Advertorial

Jumlah Kematian Lebih Banyak dari China, Mengapa di Italia Banyak Pasien Corona Meninggal dalam Waktu Relatif Singkat?

Tatik Ariyani

Penulis

Saat ini, tercatat Italia adalah wilayah terparah yang terpapar corona, bahkan jumlah kematian lebih banyak dari China.
Saat ini, tercatat Italia adalah wilayah terparah yang terpapar corona, bahkan jumlah kematian lebih banyak dari China.

Intisari-Online.com - Dari China, virus corona telah menyebar luas ke seluruh dunia.

Saat ini, tercatat Italia adalah wilayah terparah yang terpapar corona, bahkan jumlah kematian lebih banyak dari China.

Hingga 22 Maret 2020, di Italia lebih dari 47.000 orang terinfeksi virus corona.

Jumlah kematian tercatat sebesar 4.032 kasus. Bahkan, Italia mencetak rekor tertinggi dengan 627 kasus kematian hanya dalam 24 jam saja.

Baca Juga: Ketika Astrolog 'Membongkar Rahasia' Kenapa Bung Karno Dapat Pikat dan Taklukkan Banyak Wanita: Di Dalam Tubuh Soekarno Energi Ini Semua Hidup

Sementara China, sebagai negara asal corona, memiliki jumlah orang terinfeksi dua kali lipat, yakni 81.250 kasus.

Namun, jumlah kematian di China akibat corona lebih rendah dari Italia yakni 3.253 kasus.

Lalu, mengapa angka kematian di Italia sedemikian tinggi dalam waktu yang relatif singkat?

Prof Walter Ricciardi, juru bicara Menteri Kesehatan Italia, mengatakan bahwa tingginya angka kematian di negara tersebut disebabkan oleh demografinya.

Baca Juga: Hubungan Intim dan Masturbasi Ampuh Tingkatkan Imunitas Tubuh yang Penting untuk Melawan Corona, Tapi Simak Dulu Panduannya!

Italia memiliki populasi manula terbanyak di dunia.

Dikutip Kompas.com dari Telegraph, Senin (23/3/2020), Ricciardi berkata, "Usia pasien yang meninggal di rumah sakit mayoritas adalah manula, dengan rata-rata usia 67 tahun."

Sebuah studi yang dilakukan oleh JAMA Network baru-baru ini menyebutkan bahwa hampir 40 persen infeksi dan 87 persen kematian di Italia terjadi pada pasien dengan usia lebih dari 70 tahun.

Baca Juga: Bisa Kita Tertular Virus Corona dari Pembungkus Paket Belanja Online?

Tingginya populasi manula berpengaruh terhadap terbatasnya fasilitas di rumah sakit yang tersebar di negara tersebut.

Pasien dengan usia lanjut butuh fasilitas yang lengkap dan memadai.

Sehingga jaringan rumah sakit di Italia kewalahan menghadapi hal ini.

Ricciardi juga menyebutkan bahwa tingginya angka kematian di Italia disebabkan oleh cara dokter atau petugas medis menghitung angka kematian.

"Pasien yang meninggal di rumah sakit yang menangani virus corona dihitung sebagai pasien meninggal karena virus corona itu sendiri," tuturnya.

Ricciardi mengatakan bahwa berdasarkan reevaluasi yang dilakukan oleh National Institute of Health, hanya 12 persen dari total pasien yang meninggal karena virus corona.

Baca Juga: Gunakan Campuran Wortel dan Santan Kelapa setelah Keramas, Ini hal Menakjubkan yang Akan Diperoleh Rambut Anda!

"Sementara 88 persen pasien memiliki setidaknya satu penyakit bawaan. Banyak yang memiliki dua atau tiga," tambahnya.

Para ilmuwan juga memiliki skeptisisme terhadap data kematian di Italia.

Martin McKee, Profesor of European Health di London School of Hygiene and Tropical Medicine, menyebutkan bahwa Italia belum memiliki perhitungan terhadap gejala ringan virus corona.

Jika lebih banyak tes dilakukan kepada orang yang asimptomatik (tidak menunjukkan gejala), angka kematian dirasa akan turun.

Sementara ilmuwan lain memiliki pemikiran adanya faktor lain terkait tingginya angka kematian akibat corona di Italia.

Faktor ini termasuk angka yang tinggi terhadap konsumsi rokok dan polusi udara.

Hal tersebut berdasarkan data bahwa mayoritas pasien meninggal berasal dari wilayah Lombardy bagian utara.

Baca Juga: Tiba-tiba Meriang Setelah Baca Berita Tentang Virus Corona? Jangan Khawatir, Mungkin Anda Alami Psikosomatik

Daerah itu memiliki kualitas udara cukup buruk dibandingkan wilayah lainnya.

Dr Mike Ryan selaku Health Emergencies Programme Executive Director dari WHO menyebutkan bahwa para dokter di Italia kewalahan menangani pasien sebanyak itu.

Dokter di Italia tidak hanya melayani satu atau dua orang, tetapi sampai 1.200 pasien.

Kondisi tersebut diperburuk dengan banyaknya petugas medis yang terinfeksi dan harus mengisolasi diri.

Sejauh ini, 2.000 petugas medis di Italia terinfeksi corona.

Artikel Terkait