Advertorial

Selain Pernah Dibuat Jengkel Gara-gara Ini, Puan Maharani Juga Pernah Dibuat Terkejut oleh Megawati: 'Loh, Kok Mama Bisa Pidato?'

K. Tatik Wardayati
,
Ade S

Tim Redaksi

Parasnya mirip dengan sang ibu, Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum DPP-PDI. Sifat-sifatnya pun ada yang sama.
Parasnya mirip dengan sang ibu, Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum DPP-PDI. Sifat-sifatnya pun ada yang sama.

Intisari-Online.com – Politikus Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Puan Maharani ditetapkan sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 209-2024 dalam rapat paripurna DPR yang diadakan Selasa (1/10/2019) malam.

Pemilihan dan penetapan Puan sebagai Ketua DPR berbeda bila dibandingkan dengan pemilihan ketua DPR periode sebelumnya.

Melansir dari kompas.com, bila pada periode sebelumnya pimpinan DPR dipilih dengan mekanisme paket oleh seluruh anggota DPR melalui voting, Puan bisa terpilih karena partainya menjadi pemenang Pemilu 2019.

Penetapan Puan sebagai Ketua DPR tersebut sekaligus menjadi sejarah baru bagi lembaga legislatif Indonesia, yaitu untuk pertama kali seorang politikus perempuan menjabat sebagai Ketua DPR.

Baca Juga: Kekayaan Puan Maharani Capai Rp363,7 Miliar, Ini Ragam Harta Wanita yang Sekarang Jadi Ketua DPR

Bagaimana sosok Puan Maharani yang kita kenal sekarang, Tabloid NOVA pernah mewawancarainya, ketika dia menghadiri pelantikan sang ibu, Megawati Soekarnoputri, menjadi Ketua PDI-P sesudah KLB di Surabaya.

Berikut ini penggalan wawancara yang pernah dimuat di Tabloid NOVA, edisi No. 307, 9 Januari 1994, dengan judul asli Megawati di Mata Sang Putri “Sebagai Ibu, Mama Sempurna dan Penuh Perhatian”.

Namanya panjang, Puan Maharani Nakshatra Kusyala Devi (20). Nama itu pemberian nenek dan pamannya, Guruh Soekarnoputra.

Baca Juga: Jadi Perempuan Pertama yang Jabat Ketua DPR, Puan Maharani Teruskan Tradisi 'Serba Pertama' Trah Politik Soekarno

Parasnya mirip dengan sang ibu, Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum DPP-PDI. Sifat-sifatnya pun ada yang sama.

Puan, begitu ia dipanggil, adalah mahasiswi Jurusan Komunikasi FISIP Universitas Indonesia. Dengan ibunya, Puan mengaku sangat dekat.

Adakah yang berubah setelah Mama terjun ke politik?

Mama jadi tambah sibuk. Waktunya makin sedikit buat jalan-jalan sama Puan. Paling-paling ketemu pagi, saat sarapan.

Baca Juga: Tak Kalah dari Jokowi, Puan Maharani Tunjukkan Desain Jaketnya yang Bertema Asian Games 2018

Kalau dulu, Mama pasti ada di rumah saat Puan pulang kuliah. Sekarang, kadang-kadang Puan tidak tahu Mama sudah pergi atau belum.

Yang tidak berubah dalam diri Mama?

Mama masih tetap memperhatikan putra-putrinya. Meski sibuk, masih punya waktu buat kami. Mama pandai dan sangat sabar pada Puan dan kakak-kakak.

Puan lahir berapa bersaudara sih?

Baca Juga: Gaji Megawati di BPIP Rp112 Juta, Lebih Besar Dari Gaji Presiden Jokowi

Puan punya dua kakak, Mohamad Rizki Pratama kuliah di Arsitektur ITB, dan Mohamad Prananda Prabowo di UI. Semuanya belum ada yang berminat pada politik.

Apa rasanya punya kakak laki-laki semua?

Waktu kecil Puan mainnya cuma sama mereka. Permainan anak laki-laki. Memanjat pohon, main kelereng, pokoknya nakal sekali. Sebenarnya kepingin juga main boneka. Tapi nggak ada temannya.

Barulah setelah SMP, Puan melepaskan diri. Bermain dengan teman, punya sahabat. Rasanya senang sekali.

Baca Juga: Kisah Para Perempuan di Parlemen, Usia 23 Tahun Jadi Anggota DPR Hingga Perempuan Pertama yang Jadi Ketua DPR

Dimanja oleh Mama?

Nggak selalu. Waktu kecil Puan sering disuruh membersihkan kamar tiap habis bangun tidur. Dan kalau memang Puan melakukan kesalahan, pasti dimarahi.

Puan pernah punya pengasuh?

Ada. Namanya Mbok Rekso. Orangnya baik sekali. Kalau Puan minta apa-apa pasti diberi.

Baca Juga: Tak Kalah dari Jokowi, Puan Maharani Tunjukkan Desain Jaketnya yang Bertema Asian Games 2018

Sayangnya, beliau sudah meninggal. Kalau pengasuh Mama malah masih hidup dan tinggal bersama kami. Sudah dianggap seperti saudara.

Nasihat apa yang paling sering Mama tekankan pada anak-anaknya?

Mama selalu bilang, kalau mengerjakan sesuatu harus sampai selesai. Jangan setengah-setengah. Kalau memang suka pada sesuatu sukanya harus datang dari diri sendiri. Bukan dari orang lain. Itu selalu saya ingat.

Yang menjengkelkan dari Mama?

Baca Juga: Sukmawati Soekarnoputri: Bapak Menangis Karena Mendengar Kabar Pembunuhan Massal Terkait G30S

Mama paling senang menyuruh kami ikut macam-macam les. Dari menari, piano, basket, voli. Meski Puan sadari manfaatnya, kadang-kadang suka kesal dan capek.

Pernah sehari ada dua les, piano dan voli. Puan inginnya les voli saja. Tapi Mama bilang masih ada waktu buat les piano. Untunglah, setelah besar, kami bebas memilih les apa yang disenangi.

Suka protes nggak kalau Mama pergi melulu?

Iya sih. Kadang-kadang Puan suka bilang, "Mama kok kerjanya pergi melulu. Kapan waktunya buat Puan." Tapi kalau acaranya nggak begitu penting, Mama pasti memilih pergi dengan Puan.

Baca Juga: Rachmawati Soekarnoputri Kecil Senang Ubun-ubunnya Ditiup Bung Karno yang Pernah Berutang untuk Pernikahan Anaknya

Ke mana saja perginya?

Paling sering ke supermarket. Puan paling senang masak berdua dengan Mama. Seringnya sih masak spageti. Atau akhir tahun kami jalan-jalan bersama ke suatu tempat.

Tapi tampaknya tahun ini, Puan di rumah saja. Habis Mama telanjur sibuk dengan PDI. Apalagi Januari ini PDI berulangtahun.

Apa pengalaman Puan saat ikut KLB di Surabaya?

Baca Juga: Kisah Para Perempuan di Parlemen, Usia 23 Tahun Jadi Anggota DPR Hingga Perempuan Pertama yang Jadi Ketua DPR

Puan sama sekali tidak bisa berbicara dengan Mama. Dengan Papa masih bisa meski cuma lewat telepon.

Berhubung sibuk dengan tes, baru dua hari sebelum KLB selesai Puan menyusul ke sana. Rasanya deg-degan terus dan hanya bisa tinggal di posko.

Kenapa deg-degan?

Setiap orang membawa berita berbeda-beda. Sementara itu Puan tidak bisa melihat keadaan Mama sebenarnya. Ada yang bilang caretaker-tiya tidak ada di tempat sidang. Ada juga yang bilang Mama sudah kembali ke Jakarta.

Baca Juga: Memilukan, Potret Saat Kakak Laki-laki Berusaha Menjelaskan Adik Perempuannya Bahwa Saudaranya Sudah 'Aman' dan 'Tidak Ada yang Mengganggunya'

Bagaimana ceritanya kok Mama bisa dicalonkan sebagai Ketua Umum PDI?

Orang lain yang mencalonkan Mama. Mulanya Mama memang tidak bersedia. September kemarin ada sekitar 100 orang datang ke rumah untuk membujuk Mama. Lama-lama Mama setuju juga.

Pernah melihat Mama pidato?

Pernah saat kampanye kemarin. Pertama kali Puan sempat kaget. Lho, kok Mama bisa pidato? Padahal tidak pernah Puan melihat Mama latihan di rumah.

Baca Juga: Peserta Ajang Pencarian Bakat Ini Bernama Megawati Prabowo

Hebatnya Mama selalu pidato tanpa teks! Bicaranya bisa menggebu-gebu dan semangat, persis Kakek. Puan bangga sekali. Padahal pembawaan Mama sehari-harinya lembut, lho.

Apa kekurangan Mama?

Hampir tidak ada. Sebagai ibu, Mama sempurna dan penuh perhatian. Cuma saja, dia sekarang makin sibuk dan repot. Itu saja.

Berarti Puan nggak setuju kalau ada yang menjelekkan Mama?

Baca Juga: Gaji Megawati di BPIP Rp112 Juta, Lebih Besar Dari Gaji Presiden Jokowi

Kalau lihat faktanya, kadang-kadang Puan bertanya-tanya, kok masih ada sih yang mau menjegal Mama. Alasannya terlalu dicari-cari.

Rasanya ingin sekali menolong Mama. Kalau sudah begitu, Puan hanya bisa menenangkan diri dan berdoa.

Dihalang-halangi begitu, kelihatannya Mama sakit hati tidak?

Tampaknya sih nggak. Tapi saya juga ragu, apa mungkin Mama tidak sakit hati. Susah ditebak sih.

Baca Juga: Megawati Genap Berusia 71 Tahun, Inilah 5 Fakta Perjalanan Hidup Anak Presiden Pertama RI

Sebagai anak orang beken, apakah Puan mendapat perlakuan berbeda dari teman-teman?

Oh tidak. Puan biasa-biasa saja di antara mereka. Puan juga punya sahabat. Tempat untuk cerita. Susah dan senang bisa sama-sama.

Kini makin banyak mahasiswa berdemonstrasi. Apa komentar Puan?

Bagus, asal niatnya positif dan dilakukan tertib. Itu kan menunjukkan bahwa mereka berani mengeluarkan pendapat. (Noverita K. Waldan, Renny Yaniar)

Baca Juga: Kegagalan Megawati Berkoalisi Ancam Nawa Cita Jokowi-JK

Artikel Terkait