Advertorial

Peta Kuno Ditemukan pada Kulit Rusa, Membuat Beberapa Ahli Kartografi Terkejut dengan Benua Antartika!

Adrie Saputra
Moh. Habib Asyhad
Adrie Saputra
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Peta kuno dari kulit rusa yang mengejutkan menunjukkan benua Antartika tanpa es. Benarkah dahulu bumi seperti itu?
Peta kuno dari kulit rusa yang mengejutkan menunjukkan benua Antartika tanpa es. Benarkah dahulu bumi seperti itu?

Intisari-Online.com -Akhir tahun 1929, Gustav Deissmann, seorang teolog Jerman, bekerja di Perpustakaan Istana TopkapiIstanbul.

Ketika dia membuat katalog barang-barang antik, dia menemukan perkamen kulit rusa di tumpukan barang-barang yang dibuang.

Pada perkamen tersebut terdapat peta bumi yang digambar di atasnya, dan Deissmann takjub melihat bahwa itu tampak menunjukkan garis besar Amerika Selatan.

Dia menyelamatkan perkamen itu, yang sekarang dikenal sebagai peta 'Piri Reis'.

Baca Juga:Kisah Seorang Petani dan Tiga Anaknya yang Pemalas

Peta yang dia pelajari telah ditandatangani pada tahun 1513 oleh kartografer Turki Hagii Ahmed Muhiddin Piri, juga dikenal sebagai Piri Reis.

Selain menjadi seorang kartografer, Piri Reis melayani angkatan laut Turki, yang pangkatnya sebagai laksamana.

Dia menyatakan bahwa dia telah menggunakan 20 peta dan bagan yang berbeda sebagai sumbernya dokumennya.

Delapan diantaranya adalah peta Ptolemeus (peta dunia yang dikenal oleh masyarakat Hellenistik atau Yunani abad ke-2), empat peta Portugis, satu peta Arab, dan satu peta yang digambar oleh Christoper Columbus.

Baca Juga:Tak Kalah Dari Eropa, Inilah Nagari Pariangan, Desa Terindah di Dunia yang Terletak di Indonesia!

Potongan peta sederhana dari kulit rusa yang diawetkan ini telah menjadi dasar kontroversi yang intens di dunia kartografi.

Untuk satu hal, peta itu tampaknya menunjukkan benua Antartika hampir 300 tahun lalu sebelum ditemukan.

Lebih mengejutkanya, Antartika digambar sebagai daratan sebelum ditutupi es pada permukaannya lebih dari 6.000 tahun yang lalu.

Kontroversi ini mulai muncul ketika Profesor Charles Hapgood pada tahun 1965, membuat teorinya tentang Antartika dan diterbitkan dalam buku peta 'Raja Laut Kuno'.

Baca Juga:Kisah Ajaib dari Bayi yang Dibuang di Selokan Air Penuh Semut Merah

Profesor Hapgood, yang berbasis di Universitas New Hampshire, telah mempelajari peta Piri Reis bersama murid-muridnya dan menemukan beberapa hal yang tidak dapat mereka jelaskan.

Tidak hanya masalah benua Antartika yang tanpa esnya, tetapi mereka menyadari bahwa peta itu digambar menggunakan Proyeksi Mercator, sebuah metodologi yang tidak digunakan oleh kartografer Eropa sampai akhir abad ke-16.

Kartografer, Flemish Gerardus Mercator, merancang proyeksi peta silinder pada tahun 1569.

Orang Yunani memiliki kemampuan untuk membuat peta silinder yang memanfaatkan pengetahuan mereka tentang Bumi sebagai bola, bersama dengan keterampilan astrologi dan geometrik untuk menghitung garis lintang dan bujur.

Baca Juga:Kisah Reuni Singa dan Tuannya yang Berpisah 7 Tahun Bikin Hati Meleleh

Ketepatan proyeksi Mercator tidak mutlak sampai kronometer ditemukan pada 1760.

Penggunaan proyeksi Mercator di peta Piri Reis mungkin dapat dijelaskan dari peta Yunani dalam pembuatan gambarnya.

Akan tetapi tidak ada penjelasan untuk Antartika yang digambar tanpa 'tutup' es.

Profesor Hapgood dan murid-muridnya berteori bahwa peta Piri Reis didasarkan pada informasi yang lebih tua, yaitu dari 4.000 SM.

Baca Juga:Gaji Rp21 Juta per Hari, Inilah 7 Fakta Terkait Tukang Las Bawah Air yang Jarang Diketahui Orang

Ini jauh sebelum peradaban canggih ada.

peta ini memperkenalkan teori peradaban kuno yang memiliki keterampilan untuk menavigasi lautan di dunia, dan secara akurat memetakan tanah yang mereka kunjungi.

Profesor Hapgood melanjutkan dengan menyatakan bahwa representasi topografi daerah pedalaman dari pantai begitu akurat sehingga peradaban super kuno ini harus memiliki kemampuan udara di samping kemampuan bahari dan kartografi mereka.

Ini secara alami menyebabkan teori peradaban asing atau yang didasarkan pada kota Atlantis yang hilang.

Baca Juga:Inilah Alat Bunuh Diri yang Sangat Mengerikan, Meski Tak Terasa Sakit!

Mereka yang skeptis terhadap teori Piri Reis menunjukkan bahwa peta adalah representasi dari garis pantai Amerika Selatan, dengan fitur modern dari pantai dan interior yang ditunjukkan.

Jika ini bukan hanya pantai Amerika Selatan, itu berarti Amerika Selatan dan Antartika bergabung di Uruguay dan bahwa Argentina adalah tambahan baru daratan.

Argumen ini menyimpulkan bahwa apa yang dianggap Antartika di peta Piri Reis adalah bagian bawah benua Amerika Selatan.

Profesor Hapgood kemudian berteori bahwa Bumi mengalami pergeseran porosnya sekitar 9.500 SM, yang mengasingkan Antartika dan memindahkannya ribuan mil ke selatan, di mana ia menjadi tertutup es.

Baca Juga:Bule Ini Jatuh Miskin Setelah Menikahi Wanita Indonesia, Hartanya Dikuras Puluhan Miliar. Padahal Cintanya Tulus!

Bukti menunjukkan bahwa fenomena ini tidak mungkin dan tidak terjadi.

Belum diketahui secara pasti apakah peta Piri Reis benar-benar menunjukkan benua Antartika atau tidak.

Artikel Terkait