Advertorial
Intisari-online.com - Ketika Anda mengetik Bali di Google, Anda akan dihadapkan pada beberapa banyak orang yang menceritakan keindahannya.
Siapapun setuju bahwa pulau dewata ini adalah sepotong surga di Asia.
Menurut TripAdvisor beberapa tahun lalu, pulau itu disebut sebagai tempat favorit para turis di Asia, itu adalah hal fantastis mengingat persaingannya di Asia.
Namun apakah dengan segala keindahan yang ditawarkanya bagaimanakan Bali, di mata orang-orang asing.
Seorang penulis bernama Tim Pile yang menerbitkan tulisannya di South China Morning Post pada 2016 silam menganai perjalanan Asia.
Menceritakan, bagaimana kenyataan tentang Bali.
Baginya Bali sama rileksnya dengan kesibukan Anda, tempat itu sangat damai dan nyaman.
Menjelajahi sawah di Ubud, pusat budaya dan kuliner, serta keindahan alam semua ada di Bali. Sesuatu yang benar-benar eksotis bagi para turis.
Bali juga terkenal karena memiliki 11 gunung berapi aktif pagi para pendaki ini sangat menantang, selain itu sungai, air terjun dan pantai di bali adalah yang terbaik.
Namun, satu-satunya yang mencoreng citra bali adalah pemboman pada 2002 dan 2005 silam. Meski demikian, empat juta orang asing tidak pernah surut datang ke Bali.
Itu adalah sekelumit cerita indah tentang Bali, tapi Tim Pile juga mejelaskan bagaimana keburukan yang ada di Bali melalui pendanganya.
Gunung berapi aktif mungkin adalah daya tarik, namun juga ancaman pada 2015 misalnya letusah salah satu gunung di Bali mengakibatkan awan abu muntahan ke langit selama hampir satu minggu.
Menyebabkan penerbangan dari Bandara Denpasar Bali dijadwalkan ulang, itu terjadi kembali beberapa bulan kemudian.
Sedangkan Bali sendiri memiliki 11 gunung aktif.
Kemudian, masalah lalu lintas dan kemacetan, Bali merupakan jalanan yang sangat macet tahun 2015 lebih dari 500 korban jiwa mereka kebanyakan wisatawan yang mengendari motor tanpa helm.
Sampah plastik dan udara plastik terbakar sering tercium, sampah yang dibuang sembarangan juga sering terlihat di pantai.
Pengambilan tas, pencurian ponsel, pencopetan juga marak di Bali, parahnya perdagangan narkoba juga sering kali muncul.
Di mana beberapa menawarkannya pada wisatawan.
Sementara itu tanah di Bali juga mulai tergerus dengan dibangunnya hotel-hotel mewah.
Bangunan tradisional berventilasi baik yang memanfaatkan angin sepoi-sepoi menghilang untuk konstruksi beton dengan AC daripada kipas angin.
Lalu, air tanah berkualitas buruk adalah hasil dari permintaan yang terus meningkat.Sekitar 60 persen air Bali dikonsumsi oleh industri pariwisata.
Pariwisata telah berbuat banyak untuk mengangkat orang Bali keluar dari kemiskinan tetapi dengan kehidupan sosial?
Meskipun tidak ada yang dapat disalahkan karena mereka ingin melarikan diri dari kehidupan kerja keras di sawah.
Menyedihkan melihat para penjual suvenir, yang pernah bekerja sama memanen tanaman padi desa, bersaing secara agresif untuk menjual pernak-pernik kepada turis.
Selain itu, pengrajin pensiun tanpa menyerahkan keahlian mereka kepada generasi muda yang sejak lama menyadari bahwa mereka dapat menghasilkan lebih banyak uang.
Meski demikian, Bali adalah tempat terbaik untuk menyaksikan matahari terbenam.