Intisari-Online.com - Depresi biasanya diakibatkan banyak faktor termasuk hal-hal kecil seperti kebiasaan di social media, olahraga rutin, dan bahkan cara Anda berjalan pun mungkin saja melunturkan kebahagiaan Anda, tanpa Anda sadari.
Untungnya, kebiasaan buruk itu masih bisa diubah.
Ini dia, 12 kebiasan buruk untuk kesehatan mental Anda, seperti dikutip dari Health.
Peneliti di Journal of Behavior Therapy and Experimental Psychiatry menemukan bahwa, ketika subyek penelitian mereka dminta berjalan dengan pundak membungkuk, agak ke dalam, dan dengan minim gerakan tangan, mereka merasakan mood yang lebih buruk dibanding mereka yang punya lebih semangat pada cara berjalannya.
Subyek yang berjalan dengan gaya membungkuk itu lebih mungkin banyak mengingat hal negatif dibanding hal positif.
Halo, ratu-ratu Instagram! Dengarkan. Sembarangan mengambil gambar bisa jadi menghalangi bagaimana Anda mengingat momen-momen itu, menurut penelitian yang dipublikasikan di Ilmu Psikologi.
Di penelitian ini, subyek berjalan dalam tur museum, mengamati obyek dan mengambil gambar sembarangan, sesukanya, semuanya.
Setelah itu, mereka kesusahan mengingat benda yang mereka foto dibandingkan dengan benda yang mereka lihat.
Jadi, mulai sekarang, fokuslah pada subyek ketika mengambil gambar, atau, lebih baik lagi, tenang lah dan nikmati suasana dan arahkan diri untuk berpartisipasi/beraksi.
Ini justru hal yang bisa membuat mental Anda lebih kuat.
Hanya memotret tanpa mengerti apa yang dipotret termasuk kebiasan buruk untuk kesehatan mental, lho.
Bullying tak akan berakhir ketika Anda meninggalkan sekolah.
Kira-kira ada 54 juta pekerja, atau 35 persen dari pegawai di Amerika yang menjadi target bully, menurut Workplace Bullying Institute.
Lebih dari 70 persen orang menyaksikan bullying di tempat kerja, kata Erin K. Leonard, PhD, psikoterapis dan penulis buku Emotional Terrorism: Breaking the Chains of a Toxic Relationship.
"Diserang dengan begitu jahat harga diri dan kepercayaan dirinya secara berulang kali, itu bisa sangat menghancurkan. Itu membuat Anda secara emosional tak berpendirian jadi sangat susah untuk bekerja,” katanya.
Workplace Bullying Institute merekomendasikan Anda untuk mengambil janji dengan dokter dan mendiskusikan kesehatan fisik dan mental Anda.
Lalu, setelah Anda secara hati-hati mendokumentasikan sebanyak mungkin interaksi bullying yang terjadi, minta bantuan perusahaan untuk mencari solusi.
4. Anda tidak olahraga
Kebiasan buruk untuk kesehatan mental berikutnya adalah kurang olahraga.
Jika Anda aktif tiga kali seminggu berolah raga, ini akan menurunkan tingkat depresi Anda sebanyak 19 persen, sesuai penelitian di JAMA Psychiatry.
Setelah meneliti lebih dari 11.000 orang yang lahir di 1958 diatas usia 50 tahun, dan merekam gejala depresi dan tingkat aktivitas fisiknya pada interval umum, peneliti-peneliti di University College London menemukan korelasi antara aktivitas fisik dan depresi.
Orang-orang yang depresi ternyata mereka yang kurang aktif, sementara mereka yang aktif biasanya tidak depresi.
Faktanya, untuk setiap waktu aktif bergerak, risiko depresi menurun hingga 6 persen.
Jadi, tunggu apalagi?
Segera keluar rumah dan bergerak lah!
Tidak butuh waktu lama untuk ini, berjalan kaki saja di sekitar rumah atau naik turun tangga, tapi jangan lupa lakukan aktivitas lain untuk menjaga otak tetap aktif, bukan hanya fisik.
5. Anda banyak menunda
Pikirkan tugas-tugas yang Anda tunda.
Jika alasannya karena bosan atau Anda sedang tak ingin mengerjakannya, maka Anda tak tertolong.
Tapi jika Anda menghindarinya karena itu membuat Anda stres atau membuat Anda takut gagal, maka menunda hanya akan membuatnya makin menggelisahkan.
Sebelum Anda menghadapi pekerjaan-pekerjaan itu, lakukan hal lain untu mengendorkan stres; mendengar musik, berlari, Leonard mengusulkan Anda untuk melakukan aktivitas yang mengurangi kegelisahan.
Ini bisa jadi booster supaya mood Anda membaik, bahkan senang menghadapi pekerjaan itu lagi!
6. Anda terikat dalam hubungan yang rusak
"Saya punya banyak klien berjuang dari kegelisahan dan depresi tanpa sadar bahwa itu datang dari hubungan mereka yan telah rusak,” kata Leonard.
"Ini ibarat memakan kepercayaan diri. Orang tua mereka membuat mereka percaya bahwa mereka tidak kompeten, atau egois. kadang butuh bertahun-tahun untuk menyadari bahwa depresi ini datang dari hubungan mereka.”
Anda mungkin butuh bantuan seseorang. Pertama, pelajari tanda-tanda perubahan pasangan Anda.
Apakah hubungan ini rusak karena dia kasar?
Lalu, konsultasikan pada profesional, keluarga, atau teman dekat untuk membantu Anda.
Tetap berada dihubungan ini menjadi salah satu kebiasaan buruk untuk kesehatan mental.
7. Anda terlalu serius menghadapi hidup
Anda berjalan di sisi jalan yang rusak, dan alih-alih mengangkat bahu, Anda ketakutan dan malu bukan kepalang. Aduh.
Jika itu terdengar seperti Anda, maka ini waktunya bagi Anda mencari cara untuk lebih bersenang-senang.
"Ada banyak penelitian yang menunjukan keuntungan tertawa bagi kesehatan dan itu termasuk kesehatan mental,” kata Leonard.
"Tertawa adalah obat cepat untuk gelisah dan depresi.” Ingin tertawa? Mudah aja. Tonton acara TV yang lucu atau habiskan waktu bersama teman-teman yang menyenangkan.
Anda juga bisa menjadi volunteer bersama anak Anda. Lakukan apa saja yang membuat Anda merasa lebih ‘ringan’.
8. Anda kurang tidur
Percaya atau tidak, kurang jam tidur mengakibatkan merupakan salah satu kebiasaan buruk untuk kesehatan mental.
"Tidur berefek pada segalanya,” kata Diedra L. Clay, PsyD, profesor Counseling and Health Psychology Department di Bastyr University, "kemampuan emosional dan mental, berjalan baik sebagaimana baiknya fungsi tubuh kita. Tidur adalah cara tubuh untuk regenerasi dan tanpa itu sistem tubuh akan mengalami malfungsi.”
Coba sekarang, petakan apa yang membuat Anda kurang tidur, lalu ambil langkah-langkah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung Anda untuk istirahat.
9. Anda tak pernah sendirian
Ditengah anak-anak, bekerja, bersama suami, dan aktivitas-aktivitas lainnya, Anda tak bisa menemukan momen untuk sendirian.
Lonard menekankan pentingnya mencari waktu untuk diri Anda sendiri, entah itu untuk 10 menit saja, satu jam, atau seharian.
Tanpa menyisakan waktu untuk melakukan aktivitas pribadi, Anda bakal mudah depresi dan gelisah, kata Leonard.
10. Anda tidak benar-benar bicara dengan orang lain
Jika Anda lebih utama menggunakan alat komunikasi, mengirim SMS, Facebook-an, dan akrab dengan social media lainnya untuk menjaga komunikasi dengan teman, maka Anda tidak memiliki interaksi yang bermakna.
Ini merupakan salah satu kebiasan buruk untuk kesehatan mental. "Laman Facebook hanya hiburan,” kata Clay. "Tidak ada percakapan sungguh-sungguh yang membawa kita untuk memahami orang lain. Justru, ini sekadar mengajari kita mengungkapkan perasaan dan pengalaman,”
Michael Mantell, PhD, seorang ilmuwan perilaku di San Diego, Calif., setuju. "Kita juga belajar tidak berkomunikasi secara face to face, hanya virtual.
Ini berdampak pada kemampuan kita dan ketertarikan kita duduk di ruangan bersama seseorang dan melakukan percakapan face to face.”
Tahukah Anda, diakhir hidup Anda sekalipun, jumlah follower tak ada artinya? “Tapi teman tidak,” ujar Clay. Pastikan Anda berkomunikasi dengan teman atau keluarga atau bahkan klien Anda secara face to face, atur jadwalnya.
11. Anda tak bisa hidup tanpa ponsel
Kapan terakhir kali Anda bebas dari perangkat elektronik? Tak bisa mengingatnya?
Hm, tanda yang buruk.
"Dengan semua perangkat elektronik yang kita miliki, itu cenderung menstimulasi kita secara berlebihan,” kata Clay. “Dan jika kita harus selalu on (menyalakan ponsel- red.), maka kita tidak pernah istirahat dengan maksimal dan meregenerasi tubuh serta pikiran kita.”
Kelak, ini bisa jadi manifestasi bagi depresi dan kegelisahan. Untuk menghindarinya, buatlah sehari penuh Anda absen dari semua perangkat elektronik, setidaknya seminggu sekali atau setengah hari saja.
Hindari multitasking sebisa mungkin, semisal makan siang di meja sambil kerja, ber-Facebook sambil nonton televisi, dan terus-menerus texting atau chatting. Riset menunjukkan, meski banyak orang percaya mereka lebih produktif dengan multitasking, itu bukan fokus sebenarnya.
Multitasking berpotensi membuat kita stres, abai terhadap lingkungan, dan tidak dapat berkomunikasi dengan efektif. Cara mengatasinya simpel, kok. Letakkan ponsel Anda, matikan televisi, fokus dengan apa yang Anda kerjakan dan apa yang terjadi di dekat Anda.
Itulah, 12 kebiasan buruk untuk kesehatan mental.
Bagaimana? Anda menjalani salah satu kebiasaan di atas?
Sebaiknya, hentikan dan ubah menjadi kebiasaan yang lebih baik.
Toh, ini demi kesehatan mental Anda. Sebuah investasi penting jangka panjang.(Inas)
KOMENTAR