Advertorial
Intisari-Online.com - Per Selasa (14/4/2020), jumlah kasus positif virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 nyaris menyentuh angka 2 juta.
Dilaporkan sudah 201 negara melaporkan kasus positif virus corona.
Artinya, penyebaran virus ini sudah sangat melebar.
Tak hanya warga, pejabat pun bisa juga terinfeksi.
Contoh yang paling besar adalah Pangeran Charles dari Kerajaan Inggris yang sudah dikonfirmasi positif virus corona.
Nah, nyatanya virus corona juga sudah masuk tempat paling terisolasi di muka Bumi.
Dilansir dari nypost.com pada Selasa (14/4/2020), ada seorang bocah laki-laki bernama Alvanei Xirixan (15) darisuku Yanomami di wilayah utara Amazon Brasil yang meninggal dunia akibat virus corona.
Menurut Kementerian Kesehatan Brasil, bocah tesebut dirawat sejak3 April karena dugaan infeksi Covid-19.
Dia melakukan tes sebanyak dengan dua kali, dengan hasil positif yang terungkap pada tes kedua.
Dia lantas menerima perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Roraima di Boa Vista.
Namunkarenakomplikasi pernapasan yang parah, dia meninggal dunia pada Kamis (9/4/2020) malam waktu setempat.
Kasus ini lantas menjadi perhatian pemerintah Brasil.
Di mana hal ini mungkin akan membahayakan warga sukuYanomami lainnya.
Alasannya,para antropolog dan pakar lainnya memperingatkan bahwa virus corona berpotensi untuk memusnahkan Yanomami.
Perlu Anda tahu, sukuYanomami adalahsuku asli Amazon terbesar dengan 38.000 populasi.
Merekasangat teisolasi di Amerika Selatan dan sebagian besar terisolasi dari dunia luar hingga pertengahan abad ke-20.
Kenapa bocah tersebut bisa terinfeksi virus corona padahal hidup terisolasi?
MenurutLembaga Sosial-Lingkungan (ISA), ini mungkin karenaorang luar yang memasuki desa mereka secara ilegal.
Apalagi dilaporkan adalebih dari 20.000 penambang ilegal yang masuk dan keluar Wilayah Adat Yanomami tanpa izin.
Baca Juga: 'Semakin Banyak Virus Corona yang Masuk ke Tubuh Kita, Maka Semakin Berat Gejala yang Kita Rasakan'
Sedihnya,Alvanei Xirixan bukanlah satu-satunya korban virus corona dari pedalaman Amazon.
Sebelumnya sudah ada korban lainnya yang berasal dari suku lain di pedalaman Amazon.
Suku Kokama, di sungai Amazon dekat perbatasan Kolombia-Peru, telah melaporkan setidaknya empat kasus.
Hal ini disebabkan oleh seorang dokter yang datang untuk membantu, tetapi kemudian dinyatakan positif terkena virus korona, lapor Reuters.
Orang-orang Yukpa Kolombia memiliki setidaknya dua pasien dengan COVID-19.
Lalu dari suku asliAmerika Utara.
Di mana enamsuku yang tinggal di dekatGrand River Kanada telah melaporkansetidaknya 8 kasus positif dan satu kematian,.
Sofia Mendonça, seorang peneliti di Universitas Federal São Paulo, mengatakan kepada BBC Newsbahwa ada risiko luar biasa bagi suku-suku di pedalaman Amazon jika mereka terkena virus.
Sebab, anggota suku yang tinggal terpencil di hutan hujan Amazonsangat rentan terhadap penyakit dari luar wilayahnya.
Dan virus seperti virus corona bisamemusnahkan suku mereka.