Baca juga: Pasukan Elite Inggris SAS Memang Sangat Hebat, tapi Mereka Pernah Gentar kepada Kopassus
China berharap bisa menggunakan teknologi ini untuk mengejar tersangka dan bahkan memprediksi kejahatan yang mungkin terjadi melalui ekspresi wajah.
Lebih jauh lagi, China ingin memonitor seluruh pergerakan warganya melalui sistem pengintai yang disebut “Xue Liang” yang berarti “Mata Tajam”, dan memberi setiap orang nilai “Kredit Sosial” yang akan menentukan seberapa bisa dipercaya mereka.
Akan tetapi, ambisi China ini bukan tanpa kritikan.
Organisasi Pengamat Hak-hak Manusia secara khusus menyoroti penggunaan sistem pengintai massa dan “big data” oleh pemerintah China yang diduga menarget etnis minoritas di China barat.
Maya Wang, peneliti senior di organisasi tersebut, mengatakan, untuk kali pertama, mereka berhasil menunjukan bahwa penggunaan big data oleh pemerintah China untuk memprediksi tindak tanduk seseorang tidak hanya melanggar hak pribadi seseorang, tetapi juga mempermudah petugas untuk menahan orang secara semena-mena.
“Masyarakat di Xinjiang tidak bisa melawan pengamatan kehidupan sehari-hari mereka yang semakin intrusif karena kebanyakan dari mereka bahkan tidak tahu program ‘black box’ ini dan cara kerjanya,” ujarnya, seperti dilansir dari Washington Post, Jumat (13/4/2018). (Shierine Wangsa Wibawa)
(Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul "Kamera Pengintai China Tangkap Buronan di Antara 60.000 Penonton Konser")
Baca juga: Alami Kecelakaan Hebat, Wanita Ini Selamat Berhasil Berkat Gaun Ketat yang Dikenakannya
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR