Advertorial

Apoteker Tercengang, Gadis 8 Tahun Ini Membeli Viagra, Obat Kuat Untuk Berhubungan Intim di Apotek, Siapa Sangka Alasannya di Baliknya Bikin Hati Terenyuh

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Anak itu menjawab, dia membelinya untuk dirinya sendiri, sontak jawaban itu membuat si apoteker semakin penasaran.
Anak itu menjawab, dia membelinya untuk dirinya sendiri, sontak jawaban itu membuat si apoteker semakin penasaran.

Intisari-online.com - Kita semua tahu bahwa Viagra adalah obat kuat untuk dikonsumsi pria yang bisa membuatnya tahan lama di ranjang.

Namun, bagaimana jadinya jika obat tersebut dibeli oleh seorang gadis kecil, tentu akan sangat aneh dan terdengar tak masuk akal, seperti kisah yang terjadi tahun 2019 in.

Mengutip Eva.vn seorang gadis 8 tahun bernama Xiaoya dari Xuchang, Henan, China pergi ke apotek untuk membeli Viagra, obat kuat untuk berhubungan badan.

Mengengar permintaan itu, apoteker tersebut tercengang, dan bertanya-tanya untuk apa obat tersebut.

Baca Juga: Lebih dari 50 Persen Pasien Corona di China Sembuh, Ini Daftar Persentase Pasien Sembuh Virus Corona di Berbagai Negara, Tertinggi 100 Persen

Alhasil, setelah sejenak berpikir, apoteker itu bertanya pada gadis tersebut dengan mengatakan.

"Obat ini untuk siapa, dan mengapa kamu membelinya?" tanya apoteker tersebut.

Anak itu menjawab, dia membelinya untuk dirinya sendiri, sontak jawaban itu membuat si apoteker semakin penasaran.

Untuk apa seorang gadis 8 tahun membeli obat kuat, bahkan untuk berhubungan intim saja mungkin belum cukup umur.

Baca Juga: Jarang Diliput Berita, Sosok Adik Perempuan Kim Jong Un Akhirnya Berani Tunjukkan Kegarangannya Setelah Kim Jong Un Diprotes Korea Selatan Setelah Luncurkan Misil Jarak Pendek, Posisinya Rupanya Sangat Penting Bagi Korea Utara

Kemudian, gadis 8 tahun itu menyebutkan bahwa dia sangat membutuhkan obat tersebut untuk menyembuhkan penyakitnya.

Ternyata sebelumnya, anak itu sedang belanja bersama ibunya, tetapi ibunya sudah memberikan resep obat kepada Xiaoya.

Lantas karena sang ibu sedang sibuk berbelanja, gadis itu pergi ke apotek seorang diri untuk membeli obat tersebut.

Setelah sadar anaknya ke apotek sang ibu menyusulnya dan tau apoteker tersebut kebingungan, sang ibu menjelaskan bahwa memang benar anaknya membeli Viagra untuk dikonsumsinya.

Ibu Xiaoya menjelaskan bahwa putrinya sudah mengonsumsi Viagra selama 5 tahun karena memiliki tekanan darah sistolik yang sangat tinggi di arteri paru kecil.

Dengan kata lain, anak itu menderita penyakit hipertensi paru.

Baca Juga: Virus Corona Sudah Menginfeksi Indonesia Tapi Vaksinnya Belum Ditemukan, Ilmuwan Ungkap Obat yang Sering Dikonsumsi Orang Indonesia Ini Ternyata Ampuh Obati Virus Corona

Dokter awalnya memberinya resep obat Bosnia, tetapi karena harganya mahal dan orang tuanya tidak mampu membelinya dia beralih ke Viagra.

Ibu Xiaoya mengatakan seiring bertambahnya usia putrinya, berat badannya juga bertambah, sementara dosisnya juga terus bertambah.

Padahal dia harus minum obat tersebut setiap hari, jika tidak dia akan lemas, dan setidaknya harus makan 1.095 pil Viagra dalam satu tahun.

Namun dokter mengatakan, bahwa dia harus menggunakan obat lain.

Tetapi ekonomi keluarga memaksanya untuk membeli Viagra, sang ibu khawatir suatu saat dia tidak mampu membelikan obat untuk putrinya.

Di China, pil Viagra digunakan untuk mengobati hipertensi paru-paru, selama bertahun-tahun menurut survei Ai Sike.

Baca Juga: Masih Ingat Program Televisi 'Benteng Takeshi'? Begini Kabar Raja Takeshi Sekarang yang Usianya Sudah Menginjak Kepala 7, Termasuk Jadi Profesor di Tokyo

Pasien yang diobati dengan Viagra berjumlah sekitar 50,8% dari total penderita hipertensi paru.

Hipertensi paru dikenal dengan kondisi di mana tekanan dalam pembuluh darah dari jantung ke paru-paru terlalu tinggi.

Jantung akan memompa darah, dari ventrikel kanan ke paru-paruuntuk mendapatkan oksigen.

Karena darah tidak perlu melakukan perjalanan jauh, tekanan di arteri yang membawa darah dari ventrikel kanan ke paru-paru.

Biasanya hal itu jauh lebih rendah daripada tekanan darah sistolik atau diastolik.

Ketika tekanannya terlalu tinggi, arteri di paru-paru dapat kembali, menyebabkan aliran darah turun, sehingga oksigen kurang diterima.

Artikel Terkait