Advertorial
Intisari-online.com -Lina Jubaedah, mantan istri Sule, meninggal sejak 4 Januari lalu.
Kematiannya membekas dan meninggalkan luka mendalam bagi keluarganya.
Banyak kabar simpang siur mengenai kondisi mendiang sebelum meninggal dunia sampai kisruh pemindahan makam.
Menjawab kabar yang simpang siur, berikut beberapa fakta terbaru kematian mendiang Lina yang meninggal 4 Januari 2020:
1. Pernah masuk IGD
Pada 21 November 2019, Lina pernah masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) karena asam lambungnya naik.
Sempat diberi obat, rupanya Lina masih merasa tak enak badan, sehingga dokter memberikan obat tambahan.
Saat itu, kondisinya jauh lebih baik.
Pada 11 Desember, Lina mengalami sesak dan dibawa ke Rumah Sakit Santosa untuk menjalani rawat inap selama satu hari.
"Dibilang sama, asam lambung juga. Terus yang lainnya sehat, darahnya sempat 220 per diastolik sistolik itu tinggi saja. 220 per 150 kalau enggak salah. Terus paling rendah itu 150 per 110," ujar Tedy Pardiyana, suami Lina dilansir dari Kompas.com.
2. Makanan yang disantap sebelum meninggal
Tedy Pardiyana mengungkap makanan yang disantap Lina sebelum meninggal dunia.
Lina yang didiagnosis hipertensi, dari riwayat medis istrinya yang diterima dari Rumah Sakit Al Islam, sempat makan masakan Padang sebelum meninggal.
Tedy menduga makanan Padang dan beberapa makanan yang mengandung minyak yang sempat dikonsumsinya, menjadi pemicu hipertensi.
"Kalau dari hipertensi, itu kan sebelumnya makan nasi padang yah, bukan jelek-jelekin itu ya.
Dari situ agak susah nelen (menelan), jadi kayak (asam) lambungnya naik ke saluran THT, jadi agak susah nelen dan susah napas," ujar Tedy mengutip dari Kompas.com.
3. Alasan RS tak beri diagnosa penyebab kematian
Pihak Rumah Sakit Al Islam Bandung menyatakan bahwa saat Lina dibawa ke rumah sakit, kondisinya sudah tak bernyawa.
Saat itu, pihak rumah sakit tidak bisa menentukan penyebab kematian karena Lina telah meninggal dunia.
"Kemungkinan bisa macam-macam. Data di kami riwayat ada hipertensi (tekanan darah tinggi)," ucap dokter Guntur Septapati.
4. Sengketa lokasi makam
Makam almarhumah Lina akhirnya sepakat untuk dipindahkan ke TPU Nagrog, Ujung Berung, Bandung, Jawa Barat.
Pemindahan ini akhirnya, diakui Sule, mantan suami Lina, sebagai keputusan yang membuat tenang keluarga almarhumah.
Pemindahan ini juga bisa menghentikan perdebatan terkait lokasi pemakaman untuk Lina yang sempat membuat masing-masing pihak bersitegang.
"Ini kan dipindahkannya di tempat, di tengah-tengah, supaya apa namanya, polemik ini tidak terlalu melebar," kata Sule.
5. Menunggu hasil otopsi
Selain melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi yang mengetahui peristiwa dan melihat langsung kematian Lina, pihak kepolisian yang sudah selesai melakukan otopsi, juga sedang menunggu hasilnya.
"Nanti jika ada perkembangan terbaru bisa saja dimintai keterangan kembali. Untuk hasil otopsi belum keluar," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Saptono Erlangga via ponsel.
6. Sule sulit lupakan mantan istri
Meski sudah resmi berpisah, hubungan Sule dengan keluarga mantan istrinya masih baik-baik saja.
Hal itu terlihat dari suasana tahlilan yang digelar keluarga Lina.
Sule akrab berbincang dengan keluarga mendiang Lina.
Kontras dengan hubungan keluarga mendiang Lina dan Tedy, yang diakui oleh Tedy kurang harmonis.
Komedian asal Cimahi ini mengaku tak bisa melupakan kebaikan yang sudah diberikan oleh almarhumah semasa hidup.
"Dia itu orang baik, saya bukan siapa-siapa di sini. Jadi banyak kebaikan-kebaikan yang tidak bisa saya lupakan," kata Sule seperti dilansir dari Kompas.com.
7. Tedy tak akan laporkan balik Rizky Febian
Kabar Tedy akan melakukan tuntutan balik pada Rizky Febian, ternyata hanya isapan jempol.
Tedy tidak akan menuntut Rizky karena dia merasa tidak menjadi tertuduh.
"Bagaimana pun, amanah Bunda Lina, Rizky Febian itu anak saya juga, dan yang pasti, kondisinya tidak akan mengubah sedikit pun hubungan saya dengan keluarga Sule," kata Tedy.
(Rintan Puspita Sari)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Fakta Baru Kematian Ibunda Rizky Febian, Lina Jubaedah"