Advertorial
Intisari-Online.com -Pemerintah melaluiJuru Bicara penanganan Covid-19, Achmad Yurianto kembali mengumumkan kabar terkini mengenai kasus Covid-19, Rabu (18/03/2020).
Yurianto menyebutkan bahwa hingga saat ini jumlah pasien positif corona sudah mencapai 227 orang.
Sementara jumlah pasien yang sembuh sebanyak 11 orang dan pasien yang meninggal dunia mencapai 19 orang.
Kabar tersebut tentunya menjadi kabar buruk dalam hal penangan virus corona di Indonesia.
Untungnya, di tengah kabar buruk tersebut, sebuah kabar gembira datang dari Jepang.
Sebuah obat flu di negeri sakura diklaim sangat efektif untuk mengobati pasien penderita virus corona.
Kabar baik tersebut disampaikan oleh otoritas kesehatan China.
Zhang Xinmin, pejabat di kementerian teknologi dan sains menuturkan, favipiravir, obat yang dikembangkan Fujifilm, menunjukkan hasil positif.
Hasil itu didapatkan setelah China menggelar uji coba klinis terhadap 340 pasien yang berasal dari Wuhan serta Shenzhen.
"Tingkat keamanannya terbukti tinggi, dan jelas efektif untuk digunakan," ucap Zhang mengomentari obat Jepang itu pada Selasa (17/3/2020).
Dilansir The Guardian Rabu (18/3/2020), pasien yang mendapat obat flu di Shenzhen menunjukkan hasil negatif rata-rata empat hari sejak dinyatakan positif.
Dilaporkan NHK, hasil itu kemudian dibandingkan dengan pasien yang tidak mendaapt favipiravir, di mana mereka baru negatif 11 hari setelah didiagnosa tertular.
Hasil Sinar X juga memperlihatkan adanya peningkatan pada kondisi paru-paru sekitar 91 persen. Berbanding 62 persen tanpa favipiravir.
Fujifilm Toyama Chemical, pabrikan pembuat obat flu dengan nama lain Avigan tidak berkomentar soal klaim bahwa obat mereka efektif mengatasi virus corona.
Dampak dari komentar Zhang, saham perusahaan itu dilaporkan menguat 14,7 persen, dan ditutup setelah berada di angka 5.207 yen.
Saham Fujifilm dikabarkan sempat berada di titik tertinggi, yakni 5.238 yenk sejak ucapan pejabat China itu menjadi viral.
Dokter di Jepang dikabarkan menggunakan obat yang sama dalam uji klinis terhadap pasien Covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang.
Melalui konsumsi favipiravir, tim medis berharap virus yang pertama kali terdeteksi di Wuhan itu tidak sampai berkembang di tubuh pasien.
Sumber dari kementerian kesehatan Negeri "Sakura" mengungkapkan, Avigan itu tidak efektif jika gejala yang dialami pasien sudah parah.
"Kami memberikan Avigan 70-80 pasien. Namun, tidak terlalu bekerja dengan baik ketika virusnya sudah berkembang dalam tubuh," terang dia kepada Mainichi Shimbun.
Baca Juga: 'Mati-matian' Dicari, Pasien Pertama Corona Berhasil Ditemukan, Bisa Bantu Lacak Sumber Virus
Pejabat anonim itu mengatakan, mereka juga sempat melakukan studi menggunakan kombinasi obat HIV antiretrovirals lopinavir dan ritonavir.
Pada 2016, Tokyo sempat menyediakan stok favipiravir sebagai pengobatan darurat untuk menangkal virus Ebola yang berkembang di Guinea.
Penggunaan favipiravir, yang awalnya hanya diperuntukkan mengobati flu, membutuhkan persetujuan khusus dalam skaal besar.
Baca Juga: Cegah Penularan Corona, Begini Cara Menyenangkan untuk Tingkatkan Kekebalan Tubuh
Si sumber menerangkan, mereka bisa mendapat persetujuan lebih cepat pada Mei. "Namun jika hasilnya tertunda, izinnya juga tertunda," kata dia.
(Ardi Priyatno Utomo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "China: Obat Flu Jepang Avigan Efektif Obati Virus Corona".