Advertorial
Intisari-online.com - Fenomena hidup kembali setelah kematian adalah sebuah fenomena langka yang sedikit tercatat dalam dunia medis.
Faktanya, kasus semacam ini ternyata dikaitkan dengan kelaianan khusus yang dimiliki oleh yang bersangkutan.
Melansir Dailystar pada Kamis (17/10/19), seorang wanita 45 tahun merupakan salah satu contoh dalam kasus ini.
Dikisahkan wanita asal India yang tak disebutkan namanya ini menderita penyakit paru obstruktif kronik, kondisi paru-paru radang yang membuat pasien tidak bisa bernapas.
Baca Juga: Ketika Alumni ITB Berlari 'Mencari Donasi' Sepanjang Jakarta - Bandung
Dia dirawat di rumah sakit untuk perawatan, namun dinyatakan meninggal di Rumah Sakit Multispeciality.
Keluarganya yang berduka dilaporkan menunggu di rumah sakit selama tiga jam, sampai ambulans membawanya pulang.
Kemudian, ketika mereka melakukan perjalanan pulang, keluarga mengatakan masih melihat mayatnya bisa bergerak.
Segera mereka membawanya ke rumah sakit lain.
Baca Juga: Air Kelapa dari Buah dengan Sabut Berwarna Merah Muda Diklaim Ampuh Obati Batu Ginjal, Benarkah?
Doktere menghabiskan dua jam mencoba resusitasi dadurat, sayangnya wanita itu gagal diselamatkan dan kembali dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Pemerintah, Chandigarh.
Otoritas medis India tidak menemukan malpraktek dalam kasus ini dan menerima dua deklarasi kematian tersebut.
Atas fenomena langka ini, Dr Harish dari India menyebutnya jika, pasien diberi "obat penyelamat" pasien mungkin bisa hidup kembali meski mereka dinyatakan meninggal.
Dr Harish menyebut wanita itu mungkin memiliki sindrom Lazarus, sebuah fenomena yang tercatat hanya 38 kali dalam sejarah.
Wanita ini adalah contoh ke-39 yang pernah terjadi.
Lazarus adalah tokoh dalam Alkitab yang dikatakan telah dibangkitkan dari kematian oleh Yesus Kristus.
Dalam kasus ini, wanita ini adalah orang pertama di India yang mengalami sindrom Lazarus.
Dr Dasari Harish, kepala departemen forensik rumah sakit, mengatakan, "Dalam istilah medis, ini disebut 'fenomena Lazarus' dan di seluruh dunia hanya 38 kasus yang telah dilaporkan sejauh ini."