Advertorial

Pria Dengan Jumlah Sperma yang Rendah Meningkatkan Risiko Penyakit

Moh Habib Asyhad

Penulis

Jumlah air mani pria adalah penanda evaluasi kesehatan dan kesuburannya secara umum yang memberi mereka kesempatan untuk penilaian kesehatan dan pencegahan penyakit.
Jumlah air mani pria adalah penanda evaluasi kesehatan dan kesuburannya secara umum yang memberi mereka kesempatan untuk penilaian kesehatan dan pencegahan penyakit.

Intisari-Online.com – Jumlah sperma yang rendah tidak hanya terbatas pada ketidaksuburan, namun juga membuat pria berisiko tinggi terkena penyakit.

Begitulah sebuah penelitian baru, seperti dilansir dari thehealthsite.com, menyebutkan.

Menurut para peneliti ini, jumlah air mani pria adalah penanda evaluasi kesehatan dan kesuburannya secara umum yang memberi mereka kesempatan untuk penilaian kesehatan dan pencegahan penyakit.

“Penelitian kami dengan jelas menunjukkan bahwa jumlah sperma yang rendah dengan sendirinya dikaitkan dengan perubahan metabolisme, risiko kardiovaskular, dan massa tulang yang rendah,” jelas penulis utama Alberto Ferlin, Profesor di Universitas Brescia, Italia.

(Baca juga:Gadis 21 Tahun yang Lahir dari Donor Sperma Begitu Terkejut Mengetahui Dirinya Punya 40 Saudara Tiri!)

“Pria infertil cenderung memiliki masalah kesehatan atau faktor risiko yang lain yang bisa mengganggu kualitas hidup dan mempersingkat hidup mereka,” jelas Ferlin lagi.

Untuk penelitian tersebut, para peneliti mempelajari 5.177 pasangan pria dari pasangan yang tidak subur.

Semua pria dalam penelitian tersebut memiliki analisis sperma sebagai bagian dari evaluasi kesehatan menyeluruh, termasuk pengukuran hormon reproduksi dan parameter metabolik mereka.

Lalu, para peneliti menemukan bahwa sekitar setengah pria memiliki jumlah sperma rendah dan 1,2 kali lebih mungkin dibandingkan mereka dengan jumlah sperma normal, untuk memiliki lemak tubuh yang lebih besar, tekanan darah tinggi, kolesterol “jahat” (LDL), dan trigliserida, serta menurunkan kolesterol “baik” (HDL).

Mereka juga memiliki frekuensi sindrom metabolik yang lebih tinggi, dan ini meningkatkan kemungkinan mengembangkan diabetes, penyakit jantung, dan stroke, demikian menurut para peneliti.

Ukuran resistensi insulin, masalah lain yang dapat menyebabkan diabetes, juga lebih tinggi pada pria dengan jumlah sperma rendah.

Para peneliti menemukan peningkatan dua belas kali lipat risiko hipogonadisme, atau kadar testosteron rendah, pada pria dengan jumlah sperma yang rendah.

Dan setengah pria dengan testosteron rendah memiliki osteoporosis atau massa tulang rendah, kemungkinan pendahulu osteoporosis, seperti ditemukan pada pemindaian kepadatan tulang.

Dalam temuan tersebut juga menunjukkan bahwa jumlah sperma yang rendah itu dikaitkan dengan ukuran kesehatan kardiometabolik yang lebih buruk.

(Baca juga:Tidak Lazim Dimakan, Nyatanya Kulit Salak Menyimpan Banyak Manfaat untuk Kesehatan. Begini Cara Mengonsumsinya)

Artikel Terkait