"Malah ada yang bilang ke saya, tega sekali bayi merah segitu diajak narik angkot. Namun mau bagaimana lagi, keadaan tidak memungkinkan. Tentu setiap orangtua tidak menginginkan kondisi seperti ini, begitu pun saya, " jelasnya.
Di sisi lain, banyak pula orang yang simpati dan menaruh rasa kasihan kepada Nurul dan bayinya.
Tak hanya menjadi sopir angkot di Semarang, Nurul Mukminin ternyata pernah menjajal sejumlah pekerjaan.
Lulusan Universitas Terbuka Bengkulu ini pernah mengajar sebagai guru honorer sekolah dasar selama enam tahun.
Selain itu, ia pernah bekerja di perkebunan sawit di Padang, Sumatera Barat, selama tiga tahun.
Nurul juga pernah jadi pekerja bangunan di proyek LRT Sea Games di Palembang, Sumatera Selatan.
Selama enam bulan terakhir, Nurul tinggal di Semarang. Saat bermukim di kota ini, bapak dua anak ini harus kehilangan istrinya.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR