Advertorial
Intisari-Online.com - Pemerkosa paling produktif dalam sejarah Inggris akhirnya ditangkap.
Dia telah menghabiskan waktu sekitar 1 dekade dengan memikat banyak pemuda mabuk ke apatemennya lalu melakukan pemerkosaan.
Pemerkosa asal Indonesia bernama Reynhard Sinaga ini telah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup setelah dinyatakan bersalah dalam empat persidangan terpisah.
Dilansir dari CNN, Senin (6/1/2020), Reynhard Sinaga yang dijuluki 'predator setan' dinyatakan bersalah atas 159 tuduhan pemerkosaan terhadap 48 pria yang berbeda.
Fakta bahwa semua korbannya laki-laki menguak fakta lain bahwa Raynhard merupakan penyuka sesama jenis atau kalangan (LGBT).
Namun tahukah Anda bahwa menjadi gay, terlebih di dalam penjara adalah hal yang sulit?
Dilansir dari Progressive.org, berikut pengakuan mantan napi gay tentang pengalamannya berada di dalam penjara.
"Di penjara, sulit," kata Guzman dengan suara lembut. "Tapi menjadi gay di penjara membuatnya sepuluh kali lebih sulit."
Baginya, pelecehan karena identitas seksual mereka adalah makanan sehari-hari.
Pelecehan itu tidak hanya datang dari sesama napi tapi juga dari staf penjara.
Fakta ini didukung oleh survei tahun 2015 terhadap 1.118 tahanan yang dilakukan oleh Black and Pink, sebuah organisasi nasional yang mengoordinasikan sahabat pena dan menyediakan sumber daya untuk narapidana LGBTQ.
Ditemukan bahwa 83 persen responden menghadapi pelecehan verbal oleh sesama narapidana, sementara 70 persen mengalami diskriminasi dan pelecehan verbal oleh staf penjara.
Dan 85 persen dari responden menunjukkan bahwa mereka telah menghabiskan waktu sendirian dan terkucilkan.
Guzman, yang menjalani hukuman di beberapa penjara negara bagian Illinois, Amerika, mengatakan dia berusaha keras menghindari intimidasi fisik dan pelecehan verbal.
"Saya selalu harus menjadi orang terkuat di daerah itu, dan itu benar-benar melelahkan."
"Saya menghabiskan banyak waktu diisolasi dan dipisah untuk membela diri sendiri."
Napi LGBT biasanya dikirim ke pengasingan sebagai hukuman atau kalau tidak untuk melindunginya dari gangguan napi lainnya.
"Ketika Anda berada dalam isolasi, Anda terputus dari apa pun yang dapat membangkitkan gairah. Ini sangat sulit dan merendahkan."
Itulah sebabnya Guzman tidak kehilangan kemampuan untuk hanya sekadar menuruti keinginannya .
Tak hanya itu, banyak hukuman mengerikan di penjara untuk orang-orang ini termasuk tidur di "ranjang hukuman," yang terletak di dekat mesin es keras dan di bawah lampu neon yang bersinar sepanjang malam.
Di Illinois, tempat Guzman dipenjara, rancangan undang - undang yang diperkenalkan pada Desember 2016 sebenarnya telah membatasi jumlah waktu tahanan penjara untuk ditempatkan di sel isolasi.
Namun RUU ini tertunda.
Mirisnya perlakuan buruk terhadap LGBT di dalam penjara ini membuat banyak mantan napi LGBT yang mengabdikan hidupnya untuk meengakhiri kekerasan yang pernah mereka hadapi.