Advertorial
Intisari-Online.com -Presiden AS Donald Trump dilaporkan meneken perintah eksekutif untuk menambang Bulan di tengah wabah virus corona.
Hingga kini, di AS terdapat sebanyak 466.969 kasus corona, dengan 16.632 kematian dan sembuh 25.316 orang.
Berdasarkan dokumen yang dirilis Gedung Putih, keputusan itu menolak perjanjian global pada 1979, yang dikenal sebagai Traktat Bulan.
Merujuk kepada kesepakatan tersebut, segala bentuk aktivitas di luar angkasa harus sesuai dengan hukum dan perjanjian internasional.
Baca Juga: Hoaks Angin dari Utara Membawa Wabah Penyakit, Begini Penjelasan Resmi BMKG
"Rakyat Amerika punya hak untuk melakukan eksplorasi komersial, pemulihan, dan penggunaan sumber daya di angkasa luar." Demikian keterangan dalam dokumen itu.
AS mengklaim, angkasa luar adalah domain yang unik secara hukum. Jadi, mereka tidak menganggapnya sebagai milik seluruh dunia.
Dilansir Sky News Rabu (8/4/2020), Rusia mengecam langkah Washington, dengan menyebut mereka berusaha melakukan "privatisasi luar angkasa".
Tetapi dalam pandangan AS, traktat 1979 hanya ditandatangani oleh 17 dari 95 negara yang menjadi anggota dalam komite PBB.
Scott Pace dari Dewan Luar Angkasa Nasional dalam rilis resmi menyatakan, mereka bersiap menempatkan manusia baik di Bulan maupun Mars.
"Perintah Eksekutif ini menetapkan kebijakan AS dalam memanfaatkan sumber daya, seperti air dan mineral, dalam rangka pengembangan komersial," paparnya.
Badan Luar Angkasa Rusia, Roscosmos, menuding Trump sengaja membuat basis di luar angkasa untuk mengambil alih planet lain.
"Upaya menguasai luar angkasa dan rencana agresif merebut planet lain tidak sejalan dengan jalur kerja sama dengan negara lain," terang Roscosmos.
Kerja sama dua negara di bidang luar angkasa terus berlanjut, mesi keduanya saling tuding mulai dari isu intervensi Pilpres AS hingga Ukraina.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan, segala bentuk upaya privatisasi luar angkasa tak dibenarkan. "Meski saya tak bisa menyebut apa langkah mereka benar demikian."
Keputusan eksekutif itu sejalan dengan sikap pemerintahan Trump mengenai pertambangan domestik, dengan menurunkan kebijakan perlindungan lingkungan meski dikecam.
Selain itu, perintah eksekutif yang ditandatangani presiden 73 tahun itu juga selaras dengan ketertarikannya akan luar angkasa.
Desember tahun lalu, dia meluncurkan Pasukan Luar Angkasa sebagai cabang baru militer AS. Dia menyatakan angkasa sebagai "medan perang baru".
Ardi Priyatno Utomo
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Trump Tandatangani Perintah Eksekutif untuk Menambang Bulan"