Saat ini tempat tersebut dijadikan tempat wisata, dan bisa dikunjungi siapa saja dengan membayar tarif sebesar Rp 10.000 menurut laporan Kompas.com.
Untuk mencapai tempat tersebut pengunjung harus menaiki anak tangga yang tak jauh dari lokasi tersebut.
BACA JUGA : Pengakuan Rob O'Neill, Anggota Navy SEAL yang Menembak Mati Osama bin Laden
pemakaman bayi pada sebatang pohon ini dalam bahasa Toraja disebut Passilliran dan hanya dilakukan oleh masyarakat Toraja yang menganut Aluk Todolo (kepercayaan terhadap leluhur).
Sedangkan pohon yang digunakan untuk pemakaman tersebut disebut pohon Taraa, yang dipilih karene memiliki getah yang dinggap mirip dengan ASI.
Menurut keyakinan setempat, pemakaman pohon merupakan cara Orang Toraja mengembalikan bayi ke rahim ibunya. (Afif Khoirul M)
Source | : | kompas.com,listverse |
Penulis | : | Editorial Grid |
Editor | : | Editorial Grid |
KOMENTAR