Advertorial
Intisari-Online.com -Pernyataan parlemen Catalunya untuk memisahkan diri dari Spanyol dan menjadi negara merdeka bisa membuat Spanyol kembali terjebak dalam perang saudara.
Bagaimanapun juga, negara yang berada di Semenanjung Iberia itu pernah dilanda perang saudara antara kaum Republik yang condong ke kiri melawan kaum Nasionalis kanan yang cenderung fasis.
Perang yang mengakibatkan sedikitnya 600 ribu orang kehilangan nyawa ini berlangsung selama 33 bulan, dari Juli 1936 hingga Maret 1939.
(Baca juga:Perang Saudara di Spanyol, Ajang Pemanasan Menyambut Perang Dunia II yang Banjir Darah)
(Baca juga:Melalui Menteri Luar Negeri, Indonesia Menolak Kemerdekaan Catalunya, Apa Alasannya?)
Perang saudara yang akhirnya dimenangkan pihak Nasionalis itu, ternyata memiliki aspek lebih luas: sebagai ajang pemanasan untuk Perang Dunia II.
Kita tahu, Pemerintah Spanyol sendiri tidak mau mengakui kemerdekaan Catalunya secara sepihak itu. Lebih dari itu, Spanyol juga menyebut ada upaya makar dari wilayah yang terkenal dengan destinasi wisatanya tersebut.
Dengan demikian, jika pemerintah Spanyol sampai melakukan tindakan militer terhadap Catalunya bisa menyebabkan konflik berdarah.
Apalagi masih banyak warga Catalunya yang ternyata tidak setuju dengan pernyataan merdeka yang diproklamirkan secara sepihak itu.
Setidaknya ada sekitar 300 ribu warga telah turun ke jalan dan menggelar aksi demontrasi pada Minggu (29/10) kemarin.
Polisi Catalunya berusaha keras menjaga aksi demo itu agar tidak berkembang menjadi aksi bentrok antara warga Catalunya yang pro dan kontra-kemerdekaan.
Kepolisian di Catalunya sebenarnya juga dilanda kebingungan karena harus menurut perintah dari pemerintah resmi Spanyol atau harus patuh pada “pemerintah” Catalunya yang sudah menyatakan merdeka.
Selain menjadi perhatian dunia internasional pernyataan kemerdekaan Catalunya dikhawatirkan akan “menular” ke negara-negara Uni Eropa lainnya.
Kita tunggu saja, sejauh mana drama integrasi di Spanyol ini berjalan.