Advertorial
Intisari-online.com -Pasien Covid-19, penyakit baru dari virus Corona mutasi baru masih bertambah saja setiap harinya.
Sampai saat ini Covid-19 telah menginfeksi 1.5 juta penduduk di seluruh dunia.
Melansir Evening Standard, dokter dan para ilmuwan temukan data menarik dari kondisi pasien.
Dari Pusat Penelitian Audit ICU Nasional (ICNARC) tunjukkan jika etnis minoritas lebih riskan terpapar Covid-19.
Yang dimaksud etnis minoritas tersebut adalah ras Asia dan warga kulit hitam.
Pasalnya, dari 1.966 pasien Corona, ICNARC sebutkan jika 64,8% adalah kulit putih, 13,6% kulit hitam, 13,8% Asia dan 6,6% adalah ras lainnya.
Profesor pengobatan ICU di University of Oxford, Duncan Young, mengatakan dari sensus Inggris tahun 2011, 7,5% populasi adalah Asia dan 3,3% adalah kulit hitam.
Ia katakan jika pasien dengan sakit bukan Covid-19 yang dirawat di ICU dulunya memiliki proporsi pasien Asia dan kulit hitam hampir sama dengan populasi pada umumnya.
Sementara dari data ICNARC pasien dengan sakit pneumonia dari virus dari tahun 2017-2019 tunjukkan 2,7% adalah warga kulit hitam dan 5,7% adalah Asia.
Prof Young juga melihat laporan dari Amerika yang juga tidak kalah menarik.
Data pasien Amerika tunjukkan jika pasien kulit hitam yang dirawat karena sakit Covid-19 jumlahnya lebih banyak dari yang diharapkan.
Pria itu mengatakan: "ada kemungkinan kaitan genetis untuk banyaknya pasien Covid-19 dari Asia dan kulit hitam di ICU.
"Tetapi karena terjadi di dua etnis berbeda, masih perlu ada kajian lebih banyak lagi.
"Kasus pasien Asia dan kulit hitam yang lebih banyak dari perkiraan ini tunjukkan adanya faktor sosial budaya yang membuat hal ini terjadi.
"Alternatifnya, hal ini jadi batasan kondisi kronis dari infeksi Covid-19 yang parah.
"Oleh sebab itu, ICU dipenuhi oleh warga Asia dan kulit hitam lebih banyak daripada yang seharusnya."
Dr Riyaz Patel, profesor kardiologi di University College London memahami jika virus telah menyerang wilayah padat penduduk seperti London.
London termasuk wilayah yang populasi etnis minoritas seperti kulit hitam dan Asia tergolong tinggi.
"Data observasi tunjukkan jika pasien Asia dan kulit hitam tergolong lebih rentan terkena Covid-19.
"Juga, penyakit Covid-19 yang mereka derita bisa parah," ujar Dr Patel.
"Hal ini bisa karena faktor sosioekonomi, karena pasien minoritas lebih sering tinggal di area padat penduduk.
"Mereka juga suka hidup satu keluarga di satu tempat.
"Pun juga mereka memiliki pekerjaan yang menghadapi publik terus terusan.
"Hal-hal itu yang menyebabkan mereka lebih mudah tertular penyakit ini.
"Sebagian data yang kami miliki datang dari pusat London.
"Dengan demikian, seiring berjalannya waktu kita dapat meratkaan perbedaan etnis sebagai bagian dari negara yang terkena dampak."
Faktor Biologis
Dr Patel juga menyebutkan adanya faktor biologis dari perbedaan data tersebut.
"Ada satu hal penting yang sangat terlihat dari masyarakat London.
"Yaitu, diabetes, tekanan darah tinggi dan kemungkinan obesitas menjadi risiko potensial untuk alami sakit paru-paru yang parah.
"Bahkan risiko dari ketiga penyakit itu lebih besar daripada orang yang mengidap sakit paru-paru.
"Semua faktor risiko ini sangat biasa ditemui di pasien Asia dan kulit hitam.
"Oleh sebab itu ada kaitan di sini yang perlu diteliti lebih lanjut."
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini