Advertorial
Intisari-Online.com - Dalam kunjungannya ke China bulan lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan sebuah informasi.
Yakni bahwa, Ping An Insurance, perusahanaan asuransi berbasis daring asal China telah memberi saran seputar mengatasi defisit kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Dalam keterangan resminya, Luhut menyampaikan bahwa ia menyarankan agar pihak Ping An bertemu langsung dengan BPJS Kesehatan untuk membahas upaya apa yang bisa diterapkan untuk memperkecil defisit.
Menurut Luhut, BPJS Kesehatan memang bukan lingkup kerjanya.
Menanggapi hal ini, BPJS Kesehatan merespons positif.
Menurutnya, adanya keinginan pihak lain untuk membantu mengatasi masalah BPJS Kesehatan harus ditanggapi dengan baik.
Meski terbuka dengan kesempatan kerja sama, Kepala Humas BPJS Kesehatan M Iqbal Anas Ma'ruf mengaku sampai sekarang pihaknya belum memutuskan akan bekerja sama dengan Ping An atau tidak.
"Konteksnya masih perkenalan dan lainnya, masih penjajakan. Tidak ada yang tabu dengan itu. Karena ini masih penjajakan, belum ada pembicaraan yang detail," ujar Iqbal, Senin (26/8).
Iqbal mengatakan, pihaknya perlu menimbang kerja sama ini secara hati-hati, apalagi BPJS Kesehatan harus selalu mematuhi aturan yang berlaku.
Iqbal menambahkan, BPJS Kesehatan sudah membangun sistem IT sejak PT Askes (Persero).
Menurutnya, dengan jumlah kesertaan mencapai 224 juta, dengan transaksi keuangan, layanan dan lainnya, tidak mungkin BPJS Kesehatan dikelola secara manual.
Namun kemudian Luhut mengklarifikasi akan isu kerjasama tersebut.
Baca Juga: 20 Sapi Mati Ditabrak Kereta Api, Mereka Diduga Telah Mengembara Sejauh 8 Kilometer Sebelumnya
Dirinya menegaskan bahwa belum ada satu pun kerja sama yang disepakati antara Ping An Insurance dan pemerintah.
Ia menjelaskan, hal ini bemula dari pertemuannya dengan salah satu pemimpin Ping An Insurance di salah satu acara saat kunjungannya ke China pada bulan lalu.
"Dari perbincangan tersebut terungkap perusahaan asuransi berbasis daring ini menggunakan teknologi kecerdasan buatan dan telah sukses membantu efiensi bisnis mereka.
Perusahaan publik ini memelopori menggunakan sistem manajemen kesehatan berbasis teknologi di 282 kota di China," ujar Luhut dalam keterangan tertulisnya, Minggu (25/8) sebagaimana dilansir dari laman Kontan.
Menurut Luhut, saat itu ia menyarankan agar pihak Ping An bertemu langsung dengan lembaga tersebut untuk membicarakan apa saja yang bisa diterapkan atau ditingkatkan lagi untuk memperkecil defisit BPJS yang jumlah pesertanya saat ini mencapai lebih dari US$ 222 juta.
Ia berharap perusahaan ini bersedia berbagi pengalaman mereka yang telah sukses mengelola asuransi kesehatan bagi peserta yang jumlahnya lebih banyak dari peserta BPJS, sehingga bantuan perusahaan asuransi China masih sebatas saran saja.
Baca Juga: Ibu Kota Pindah, Apa yang Akan Terjadi Dengan Jakarta? Ini Jawaban Anies Baswedan
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di Nasional.kontan.co.id dengan judul BPJS Kesehatan jajaki kerjasama dengan perusahaan China untuk tekan defisit dan Klarifikasi Luhut: Belum ada kerjasama dengan perusahaan China terkait BPJS Kesehatan