Advertorial

Menilik Kamar Hotel Tempat Presiden Soekarno Pernah Menginap di Tawangmangu Jateng, Diperkirakan Bangunan Ini Berusia 100 Tahun, Jadi Langganan Para Pejabat RI hingga Presiden Jerman

Khaerunisa

Editor

Sosok Soekarno, Presiden RI Pertama, memiliki tempat tersendiri di hati bangsa Indonesia. Berbagai hal tentang dirinya selalu saja menarik perhatian
Sosok Soekarno, Presiden RI Pertama, memiliki tempat tersendiri di hati bangsa Indonesia. Berbagai hal tentang dirinya selalu saja menarik perhatian

Intisari-Online.com - Sosok Soekarno, Presiden RI Pertama, memiliki tempat tersendiri di hati bangsa Indonesia.

Berbagai hal tentang dirinya selalu saja menarik perhatian.

Selain bagaimana perjuangannya dalam merebut kemerdekaan dan memimpin bangsa Indonesia di awal kemerdekaan RI, berbagai sisi tentangnya pun punya nilai tersendiri.

Termasuk salah satunya adalah tempat di mana ia pernah singgah, seperti sebuah kamar hotel di Tawangmangu yang ramai dikunjungi orang-orang.

Baca Juga: Ditawar hingga Rp 750 Juta, Pria Ini Menemukan Benda yang Diduga Emas Batangan Seberat 1 Kg Bergambar Soekarno, Simak Selengkapnya Berikut Ini

Orang-orang bisa merasakan sensasi menginap di kamar hotel yang dulu pernah disinggahi Soekarno, yaitu di Hotel Pringgosari di Jalan Grojogan Sewu Tawangmangu, Jawa tengah.

Hotel yang berada di lereng Gunung Lawu ini bisa menjadi pilihan menginap saat berlibur di area Tawangmangu.

Hotel ini berdiri di atas area tanah sekitar 8.400 meter persegi.

Bangunan yang semula merupakan wisma ini adalah aset Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berikut pengelolaannya di bawah kendali Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata.

Baca Juga: Agar Tetap Sehat Jiwa Raga saat Melakukan 'Social Distancing', Begini Cara Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Wabah Virus Corona

Keuntungan yang bisa dipetik saat menginap di hotel ini yakni tawaran pemandangan menarik khas pegunungan.

Hotel ini berada di atas bukit menghadap ke kawasan lereng gunung. Juga, letaknya pun dekat dengan objek wisata Grojogan Sewu.

Keuntungan lain yang juga bisa dipetik adalah nilai sejarah dari bangunannya. Memang dulunya bangunan ini merupakan sebuah wisma.

Kata seorang pengelolanya, Joko Susilo, ketika Soekarno masih memimpin negeri ini, beberapa kali dia menginap di sini.

Baca Juga: Sekolah Diliburkan untuk Hindari Penyebaran Virus Corona, 33 Anak di Denpasar Bali Justru Gelar Balapan Liar, Kadisdikpora Ingatkan Soal Peran Orangtua

Soekarno kala itu tidur di sebuah kamar yang memiliki lebar sekitar 5x5 meter.

Kamarnya berada tepat di barisan kedua setelah ruang tamu, atau berbatasan langsung dengan ruang belakang.

Oleh pengelola, kamar tersebut kini juga bisa didiami untuk bermalam bagi siapa saja yang menginap di kamar nomor 1.

Di kamar tersebut tersebut dilengkapi kamar mandi dalam yang lebih luas dari kamar lainnya yang sudah direnovasi menjadi lebih modern.

Baca Juga: Jakarta Tanggap Darurat Bencana Pademi Virus Corona, Anies Baswedan Minta Warga Tetap Diam di Rumah Sampai 5 April

Terdapat juga kamar khusus, kata Joko, sebagai ruang kerja Bung Karno saat menginap yang kini ditutup pengelola untuk dijadikan gudang.

Di kamar tersebut yang masih tersisa keasliannya sejak zaman Soekarno adalah gambar dua wayang yang berada di salah satu sisi dinding.

Gambar wayang tersebut yakni Bethara Guru dan Semar.

Sementara untuk perabot lainnya yang ada di kamar itu sebagian dibawa ke Yogyakarta juga Jakarta.

Baca Juga: Gejala Kolesterol Tinggi pada Wanita Biasanya Lebih Rendah daripada Pria, Sebelum Wanita Menopause

Joko tidak tahu pasti kenapa Bethara Guru dan Semar yang menghiasi kamar tersebut.

Di antara kedua gambar wayang terdapat cermin. Dua temat tidur yang letaknya berada persis di bawah gambar wayang.

Di salah satu sudut ruangan terdapat lemari besar

"Perabot dan perkakas yang tertinggal di sini misalnya foto Pak Karno, ada juga dipan Pak Karno dibawa untuk dikelola negara," kata Joko Susilo, Kamis (12/3/2020) malam.

Baca Juga: Bila Dirasa Biduran Tak Kunjung Sembuh, Ini Obat Biduran Herbal yang Bisa Dicoba di Rumah, Salah Satunya Minyak Kelapa

Kamar yang mengandung nilai sejarah ini juga menjadi rujukan para calon legislatif (caleg) untuk bermalam.

Umumnya calon wakil rakyat yang bermalam memilih untuk tidur di kamar bekas Soekarno.

Kata Joko, tidak ada maksud lain selain mencari keberkahan.

Para caleg itu juga datang biasanya jelang pemilihan, lebih tepatnya saat malam Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon.

Baca Juga: Kini Sering Kita Dengar Namanya, Ternyata Inilah Sosok Sulianti Saroso, Sosok Tangguh yang Punya Peran Besar Bagi Dunia Kesehatan Indonesia

Yang datang kebanyakan memang calon dari partai PDI Perjuangan, namun tidak menutup kemungkinan dari partai lain juga ada yang sengaja menginap di bekas kamarnya Proklamator.

Menjadi Idola Pejabat Negara

Bangunan yang usianya diperkirakan oleh Joko sekitar 100 tahun itu juga sempat disinggahi oleh sejumlah pejabat tinggi negara.

Apalagi ketika Orde Baru masih bercokol, beberapa menteri pernah menginap di sana, termasuk Harmoko. Kemudian pada 1974, lanjutnya, Presiden Jerman juga sempat bermalam di Pringgosari.

Baca Juga: Berbagai Kasus Menunjukkan Jumlah Pasien Covid-19 Pria Lebih Banyak dari Wanita, Muncul Misteri Kenapa Pria Lebih Rentan Terinfeksi Virus Corona, Begini Penjelasan Para Ahli

"Presiden Jerman semalam menginap di sini waktu itu," kata dia.

Semakin hari bangunan tersebut semakin bertambah usia. Pastinya sudah kalah dengan beberapa penginapan lain yang ada di kawasan Tawangmangu yang lebih modern.

Namun beberapa kali ada pejabat yang masih menyempatkan singgah di Pringgosari.

"Saat ini yang masih sering paling ya Pak Ganjar, dia kan juga rumahnya sini (Karanganyar) dulu, deket," kata Joko.

Meski begitu pihaknya terus berusaha menggaet agar wisatawan yang datang agar bermalam di Pringgosari.

Baca Juga: Viral Anggota DPRD Blora Ngamuk Tidak Terima Diperiksa Medical Check up Covid-19 Sepulang Kunjungan Kerja, Malah Sampai Tantang Bupati, 'Kita DPR Bukan Anak Gembala'

Di sana 14 kamar yang tersedia termasuk kamar Soekarno yang ada di nomor 1.

Bangunan yang masih asli di kompleks hotel adalah bangunan utama dengan 4 kamar untuk menginap.

Pada medio 2003 bangunan tersebut mulai dibuka untuk hotel.

Ada penambahan bangunan di sisi selatan bangunan utama sebagai kamar tambahan. Juga, di sisi belakang terdapat gedung pertemuan untuk menggelar berbagai acara.

"Tarifnya week day, week end, special day. Week day tertinggi Rp 225 ribu, week end Rp 250 ribu, special day Natal, Tahun Baru, Lebaran Rp 300 ribu," katanya.

Baca Juga: Warga Rasakan Gelagat Aneh hingga Korban Tinggalkan Wasiat, Ini Fakta-fakta Pria Surabaya yang Tewas Tersambar Kereta Api dan Diduga Bunuh Diri

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Kamar Bung Karno di Tawangmangu Ini Sering Dibooking Para Caleg di Malam Selasa dan Jumat Kliwon

Artikel Terkait