman obat yang banyak ditemukan di kawasan Asia Tenggara, seperti di Malaysia, Indonesia. Selain menjadi obat, kunyit seringkali dipakai sebagai bumbu masakan.

Muhammad Solihin, pemilik Kudu Herbal asal Semarang, Jawa Tengah mengatakan, permintaan bibit kunyit selalu tinggi saban tahunnya. Terutama saat awal tahun, lalu Juli hingga Agustus dan awal musim hujan.

"Kalau pertengahan tahun yang paling banyak cari adalah perseorangan, kelompok PKK, dam puskesmas," katanya pada KONTAN.

Baca juga:Habis Masa Kejayaannya, Para Superstar Gulat WWE Ini pun Harus Menemui Ajalnya dengan Cara Sangat Tragis

Selain itu, dia mendapatkan sejumlah pesanan dari perusahaan obat herbal untuk menyuplai bibit kunyit.

Solihin menjelaskan untuk permintaan dalam jumlah besar, dia biasanya menerapkan sistem pre-order sekitar dua minggu sampai satu bulan sebelum barang diambil.

Sementara, untuk memenuhi permintaan sehari-hari, dia mempunyai puluhan bibit kunyit yang siap jual. Lahan penangkarannya terdapat di Kelurahan Kudu, Genuk, Semarang, Jawa Tengah.

Kunyit merupakan jenis tanaman yang mudah dikembangbiakkan. Perawatannya juga mudah. Kedua hal ini membuat harga bibit kunyit cukup terjangkau.

Baca juga:Cerita ‘Panas' di Balik Tajamnya Tikungan F1: Pengakuan Seorang Mantan Pembalap Prancis dan Cerita Lainnya

Solihin mematok harga mulai dari Rp 7.000 untuk tanaman setinggi 5 cm-10 cm dan Rp 35.000 untuk bibit berukuran 45 cm-50 cm.

Tak hanya melayani konsumen yang ada di Semarang, Solihin juga banyak mengirimkan bibit ke wilayah Demak, Magelang, Jakarta dan kota lainnya. Berbeda dengan pembudidaya lainnya, dia mengemas bibit kunyit ke dalam polybag.

Jika Solihin masih mendulang ramainya permintaan bibit kunyit, Puriyani Hasanah, Marketing Popon's Nursery asal Bogor, Jawa Barat justru tidak merasakan derasnya order bibit kunyit. Seperti bulan lalu, dia hanya mengirimkan puluhan bibit kunyit.

Bibit kunyit justru dipesan hanya untuk suvenir pernikahan. "Konsumen kami kebanyakan di Bandung dan sempat ada permintaan dari Yogya serta Solo," katanya pada KONTAN.

Popon's Nursery mematok harga bibit kunyit Rp 4.000 untuk tanaman setinggi 25 cm dan Rp 6.000 untuk bibit yang lebih besar. Sayangnya, dia enggan menjelaskan jumlah penjualan saban bulannya.

Asal tahu saja, Popon's Nursery mulai membibitkan kunyit sejak tahun 2014. Namun, memang ide awalnya didorong dari bisnis suvenir tanaman herbal yang sedang moncer saat itu.

Tanaman kunyit tergolong tahan banting di tanah kering

Kunyit atau juga yang sering disebut kunir merupakan tanaman herbal dengan segudang manfaat. Sebagai tanaman tropis yang berasal dari Indonesia, jelas tanaman ini cukup mudah dikembangbiakkan di sini.

Baca juga:Korea Utara yang Serba Bersih dan Misterius: Sekolah Gratis, Kesehatan Gratis, Beras Gratis, Polwannya pun Cantik-cantik

Muhammad Solihin, pemilik Kudu Herbal asal Semarang, Jawa Tengah mengatakan, untuk menghasilkan bibit baru cukup menggunakan rimpang yang terdapat mata tunas.

Tapi sebelumnya, rimpang tersebut harus diangin-anginkan terlebih dahulu.

Kemudian dipotong menjadi beberapa bagian, setelah itu baru dimasukkan kedalam media tanam yang berisi pupuk organik yang terbuat dari kotoran hewan dan pasir dengan perbandingan 2:1.

"Pasir ini untuk menjaga agar tanah tidak terlalu basah karena kebanyakan air," jelasnya pada KONTAN.

Agar cepat menghasilkan tunas baru, rimpang bermata tersebut sebaiknya diberikan juga pupuk perangsang akar. Penyiraman cukup dilakukan dua kali sehari.

Dalam beberapa hari kemudian, tunas kecil akan mulai bermunculan. Bila ukurannya sudah sebesar jempol orang dewasa, tunas baru pun dapat disemai dalam polybag.

Untuk perawatannya, tanaman baru ini tidak boleh disiram terlalu banyak air. Karena kondisi air yang berlebihan justru akan merusak rimpang. Kondisi ini bisa berakibat tanaman mati karena rimpang membusuk.

Jadi, saat musim hujan tanaman kunyit tidak perlu penyiraman. Sedangkan, saat musim kemarau, penyiraman bisa dilakukan sehari sekali.

Tanaman juga harus diletakkan di tempat yang mendapat sinar matahari. Pasalnya, untuk membantu proses fotosintesis kunyit membutuhkan sinar matahari.

Selain itu, pemupukan pun cukup diberikan dua bulan sekali. Karena digunakan sebagai bahan baku obat, sebaiknya menggunakan pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan.

"Kualitas pupuk kandang yang baik terdapat pada hewan yang mempunyai ukurannya (tubuh) kecil, seperti kambing atau kelinci," jelasnya.

Dalam waktu delapan bulan pohon kunyit pun sudah dapat dipanen. Pada saat itu juga, hasil panen bisa dipersiapkan untuk proses pembibitan baru.

Tidak jauh berbeda, Puriyani Hasanah, Marketing Popon's Nursery menjelaskan bila perkembangbiakkan dilakukan melalui rimpang atau bagian akar.

Media tanam yang dia gunakan adalah tanah, sekam dan pupuk kandang. Perbandingan antara ketiga media tersebut 2:1:1. Penyiraman cukup sehari sekali.

Polybag yang digunakan untuk tanaman kunyit dewasa atau anakan perlu diberikan lubang yang cukup, gunanya untuk mengontrol kadar air. Sehingga rimpang tidak rusak karena tanah terlalu lembab.

Dia mengingatkan tanaman ini rawan diserang hama berupa belalang dan ulat saat musim pancaroba.

Enggan menggunakan obat kimia, Puri cukup menghilangkan hama tersebut dengan cara menyemprotkan air di daun dengan kencang. (Tri Sulistiowati)

Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul “Punya banyak manfaat, bibit kunyit jadi buruan.

Baca juga:Veronica, ‘Film Paling Menakutkan’ dengan Kisah Nyata yang Jauh Lebih Menakutan

Artikel Terkait