Advertorial

(Foto) Suami Istri Ini Bangun Museum Kelinci, Alasannya Sungguh Romantis

Ade Sulaeman

Editor

Pasangan suami istri Frazee di Los Angeles membangun sebuah museum kelinci yang saat ini koleksinya sudah mencapai 35.000 buah.
Pasangan suami istri Frazee di Los Angeles membangun sebuah museum kelinci yang saat ini koleksinya sudah mencapai 35.000 buah.

Intisari-Online.com – Paskah sering pula diidentikkan dengan telur dan kelinci. Nah, di Los Angeles, Amerika Serikat, ada sebuah museum kelinci atau The Bunny Museum.

Uniknya, museum ini merupakan sebuah cara yang dilakukan oleh sepasang suami istri untuk menunjukan rasa cinta mereka satu sama lain.

Pasangan suami istri yang saling mencintai itu adalah Candace Frazee (61 tahun) dan Steve Lubanski (60 tahun).

Museum Kelinci berlokasi di kota Altadena. Museum ini memiliki koleksi sekitar 35.000 benda yang berhubungan dengan kelinci.

(Baca juga: Dulu Lahir Prematur Dengan Otak Terlihat dari Kulitnya, Sekarang Beginilah Penampilan Bayi Ini di Ulang Tahun Pertamanya)

Tidak hanya boneka kelinci, museum ini juga menyimpan buku seni tentang kelinci, mainan, games, jam, sampai lampu berbentuk kelinci.

Bahkan, ada juga kelinci sungguhan yang telah dibuat menjadi taxidermi atau diawetkan.

Dilaporkan, koleksi Museum Kelinci menceritakan sebuah kisah cinta puluhan tahun antara Candace dan Steve.

Mereka mulai mengoleksi benda-benda berbentuk kelinci sejak 25 tahun lalu. Awalnya, pada 1993 Steve membelikan sebuah mainan kelinci untuk Candace pada Hari Valentine pertama mereka.

(Baca juga:Presiden Rusia Tak Bisa Berhenti Tertawa Saat Nama Indonesia Disebut, Rupanya karena Hal Ini)

“Ketika mulai berkencan, aku memanggil Steve dengan kata kelinci kesayangannku. Ia menyukainya jadi ia memberiku sebuah boneka kelinci di Hari Valentine pertama kami,” cerita Candace.

Sikap sederhana ini jadi sebuah tradisi yang berlanjut hingga kini. Mereka saling memberi hadiah bertema kelinci secara rutin untuk mengungkapkan cinta mereka yang tidak pernah pupus.

“Kami tetap saling memberi sebuah hadiah kelinci setiap hari sebagai sebuah bentuk cinta. Jadi Museum Kelinci ini adalah sebuah kisah cinta,” lanjut Candace.

Ia bercerita, orang-orang yang datang selalu bilang: “Wow, anda benar-benar suka kelinci”. Namun, ia dan Steve selalu menjawab: “Bukan, kami cinta satu sama lain.”

(Baca juga:Demi bertahan Hidup, Bus Malam Lebih Mewah Dari Pesawat, Kemewahan Kabinnya Bikin Takjub!)

Dilansir dari situs Mail Online, berhari-hari sebelum museum resmi dibuka, pasangan suami istri itu mengatur koleksi mereka yang begitu mengesankan. Mereka membuka sebuah toko suvenir bertema kelinci di toko sepeda milik Steve.

Toko suvenir kelinci itu mengesankan para pengunjung toko. Hal itu mendorong Steve dan Candace membuka rumah mereka di Pasadena yang bertema kelinci untuk pengunjung pada Maret 1998.

Pada saat itu mereka memiliki sekitar 7.000 benda bertema kelinci. Dengan bertambahnya koleksi, akhirnya mereka pindah ke rumah yang lebih besar di Altadena, di samping toko sepeda milik Steve, Open Road Bicycle.

Kini, koleksi benda kelinci itu sudah mencapai 35.000 buah. Candace dan Steve pernah tercatat dalam Guinness World Record sebagai pemilik benda bertema kelinci terbanyak di dunia pada 1999 dengan jumlah 8.437 buah.

(Baca juga:Kecanduan Seks dari Kecil Membuat Wanita Ini Hampir Bunuh Diri, Lalu Sebuah Jalan Mengubah Segalanya)

“Kami bahkan punya kelinci antik yang berusia 2.000 tahun. Kami juga punya mainan kelinci yang terbuat dari debu letusan Gunung St. Helena dan dari sabun batangan Ivory,” cerita Candace.

Diantara banyaknya koleksi itu, merek juga punya tiga ekor kelinci sungguhan. Hewan-hewan itu berloncatan di sepanjang lorong museum dengan diawasi pemiliknya.

“Kami yakin memelihara mereka untuk diperlihatkan kepada orang-orang. Inilah koleksi kami yang sesungguhnya,” kata Steve.

Candace menambahkan, di museum sejarah alam ada coyote, gajah, dan dinosaurus, jadi di Museum Kelinci ada kelinci sungguhan yang telah diawetkan dipertujukkan.

“Kami beruntung punya kaki kelinci, mainan dengan bulu kelinci, sebuah jaket dari bulu kelinci yang dibuat dari 30-40 ekor kelinci, cukup menyeramkan,” kata Candace.

Masih cerita Candace, kebanyakan penataan koleksi kelinci it diatur lebih ke suasana perayaan dan menyenangkan. Namun demikian, ternyata penataan itu pernah juga membuat pengunjung menangis kesenangan.

Steve menambahkan, beberapa bulan lalu ada seorang pria yang pernah memiliki mainan Bug Bunny ketika ia masih kecil. Pria itu kehilangan mainan kelincinya.

Nah, ketika pria itu datang ke museum, ia melihat ada mainan kelinci seperti miliknya dulu. Pria itupun nyaris menangis dan meminta untuk bisa berfoto bersama mainan kelinci Bug Bunny itu.

“Jadi, aku mengambil mainan itu dan membiarkan pria ia mengenang masa kecilnya. Kemudian pria berusia 50 tahun itu difoto dengan memegang mainan kelinci itu sambil menangis karena itu membuatnya merasa terhibur,” cerita Steve.

Ini membuktikan bahwa museum yang dibangun dari sebuah kisah cinta itu ternyata memberi arti pula kepada pengunjungnya. Kisah cinta yang tidak hanya dimiliki oleh suami istri itu ketika memulainya.

Candace dan Steve masih saja mencari mainan kelinci kemanapun mereka pergi, atau ke toko barang antik dan saat liburan.

Banyak orang yang bilang, bukankah mereka sudah punya begitu banyak koleksi bertema kelinci.

Dan Candace akan menjawab: “Kami hanya menikmatinya. Ini adalah tentang cinta, betapa kami saling mencintai satu sama lain.”

(Baca juga:Masih Ingat Kakek 75 Tahun yang Nikahi Gadis Berusia 25 Tahun? Begini Kondisi Keduanya Sekarang)

Artikel Terkait