Advertorial

Tragis, Jenderal Perang Saudara AS Ini Tewas Akibat Tertembak Pasukannya Sendiri

Moh Habib Asyhad

Editor

Jackson sendiri meninggal beberapa hari kemudian setelah diamputasi dan terkena pneumonia.
Jackson sendiri meninggal beberapa hari kemudian setelah diamputasi dan terkena pneumonia.

Intisari-Online.com -Tahun 1863 merupakan masa terjadinya berbagai pertempuranhebat antara pihat Utara dan Selatan dalam Perang Saudara AS (US Civil War).

Kejadian pertama adalah pertempuran enam hari di Chancellorsville, Virginia, yang berkecamuk tanggal 1-6 Mei 1863.

Pertempuran pecah antara pasukan Union Army of Potomac yang dipimpin Mayjen Joseph Hooker berhadapan dengan South’s Army of Northern Virginia yang dipimpin Jenderal Robert Lee dibantu Letjen Thomas ‘Stonewal’ Jackson yang legendaris.

Hooker memiliki hampir 134 ribu pasukan, termasuk 11 ribu kavaleri dan lebih dari 400 pucuk meriam.

Mereka berhadapan dengan 60 ribu pasukan Lee termasuk 3.000 pasukan berkuda dan 220 meriam.

(Baca juga:Robert Edward Lee, Jenderal Perang Saudara AS yang Meskipun Kalah Perang Tapi Tetap Dihormati oleh Para Musuhnya)

Pihak Utara bertempur untuk merebut ibukota Selatan, Richmond, yang terletak hanya 160 km dari Washington.

Dengan merebut ibukota tersebut, pihak Utara berharap perang segera selesai.

Apalagi pihak Selatan relatif lebih lemah karena tidak memiliki industri seperti Utara.

Ekonominya banyak bertumpu pada pertanian dan perkebunan. Gerakan pasukan Hooker pada 30 April telah mendekati Chancellorsville.

Namun pasukannya diserang di daerah berhutan Wilderness oleh Jackson.

Hooker mengira dia menghadapi pasukan utama Selatan, sehingga dia agak ragu, khawatir lalu mundur.

Jenderal Lee malah bingung melihat lawannya kurang inisiatif. Karena itu dia ganti yang mengambil inisiatif untuk mengusir Hooker.

Pada 2 Mei 1863, Jackson memerintahkan Brigjen Robert Rodes untuk menyerang pasukan Utara.

You can go forward then (Kamu dapat maju terus),” kata Stonewal Jackson dengan tenang.

(Baca juga:Dari Julius Caesar Sampai Perang Vietnam, Inilah 8 Perang Sipil yang Mengubah Sejarah Umat Manusia)

Dengan kata-kata ini maka terjadilah salah satu serangan paling mengesankan selama perang saudara.

Pasukan Rodes sore itu bergerak melalui hutan lebat dengan diam-diam, dan akhirnya tiba di tempat terbuka yang merupakan posisi pasukan Utara.

Mereka ini tak pernah mengira hutan Wilderness yang begitu lebat akan dilalui musuh.

Serangan mendadak ini berhasil mengocar-kacirkan pasukan Utara dalam tempo hanya satu jam.

Jackson berniat untuk mengetahui langsung hasil pertempuran, dan bersama beberapa stafnya dengan berkuda dia maju ke depan dalam keremangan senja.

Namun tiba-tiba mereka terkena hujan tembakan, yang ternyata dilepaskan sekelompok pasukan sendiri dari Resimen ke-18 North Carolina yang mengira sedang didekati musuh.

Jackson ikut terkena tembakan dan kudanya pun tak terkendali, menjatuhkan jenderal itu hingga pingsan.

Padahal yang mengetahui rencana serangan berikut hanyalah dia dan perwira kavalerinya, Ambrose Hill yang juga terluka parah.

(Baca juga:Biasa Dilindas Tank, Begitulah Waffen SS si Mesin Perang Adolf Hitler dalam Latihan Tempurnya)

Akibatnya fatal karena serangan konfederasi pun menjadi tak terarah lagi.

Jackson sendiri meninggal beberapa hari kemudian setelah diamputasi dan terkena pneumonia.

Dalam rangkaian pertempuran ini, dari total 134 ribu pasukan Utara, maka sekitar 17 ribu orangnya menjadi korban.

Sedangkan pasukan Selatan kehilangan 13 ribu dari 60 ribu orang pasukannya.

Kehilangan besar ini bagi Selatan sangat berarti, karena Robert Lee sulit merekrut lagi pasukan baru.

Ini berbeda dengan Utara yang sumber dayanya lebih besar, termasuk jumlah penduduknya.

Sumber daya pihak Selatan yang semakin menipis, terus didesak oleh pasukan Utara , antara lain dengan pengepungannya terhadap Petersburg dan Richmond pada bulan April 1865, membuat pasukan Selatan makin melemah.

Pengepungan ini memaksa Robert Lee terus mundur ke Selatan.

Tetapi pasukan Utara di bawah pimpinan Jenderal Ullysses Grantjuga bergerak cepat ke Selatan, paralel dengan arah yang ditempuh pasukan Lee.

Pada waktu yang dianggap tepat, Ulysses Grant melepaskan pasukan kavalerinya pimpinan Jenderal Philip Sheridan untuk memotong arah mundurnya Lee.

(Baca juga:Tragis! Bermaksud Bunuh Komandan Nazi, Pasukan Komando Inggris Justru Nyaris Habis karena Terbantai)

Menyadari posisi dan kekuatannya yang lebih lemah dari lawannya, maka akhirnya Robert Lee menerima tawaran dari Grant untuk menyerah dengan persyaratan yang ringan sekali.

Ketika itu dia tinggal punya 7.800 orang pasukan.

Upacara penyerahan pun berlangsung di Gedung Pengadilan Appomattox pada 9 April 1865. Perang Saudara Amerika pun berakhir sudah.

Artikel Terkait