Advertorial
Intisari-Online.com - Nadiem Makarim, Bos Gojek Indonesia mengaku secara terbuka mendapat kepercayaan untuk bergabung dalam Kabinet Kerja Jilid 2.
"Saya mendapat penghormatan yang luar biasa untuk bisa bergabung di kabinet Pak Presiden," ucap Nadiem, Senin (21/10/2019) sebagaimana diwartakan Kompas.com.
Nadiem juga mengaku telah mundur dari jabatan CEO di perusahaan yang dibesarkannya.
Pasti di Gojek sudah mundur. Tidak ada posisi dan kewenangan apa pun di Gojek," ucapnya.
Lulusan Harvard hingga Jadi Juragan Gojek dengan Pendekatan Unik
Sejak awal, Nadiem lebih suka menyebut PT Gojek Indonesia adalah perusahaan teknologi, bukan perusahaan penyedia jasa ojek.
Padahal, Gojek menawarkan jasa transportasi ojek yang cepat dan praktis.
Dari aplikasi ini, user bisa langsung memesan ojek hanya dengan beberapa langkah mudah.
Setelah itu, ojek akan datang menjemput ke tempat konsumen dan mengantarkan ke tempat yang dituju.
Selain itu, Gojek juga melayani jasa antar barang dan atau kurir, jasa antar pesan makanan, hingga jasa shopping.
Aplikasi layanan Gojek pun diketahui telah berkembang pesat.
Dilansir dari Kompas.com, Nadiem sendiri merupakan pria lulusan Master of Business Administration dari Harvard Business School.
Dia mengaku bahwa idenya ini juga sejalan dengan salah satu tugas kuliahnya.
Saat awal merintis bisnis, ia hanya memiliki 10 karyawan dan 20 tukang ojek.
Bagi Nadiem, awal mendirikan Gojek merupakan masa yang penuh dengan tantangan.
Salah satu kendala utamanya adalah sulitnya merekrut para pengojek untuk bergabung.
Saat itu, Nadiem pun terjun langsung merekrut tukang ojek. Ia kerap turun ke jalan, tempat para tukang ojek mangkal.
Ia lalu banyak menghabiskan waktu dengan mengobrol hingga membelikan mereka kopi dan rokok.
Setelah rajin melakukan pendekatan, akhirnya banyak dari mereka bersedia bergabung di Go-Jek.
Semua kerja kerasnya itu tidak sia-sia hingga dirinya kini ditawari Presiden Joko Widodo bergabung dalam Kabinet Kerja Jilid II.