Daszak menceritakan bagaimana beberapa orang di Yunnan pada 2017 termasuk sekitar 400 orang tinggal di dekat gua kelelawar.
Studi menemukan mereka 3% membawa antibodi terhadap virus corona terkait SARS.
Peneliti itu mengatakan hasilnya kepada ilmuwan dan mengatakan pada saat itu virus corona bukanlah fenomena baru.
"Kami tidak tahu apakah mereka pada saat itu sakit. Kami tidak tahu apakah mereka diekspos sebagai anak-anak atau orang dewasa," Daszak mengatakan kepada Times.
"Tapi yang kamu tahu adalah bahwa virus-virus ini membuat lompatan, berulang kali, dari kelelawar ke manusia," katanya.
Laporan awal tentang coronavirus baru yang berasal dari pasar makanan di kota Wuhan di Cina, menunjukkan virus baru dapat dikaitkan dengan kelelawar.
Namun asal pastinya belum jelas dan para ilmuwan sedang menyelidiki apakah itu muncul dari sejumlah hewan yang dijual untuk konsumsi manusia di pasar, termasuk ular dan trenggiling.
Source | : | Daily Mirror |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR