Advertorial

Minus pada Mata Bisa Hilang Dengan Minum Jus Wortel Teratur, Mitos atau Fakta?

Mentari DP

Editor

Ada banyak beredar mitos-mitos seputar kesehatan mata yang bisa menimbulkan kerancuan. Mana yang benar?
Ada banyak beredar mitos-mitos seputar kesehatan mata yang bisa menimbulkan kerancuan. Mana yang benar?

Intisari-Online.com - Mata merupakan salah satu organ tubuh yang vital.

Tanpa mata, kita tidak bisa melihat indahnya dunia ini.

Sayangnya, bersamaan itu pula, ada banyak beredar mitos-mitos seputar kesehatan mata yang bisa menimbulkan kerancuan.

Bahkan salah kaprah mengenai mitos-mitos tersebut bisa menyebabkan kerusakan mata serius, seperti kebutaan.

Baca Juga: Konsumsi Bangkai Kambing, 12 Orang Keracunan: Sengaja atau Tidak, Ini Bahaya Konsumsi Bangkai Hewan Bagi Kesehatan Manusia

Berikut beberapa contohnya:

Mitos: menonton televisi terlalu dekat bisa merusak mata.

Jika anak menonton televisi terlalu dekat, patut dicurigai anak tersebut sudah mengalami kerusakan mata sehingga pandangan jarak jauhnya terganggu.

Menurut penelitian, melihat terlalu dekat dengan waktu lama, seperti bermainvideo gamedapat memicu timbulnya minus mata karena sumbu bola mata memanjang bisa terjadi karena faktor lingkungan.

Pada usia 18 tahun ke atas umumnya perkembangan bola mata sudah berhenti sehingga menonton TV terlalu dekat, membaca dalam keremangan, bermainvideo gameakan memicu mata lelah bahkan buram, meski tidak permanen.

Obatnya hanya dengan mengistirahatkan mata.

Baca Juga: Alami Penipuan Ojek Online? Tenang, Ini yang Harus Anda Lakukan

Mitos: minus pada mata bisa hilang dengan minum jus wortel teratur

Anggapan ini tidak tepat.

Vitamin A memang baik untuk sel saraf mata, namun tidak ada hubungannya dengan mata minus atau silinder.

Mata minus atau silinder terjadi akibat kelainan anatomis seperti sumbu bola mata yang memanjang, kelainan kelengkungan korne, dan sebagainya; sehingga mengakibatkan sinar jatuh tidak tepat di retina.

Hal ini umumnya bersifat keturunan/genetik.

Konsumsi vitamin apa pun tidak akan mengoreksi keadaan tersebut, kecuali dengan operasi, seperti LASIK atau operasi lensa tanam.

Mitos: iritasi atau keluhan pada mata bisa sembuh dengan basuhan rebusan daun sirih.

Salah besar dan malah berakibat fatal.

Daun sirih umumnya mengandung jamur dan jika kornea mata yang dibasuh kebetulan sedang terluka, jamur bisa tumbuh di sana.

Infeksi jamur bisa menyebabkan infeksi kornea mata sehingga bisa mengakibatkan kebutaan.

Mitos: pakai kacamata atau lensa kontak dapat menambah minus atau silinder mata.

Tidak benar.

Kacamata adalah alat bantu penglihatan agar sinar jatuh tepat pada retina dan tidak berpengaruh pada penambahan atau pengurangan minus maupun silinder.

Minus dapat naik walau kacamata dipakai atau dilepas.

Baca Juga: Kaki Anda Sering Kram? Jangan Dianggap Sepele! Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius Ini

Mitos: katarak bisa disembuhkan dengan obat.

Iklan “penyembuhan katarak tanpa operasi” sangat menyesatkan karena katarak belum ada obatnya dan hanya dapat dihilangkan lewat operasi.

Mitos: jangan melihat bayi dari atas kepalanya karena akan mengakibakan mata juling.

Tidak benar. Juling (strabismus) terjadi akibat kelainan otot, saraf mata, atau ada penyakit yang menyertai seperti katarak kongenital, tumor mata, dsb.

Jadi tidak ada hubungannya dengan kebiasaan bayi melihat atau salah gendong.

Segera periksakan ke dokter mata begitu orangtua menemukan kelainan kedudukan bola mata pada anak sebelum terlambat sehingga menyebabkan mata malas yang tidak dapat dikoreksi lagi dengan alat bantu penglihatan seperti kacamata atau lensa kontak.

Mitos: semua obat tetes mata adalah sama untuk semua jenis penyakit mata.

Ini sangat tidak benar dan berbahaya.

Diagnosis untuk penyakit mata itu banyak sekali. Bahkan mata merah bisa bermacam-macam penyakit dan obatnya.

Efek obat yang salah justru dapat memperparah penyakit mata.

Misalnya obat tetes yang mengandung steroid tanpa pengawasan dokter justru akan membuat peninggian tekanan bola mata sehingga dapat terjadi glaukoma dan mengancam penglihatan permanen.

(dr. Ferdiriva Hamzah, Sp.M. Seperti pernah dimuat di MajalahIntisariedisi Februari 2013)

Baca Juga: Ari Askhara Berpeluang Diseret ke Pengadilan Pidana, Ini Sanksi yang Harus Dihadapinya, Besar Dendanya Berkali-kali Lipat dari Harga Barang yang Diseludupkan

Artikel Terkait