Advertorial
Intisari-Online.com - Cinta dapat ditemukan di tempat-tempat yang paling tak terduga, bahkan mungkin juga ada di spanduk pinggiran jalan.
Setelah putus asa dalam mencari pasangan melalui media sosial, pria asal Terengganu, Malaysia, ini beralih ke cara yang tidak biasa.
Dilansir dari Asia One, pria ini mulai memasang dua spanduk bergambarkan dirinya sendiri di kota dan mempromosikannya di kota.
Berdasarkan deskripsi yang ditulisnya di spanduk, Aziro nampaknya adalah sosok pria yang rendah hati dan sangat mencintai istrinya nanti.
"Assalamualaikum
(Saya ingin mencari Jodoh)" tulis Aziro mengawali spanduknya yang di bawahnya terpampang foto dirinya mengenakan baju berwarna biru.
Adapun di spanduk itu juga tertulis identitas lengkap Aziro, mulai dari nama, umur, berat badan, hingga pekerjaan.
Namun, di kolom pekerjaan, Aziro tak menyebutkan secara spesifik tentang profesinya.
Ia malah menuliskan "Biasa-biasa sahaja".
"Siapa yang sudi nak jadi istri saya
Hubungilah saya. Gemok pun takpa," tulis Aziro lagi yang diikuti nomor kontak untuk menghubunginya.
"Semoga saya dapat isteri secepat mungkin, aminn," doa Aziro mengakhiri spanduknya.
Cara yang dilakukan Aziro ini memang sangat unik.
Tidak sia-sia, ternyata usaha itu dapat membuahkan hasil.
Spanduknya berhasil menarik perhatian internet ketika seorang pejalan kaki mengambil foto dan membagikannya di Twitter pada 10 Januari.
Setelah gambar itu dimuat secara online, Noor Aziro Abdullah, 35 tahun, menerima banyak panggilan.
Panggilan-panggilan itu menanyakan tentang iklan yang dipasangnya.
Salah satu dari panggilan itu yakni seorang wanita yang juga berasal dari Malaysia.
Wanita itu diketahui berusia 33 tahun dan menghubungi Aziro karena penasaran.
Sejak saat itu mereka tersebut pun menjadi akrab seiring berjalannya waktu.
"Kami hanya berteman karena ini masih tahap awal hubungan," kata Aziro kepada Malay Mail.
"Meskipun dia bilang dia setuju untuk menjadikanku suaminya, kami masih ingin saling mengenal dulu."
Setelah beberapa minggu saling chatting, keluarga Aziro menginginkan seseorang yang dapat menerima dia apa adanya.
Aziro sendiri diketahui merupakan seorang tukang kayu yang hidup sederhana dengan tiga saudara perempuan lainnya.
Meskipun spanduknya telah diturunkan oleh Dewan Kota Dungun, Aziro terus menerima panggilan dan pesan tentang iklannya.
"Aku masih menerima telepon dari seluruh penjuru. Kebanyakan dari mereka berasal dari luar Terengganu, ada yang dari Klang, Johor, bahkan Sarawak dan yang mengejutkan, aku juga menerima telepon dari Indonesia."
Seorang penelepon dari Penang bahkan meneleponnya untuk memuji Aziro dan orisinalitasnya, sementara yang lain bertanya apakah metodenya berhasil karena dia ingin mencobanya juga untuk temannya.