Advertorial
Intisari-Online.com - Modifikasi motor saat ini dilakukan denganbermacam-macam cara.
Ada yang terinspirasi dari dunia balap, lalu digunakan untuk harian.
Contohnya, penggunaan ban bertapak kecil atau yang biasa disebut ban cacing.
Ban cacing ini umumnya memiliki ukuran 50/90-17 atau 60/80-17.
Baca Juga: Tidak Ada Diabetes Kering, Tapi Waspadai 7 Tanda Peringatan Diabetes Ini
Awalnya, ban model ini digunakan hanya untuk balap trek lurus alias drag bike.
Tren pertama penggunaan ban cacing juga berawal dari Thailand.
Maka itu, beberapa pecinta modifikasi menyebutnya dengan Thai Look.
Sayangnya, penggunaan ban ini tak hanya untuk kepentingan balap atau kontes modifikasi semata.
Baca Juga: Gejala HIV pada Ibu Hamil, Termasuk Demam dan Berkeringat pada Malam Hari
Banyak yang menggunakan ban cacing untuk dipakai pada motor harian, umumnya motor matik atau skutik.
Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan, komponen ban yang digunakan oleh APM sudah ditetapkan berdasarkan riset.
Jika diganti dengan yang di bawah standar, bisa mengurangi aspek keselamatan.
"Kalau kita menggantinya lebih kepada unsur estetika, maka itu akan menggugurkan keselamatan. Selain itu, dapat mengganggu aspek kenyamanan," ujar Jusri, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
Jusri menambahkan, kalau hanya aspek kenyamanan yang dikorbankan masih tidak masalah.
Tapi, jangan sampai mengesampingkan aspek keselamatan.
Agus Sani, Head of Safety Riding Promotion Wahana, juga mengatakan, penggunaan ban cacing bukan untuk berkendara harian.
Sebab, ketika melakukan manuver menikung, dapat beresiko terjatuh.
"Resiko terjatuh saat menikung menjadi besar, karena kembangan ban tidak maksimal menempel di aspal. Ban cacing hanya digunakan pada trek lurus. Jadi, sangat tidak disarankan mengganti ban standar dengan ban cacing," kata Agus.
Donny Dwisatryo Priyantoro
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ada Bahaya yang Mengintai Pengguna Ban Cacing"