Advertorial
Intisari-Online.com - Seorang pembantu muda, Lensa Lelisa yang bekerja untuk keluarga desainer ternama Lebanon terpaksa melompat dari balkon lantai dua untuk melarikan diri dari kekerasan fisik yang diterimanya selama berbulan-bulan.
Akibatnya, kedua kaki pembantu berusia 20 tahun itu patah dalam upaya melarikan diri pada 11 Maret lalu.
Dilansir dari Daily Mail, Lelisaberkata bahwa majikannya memukulinya dengan kabel listrik, menyeret rambutnya di sekitar ruangan dan menghantamkan kepalanya ke dinding.
Bibi Lelisa merekamnya ketika Lelisa berbicara tentang dugaan kekerasan fisik setelah kondisinya pulih di Serhal Hospital, Beirut pada 19 Maret.
(Baca juga: Mari Jaga Diri Kita untuk Tidak Mencampuri Urusan Orang Lain)
Lelisa tiba di Beirut dari Ethiopia pada bulan Juli tahun lalu untuk bekerja pada keluarga perancang busana ternama Eleanore Ajami.
Lelisa mengaku dia dipukuli setiap hari oeh keempat anggota keluarga perancang busana dan tidak diizinkan meninggalkan rumah karena alasan apa pun.
Joe Khalil, salah satu anak di keluarga itu sering menyeret rambut Lelisa, akan mengacungkan jari-jarinya ke matanya dan bersama dengan saudaranya Crystel akan menyerangnya dengan gunting.
Setelah Joe mengancam akan menyakitinya lagi, Lelisa memutuskan untuk melarikan diri bersama dengan pelayan Ethiopia lainnya.
(Baca juga: Sudah Kendarai Mobil Meski di Bawah Umur, Anak Laki-laki Ini Juga ‘Ngaku’ Keluarga Aparat saat Ditegur)
Namun setelah melihat kedua kaki Lelisa patah karena melompat dari lantai dua, pelayan itu mengurungkan niatnya untuk kabur.
Lelisa berterima kasih pada Tuhan karena dia tidak mati.
Dia telah mengalami banyak kekerasan dan tidak ada yang membantunya.
Setelah video cerita Lelisa tersebat di media sosial, para aktivis Lebanon marah dan mengutuk perlakuan keluarga desainer itu kepada Lelisa.
(Baca juga: Berapa Banyak Rata-rata Kotoran yang Dihasilkan Setiap Orang Selama Hidupnya?)