Advertorial
Intisari-online.com - Kehamilan merupakan kabar gembira bagi orang tua manapun.
Namun, bagaimana jika kemudian kabar kehamilan itu justru menjadi awal sebuah hal mengerikan seperti yang dialami oleh wanita ini.
Mengutip Bastille Post pada Jumat (27/12/2019), kisah tersebut dialami oleh wanita dari Guangxi, Tiongkok bernama Huang.
Suatu hari dia dinyatakan hamil oleh dokter jadi dia bahagia mendengar kabar itu.
Kemudian, 4 bulan berikutnya dia memutuskan untuk pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan rutin ibu hamil.
Namun, dia belum menyadari ada sesuatu yang terjadi di dalam rahimnya.
Saat tiba di rumah sakit dan melakukan pemeriksaan, dokter terkejut ketika melakukan tes USG.
Usia kehamilan yang seharusnya berusia sekitar 15 minggu tersebut mengalami hal ganjil.
Dokter tidak bisa menemukan letak janinnya, dengan kata lain janinnya dinyatakan hilang.
Embrionya tidaki ditemukan dalam rahimnya selama pemeriksaan ultrasonografi, jadi dilakukanlah pemeriksaan lanjutan.
Pada awalnya dokter curiga wanita ini mengalami kehamilan ektopik.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang berkembang di luar rahim, biasanya di dalam tuba falopi.
Situasi ini membahayakan nyawa karena dapat menyebabkan pecahnya tuba falopi jika kehamilannya berkembang.
Secara umum, kehamilan ektopik memberikan 95% peluang akan ditemukan di saluran tuba.
Kemudian, atas saran dokter Huang dilarikan ke rumah sakit dan dipindahkan ke rumah sakit besar.
Setelah pemeriksaan dan perawatan dokter menyatakan memang wanita ini mengalami kehamilan ektopik.
Tetapi embrionya sangat jarang berada di rongga perut, ketika berusia 4 bulan.
Dokter menyatakan, sekitar 1 dalam 15.000 tingkat kematian ibu adalah 5% dan tingkat kelangsungan hidup janin hanya 0,1%.
Setelah kondisi ini ditemukan akhirnya dilakukan pembedahan biasa untuk mengeluarkan janin.
Jika tidak, kantung ketuban akan pecah dan bisa mengancam nyawa sang ibu.
Baca Juga: Jarang Diketahui, Ternyata Daun Sirsak Bisa Jadi Obat Ampuh untuk Atasi Kanker Lho
Rumah sakit mengatur operasi untuk wanita hamil itu atas nama keluarga Huang.
Tapi karena Huang memiliki berat badan hanya 33 kilogram dan menderita kekurangan gizi, operasinya akan berjalan lebih sulit.
Untungnya, operasi berhasil diselesaikan beberapa hari observasi di departemen perawatan intensif dan bisa dirawat di bangsal umum.